Sosok Sinterklas Identik dengan Hari Natal, Kehadirannya Punya Makna Memberi Tanpa Imbalan
Berikut sosok Sinterklas yang begitu identik dengan Hari Natal setiap tahunnya.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut sosok Sinterklas yang begitu identik dengan Hari Natal setiap tahunnya.
Kehadiran dari sosok yang begitu identik dengan kostum warna merah dan putih ini memiliki makna memberi tanpa imbalan.
Ia hadir menyebarkan kebaikan dengan banyak hadiah kepada anak-anak menjelang Hari Natal.
Bahkan pada momen menggembirakan ini, sosoknya kerap hadir di tempat-tempat perbelanjaan sebagai penghibur dan pengingat Natal.
Seperti diketahui, Hari Natal jatuh pada tanggal 25 Desember 2024.
Pada momen ini, tak hanya pohon Natal ataupun pernak-pernik lainnya namun juga sosok Sinterklas.
Di Indonesia sosok tersebut begitu dinantikan anak-anak karena dikenal sebagai pemberi hadiah.
Baca juga: Ada Santa Claus di Gereja Fransiskus Xaverius Kendari, Bagi-bagi Kado Natal Untuk Anak-anak
Biasanya anak-anak akan tertidur, lalu terbangun mendapatkan hadiah dari Sinterklas.
Lantas siapa sosok Sinterklas ini?
Dalam sejarah, sosok Sinterklas begitu panjang dan memiliki latar belakang cerita berbeda-beda.
Hampir di setiap negara, juga mengenal Sinterklas.
Figur yang kita kenal sekarang ini merupakan hasil dari perpaduan berbagai tradisi dan legenda dari berbagai budaya.
Sosok Sinterklas punya sejarah dan makna beragam.
Ada yang menyebutnya sebagai seorang uskup yang baik hati.
Lalu, kisahnya yang begitu panjang dan menginspirasi banyak orang.
Nama lain dari Santa Claus adalah Sinterklas, yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu Sint Nikolaas.
Selain itu, Sinterklas juga memiliki nama-nama lain, seperti: Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, Sinyokolas.
Nama Santa Claus berasal dari pergantian nama Sinterklas oleh Amerika Serikat (AS) di Koloni New Amsterdam. Koloni tersebut ditempati oleh penduduk asal Belanda yang melakukan emigrasi ke AS.
Akar Sejarah:
Santo Nikolaus
Baca juga: Persiapan Gereja Ora Et Labora Kendari Sulawesi Tenggara Jelang Natal 2024, Bakal Diikuti 800 Jemaat
Asal-usul Sinterklas dapat ditelusuri kembali ke Santo Nikolaus, seorang uskup dari Myra, Turki (sekarang Demre), yang hidup pada abad ke-4 Masehi.
Santo Nikolaus dikenal karena kebaikan hatinya, terutama belas kasihannya terhadap orang-orang miskin dan sakit.
Banyak kisah yang menceritakan tentang kemurahan hatinya, seperti memberikan hadiah secara rahasia kepada orang-orang yang membutuhkan.
Penyebaran Legenda
Legenda tentang Santo Nikolaus menyebar ke seluruh Eropa dan mengalami berbagai adaptasi.
Di Belanda, ia dikenal sebagai Sinterklas, sosok yang datang pada malam 5 Desember untuk memberikan hadiah kepada anak-anak yang baik.
Sinterklaas digambarkan sebagai orang tua berjanggut putih dengan pakaian merah dan putih, serta ditemani oleh seorang asisten bernama Zwarte Piet (Black Pete).
Transformasi Menjadi Santa Claus
Ketika imigran Belanda membawa tradisi Sinterklas ke Amerika Serikat, sosok ini mengalami transformasi menjadi Santa Claus.
Penggambaran Santa Claus yang kita kenal sekarang, dengan pakaian merah dan putih yang gemuk, banyak dipengaruhi oleh iklan Coca-Cola pada abad ke-20.
Iklan-iklan tersebut menampilkan Santa Claus sebagai sosok yang ceria dan ramah, duduk di depan perapian sambil menikmati minuman bersoda.
Simbolisme dan Makna
Sinterklas telah menjadi simbol dari semangat berbagi dan kebaikan hati.
Figur ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberi tanpa mengharapkan imbalan, serta menumbuhkan rasa sukacita dan kebahagiaan pada saat perayaan Natal.
Fakta Menarik tentang Sinterklas
Asal Mula Nama:
Nama "Santa Claus" berasal dari pelafalan bahasa Belanda dari nama "Sint Nikolaas".
Kereta Luncur dan Rusa Kutub:
Gambar Sinterklas yang menaiki kereta luncur yang ditarik oleh rusa kutub mulai populer pada abad ke-19.
Stocking:
Tradisi menggantung stocking untuk diisi hadiah oleh Sinterklas juga berasal dari Eropa.
Konon, Santo Nikolaus pernah memberikan hadiah kepada tiga orang gadis miskin dengan cara memasukkan hadiah ke dalam kaus kaki mereka yang sedang dijemur di perapian. (*)
(Tribun-Papua.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.