Liga 1
Ada Peluang Lunasi Utang PSIS Semarang Rp45 Miliar, Eks Pemilik Saham 30 Persen Blak-blakan
PT Mahesa Jenar Semarang yang menaungi klub Liga 1 Indonesia, yakni PSIS Semarang, sedang membutuhkan suntikan dana sebesar Rp45 miliar.
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Muhammad Israjab
Hasil pembelian saham akan digunakan untuk menyelesaikan utang PT MJS.
Di sisi lain, Direktur Wahyu Agung Group, Junianto, berpeluang membeli saham klub tersebut.
Sebelumnya, Junianto masuk jajaran pemilik saham PT MJS. Dengan menguasai 30 persen.
Namun, semua saham itu bepindah tangan ke pengusaha asal Jakarta, Heri Sasongko, Direktur PT Megah Jaya Mulya, pada 2023 lalu.
"Selasa, 23 Mei 2023, dihadapan lawyer dan notaris di Jakarta, Direktur Utama Wahyu Agung Group, Bapak Junianto, menjual kepemilikan saham PT Mahesa Jenar sebesar 30 persen," tulis Ebes Anto via akun Instagram miliknya.
"Saham dijual ke pengusaha asal Jakarta, Bapak Heri Sasongko, Direktur Utama PT Megah Jaya Mulya. Sukses selalu PT Megah Jaya Mulya," tambahnya.
Terbaru namanya kembali disebut-sebut bisa melunasi utang klub tersebut. Hanya saja ia seakan ogah melakukan hal tersebut.
Ada yang menyebut kalau Junianto menutupi utang, tersebut maka dia akan memiliki saham mayoritas di dalam klub presentase 59 persen.
Baca juga: Calon Investor PSIS Semarang Usai Mencuat Utang Rp45 Miliar, Buka-bukaan Yoyok Sukawi
"Sumber akun yutub sing bahas PSIS Semarang: Kalau Pak Anto bayar hutang 45M saham beliau menjadi 59 persen," tulis komentar @esafrmnsh.
Anto sapaannya blak-blakan atas permintaan para netizen ini. Supaya bisa menuntaskan persoalan ini.
Menurutnya, apa yang dialami klub tersebut tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.
"Tidak sesederhana itu mas, walaupun next 50 persen lebih bila saya beli digabung dengan saham Heri, karena Heri masih proses tuntutan delusi tahun 2022."
"Apalagi ada kerugian Rp45 M di tahun 2023 dan 2024. Perlu independensi autor yang valid."
"Betul nggak uang itu untuk biayai klub atau kecampur biayai yang lain," ujarnya.
Ia pun menyinggung awal bergabung, kalau manajemen masih acak-acakan dan tak rapi.
"Betul nggak uang itu untuk biayai klub atau kecampur biayai yang lain, mengingat ketika saya masuk management acak-acakan dan tidak rapi."
"Mana uang perusahaan dan mana uang pribadi campur-campur ya intinya kan di delusi sahamnya Heri mas," ujarnya menjawab permintaan netizen. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.