Tribun UMKM
Cerita Pasutri di Kendari, Sukses Bangun Usaha Kue dari Nol hingga Jadi Penyedia Lapangan Kerja
Inilah kisah pasangan suami istri (Pasutri), Laode Rakhmad Darmawan dan Masita Sahibu dalam membangun bisnis kue di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah kisah pasangan suami istri (Pasutri), Laode Rakhmad Darmawan dan Masita Sahibu dalam membangun bisnis kue di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasangan ini memutuskan untuk terjun ke dunia kuliner pada tahun 2017, setelah mencoba berbagai bisnis, mulai dari laundry hingga warung internet (warnet).
Mereka mendirikan usaha kue yang diberi nama “Aufa”, sebuah bisnis yang lahir dari ketertarikan Masita terhadap dunia kuliner.
Berbekal modal minim dan tekad untuk tidak bergantung pada pinjaman, pasangan ini memulai usaha dari skala kecil hingga Toko Aufa kini tumbuh pesat.
Saat ini, Aufa telah menjadi penyedia lapangan kerja bagi warga sekitar, dan telah memiliki karyawan sebanyak 35 orang.
“Sebenarnya AUFA ini bukan bisnis saya, karena yang mendirikan sebagai inisiator awal itu istri saya. Saya cuman sebagai backup dari istri saya. Dalam hal ini saya di back officenya, mengatur bagian belakangnya,” kata Rakhmad, Jumat (15/11/2024).
Rakhmad menyampaikan pencapaian Aufa yang paling berkesan sejak berdiri dirasakan saat pandemi Covid 19 melanda.
Baca juga: Kisah Asma Lestarikan Tenun Sulawesi Tenggara, Bina Puluhan Perajin di Kendari hingga Hasilkan Cuan
Aufa mampu bertahan tanpa harus memberhentikan karyawan atau mengurangi gaji, bahkan karyawan mereka saat itu menerima gaji tepat waktu.
“Tidak ada pengurangan gaji, tidak ada keterlambatan, dan kami bisa melewati masa sulit itu bersama,” tutur Rakhmad.
Di tahun 2018, Rakhmad juga mulai memperluas jangkauan pemasaran melalui digital marketing.
Dengan memanfaatkan media sosial, mereka berhasil menarik pelanggan dari berbagai kalangan dan meningkatkan brand awareness secara efektif dan hemat biaya.
Di tengah persaingan bisnis kue yang semakin ketat di Kota Kendari, Rakhmad dan Masita tidak pernah merasa khawatir jika pelanggan mereka pindah ke yang lain.
Menurut Rakhmad, pelanggan pada dasarnya tidak setia, sehingga usaha apapun yang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan, mereka tetap akan berpaling ketika ada tawaran yang lebih menarik, baik dari segi harga maupun rasa.
Sehingga, fokus utama mereka adalah membangun tim yang solid dan memperkuat bisnis mereka secara bertahap untuk mencapai target bersama.
“Persaingan bagi saya bukan tentang pelanggan lari ke tempat lain. Bagi kami, yang terpenting adalah kekompakan dan mencapai tujuan yang kita sepakati bersama dalam tim,” pungkas Rakhmad. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
Kisah Asma Lestarikan Tenun Sulawesi Tenggara, Bina Puluhan Perajin di Kendari hingga Hasilkan Cuan |
![]() |
---|
'Mereka Beruntung Jika Melihatnya' Kisah Pemuda di Desa Lohia Muna Kembangkan Wisata Danau Ubur-ubur |
![]() |
---|
Cerita Jaka Suharno Teruskan Usaha Kerajinan Anyaman Daun Pandan Milik Neneknya di Wakatobi Sultra |
![]() |
---|
Usaha Warung Kopi Pebisnis Muda di Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Raup Untung Rp2 Juta per Hari |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Seorang Mualaf Jadi Kepala KUA Kecamatan Sawa Konawe Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.