Wawancara Khusus Tribunnews Sultra
Isi Hati La Ode Darwin Calon Bupati Muna Barat Sulawesi Tenggara, Anggap Berkah Lawan Kotak Kosong
Jawaban calon bupati Muna Barat, La Ode Darwin saat wawancara eksklusif di kantor TribunnewsSultra.com, Selasa (10/9/2024).
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Desi Triana Aswan
Basic saya adalah pengusaha, saya memimpin beberapa perusahaan yang ada di Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Morowali, yang bergerak di bidang nikel, tiba-tiba banting setir ke politik.
Orang berfikiran saya mau mencari apa lagi? Tetapi yang menjadi persoalan adalah ada suatu waktu tiba-tiba terketuk hati saya untuk kembali ke Muna Barat.
Pemikiran saya Muna Barat ini adalah kampung halaman, daerah saya sejak kecil mulai dari SD sampai SMA. Saya melihat Muna Barat perkembangannya belum maksimal, sehingga saya terdorong untuk merubah Muna Barat agar bisa menjadi lebih baik dibutuhkan pemimpin yang ikhlas.
Catatannya adalah menjadi calon bupati itu jangan mengandalkan sumber finansial dari pihak ketiga.Â
Selama ini banyak fenomena yang terjadi calon bupati dibiayai pihak ketiga, tetapi saya berpikiran untuk membangun Muna Barat menjadi lebih baik dengan catatan saya maju sebagai calon bupati dengan biaya sendiri.
Penafsirannya begini, modal politik itu jangan mengandalkan pihak ketiga. Kita juga punya uang, bukan berarti kita mau beli masyarakat, artinya adalah menjadi calon bupati itu berarti harus sudah matang secara finansial.
Fenomenanya begini, saya berkeliling di Muna Barat dan saya melihat banyak tim-tim sukses yang membuat masyarakat kecewa dengan pemimpin-pemimpin dulu. Mungkin pemikirannya seperti ini, setelah mereka menjadi bupati mereka (masyarakat) dilupakan.
Kita menggali dan mengkroscek semua, ternyata memang fenomena politik itu kalau kita punya utang dengan orang lain dalam hal Pilkada maka kebijakan kita itu sepenuhnya tidak dipegang kendali oleh bupati atau wakil bupati karena kita punya utang ini.
Jadi saya tegaskan dalam berpolitik itu kita sudah harus selesai dengan diri sendiri dulu baru kita masuk ke jalur politik. Kalau diri kita sendiri belum selesai maka yakin dan percaya ketika dia menjadi pejabat pasti dia akan lupa dengan dirinya.
Mungkin dulu tim suksesnya berjuang dengan mati-matian, kemudian menjanjikan sesuatu dengan harapan masyarakat itu diberikan nilai kesejahteraan yang lebih, setelah dia jadi bupati dia tersandera dengan kepentingan kelompok-kelompok yang lain yang mengendalikan kekuasaan, karena dia punya utang pada saat maju pilkada ini menjadi sesuatu yang berat untuk melahirkan kebijakan yang pro rakyat.
Kita melihat di Muna Barat sana sektor pertanian, peternakan, dan perikanan ini yang paling unggul harus kita lakukan. Tetapi faktanya orang menjadi pemimpin lebih banyak membuang program pada proyek-proyek yang fisik.Â
Kalau proyek-proyek fisik ini kan lebih gampang masuk ke bupati kan. Kalau membuang kepada program yang pro rakyat susah ini diambil. Nanti saya ke depan dengan segala upaya saya dan kebijakan pemerintah, kalau diberikan rejeki di Muna Barat saya dan pak Ali Basa, akan lebih memaksimalkan program pro rakyat tadi.
Misalnya di sektor pertanian kita akan maksimalkan dari anggaran Rp10 miliar misalnya kita dorong menjadi Rp50 miliar misalnya untuk membongkar lahan-lahan pertanian yang tidak produktif menjadi lahan produktif.
Lalu bibit itu kita akan berikan ke petani-petani yang tidak mampu beli bibit, atau pupuk misalnya yang sulit mereka dapatkan kita kasih gratis, pemasarannya nanti kita siapkan.
Inilah sebenarnya yang terjadi, seperti di awal saya katakan bahwa kalau mau masuk ke jalur politik ini terutama menjadi calon bupati dan wakil bupati, kalau berdasarkan hemat saya kita sudah harus selesai dengan diri sendiri dulu baru memantapkan diri untuk maju.
Sebagai seorang yang sudah berkecimpung di dunia usaha, apakah terjun ke dunia politik menjadi jalur dan passion yang berbeda? Apa pandangan Darwin tentang politik?
Kebiasaan saya dulu kan mengelola perusahaan, dalam dunia bisnis memang dibutuhkan kejujuran, loyalitas, dan kerja keras.
Kalau di politik ini warna tiap orang berbeda-beda, ada yang datang baik kepada kita ternyata ujung-ujungnya mereka tidak komitmen kepada kita. Ini memang butuh kesabaran yang luar biasa untuk mengelola dinamika yang ada.
Kalau di sisi bisnis kalau kita sudah berkata A itu harus A, makanya itu jadi modal saya dalam berbisnis. Kalau dalam politik bisa bolak-balik, bisa berubah. Makanya dibutuhkan kemampuan kita untuk mematangkan emosional kita sehingga kita tidak terpengaruh dengan hal-hal seperti itu.
Intinya menjadi pemimpin itu, ketika ada yang mengkritik kita itu dijadikan sebagai spirit kita kedepan untuk berbuat lebih baik.
7. Pertimbangan anda memilih Ali Basa sebagai calon wakil bupati, padahal secara historikal Ali Basa punya pengalaman di pemerintahan dan sebagai kader politisi. Apa yang memantapkan Darwin memilih Ali Basa?
Sejak awal saya memang berkehendak bahwa wakil saya usianya harus lebih tua supaya ada keseimbangan dalam pengelolaan pemerintahan.
Usai saya 39 tahun dan pak Ali Basa usianya sudah 62 tahun. Jadi ada keseimbangan ini. Kalau bupati dia salah bisa diingatkan oleh wakil bupati. Sehingga tidak ada konflik yang terjadi antara bupati dan wakil bupati.
Pak Ali Basa ini menjadi pilihan yang tepat bagi saya, beliau adalah birokrasi yang memulai karir dari nol sampai menjadi Pj Sekda di Muna dan pernah menjadi kepala dinas di beberapa instansi. Kemudian beliau juga politisi PDI Perjuangan, partai ini adalah pemenang pemilu di Muna Barat yang mendapatkan lima kursi ketua DPR.
Tetapi yang menjadi catatan adalah saya dan pak Ali Basa ini tidak ada deal politik. Dalam artian bahwa ada pembagian kebijakan atau mungkin ada pembagian struktur pemerintahan. Jadi saya berkomitmen dengan pak Ali Basa bahwa kebijakan itu adalah milik kita bersama, pemerintah itu adalah milik bersama terutama birokrasi.
Biasanya hanya karena ada deal atau kesepakatan politik diawal antara bupati dan wakil bupati yang tidak terealisasi pada saat menjabat itu akan menciptakan situasi yang tidak kondusif. Ibaratnya bupati dan wakil bupati ini pasangan suami istri, kalau ribut pasti rumah tangga kita menjadi tidak harmonis.
Saya berharap ke depan saya dan pak Ali Basa ini kalau diberi rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk memimpin Muna Barat, kami akan menjadi pemimpin yang betul-betul amanah, segala macam persoalan akan kami selesaikan dengan baik dan kita diskusikan dengan baik. Apapun yang menjadi kebijakan kita, itu harus didiskusikan dulu sebelum direalisasikan ke masyarakat.
8. Mau dibawa kemana Muna Barat selama 5 tahun kedepan ini jika pasangan Darwin dan Ali Basa terpilih?
Pemikiran saya itu, Muna Barat ini kan tidak punya sumber daya alam seperti tambang dibandingkan dengan daerah lain ya seperti Konawe Utara, Kolaka, dan sebagainya. Muna Barat ini hanya punya lahan dan laut yang luas, tentu anggaran kita harus maksimalkan di tiga sektor tadi itu.
Pertanian kita harus maksimalkan karena mayoritas masyarakat Muna Barat sana itu 80 persen adalah petani. Kemudian peternakan juga kita harus maksimalkan dan laut juga, nelayan kita harus diperhatikan.
Tadi sudah saya sampaikan bahwa pertanian menjadi sektor andalan kita, tetapi posisinya anggaran kita di sektor ini sangat minim sekali. Sehingga saya berharap, kalau diberi amanah nanti anggaran di sektor pertanian kita maksimalkan.
Itu nanti semua akan kita kelola sehingga bisa menjadi produktif sehingga masyarakat Muna Barat dalam lima tahun kedepan bisa menjadi masyarakat yang sejahtera, sehat ekonomi, tidak lagi bergantung kepada bantuan-bantuan sosial.
9. Dalam kurun waktu 5 tahun itu apakah bisa dituntaskan?
Saya yakin saya bisa. Salah satu program saya itu adalah Liumokesa yang berarti Kampung Keren dan Bagus. Nanti akan ada desa yang di inovasi, nanti akan ada produk-produk di situ.
Jadi di tahun pertama kita akan lakukan pemetaan potensi kita. Jadi di masing-masing wilayah itu, harus ada potensi unggulan yang kita lahirkan.Â
Tahun kedua nanti kita akan support dengan kebijakan anggaran kita, kita bongkar lahan pertanian tidur kita menjadi lahan produktif, kemudian kita juga siapkan pemasarannya.
Kalau tiga sektor ini, menyiapkan pupuk gratis, bibit gratis, kemudian ada regulasi yang kita atur di situ bahwa nanti harga jagung ditetapkan dianga sekian.
Sekarang keluhan dari petani ini, mereka punya hasil yang melimpah tetapi tidak tahu mau dijual di mana. Inilah keluhan-keluhan petani selama saya berjalan 20 bulan.
Dengan target minimal 90 persen, seberapa optimis paslon Darwin-Ali Basa memenangkan pertarungan melawan kotak kosong?
Optimis saya 100 persen, malahan mungkin lebih ya karena semangat masyarakat ini dalam membantu kami selama ini menjadi tim, bekerja secara maksimal itu dengan sukarela.
Harapan mereka adalah mereka menitipkan masa depan Muna Barat untuk bisa menjadi lebih baik kepada saya dan pak Ali Basa. Mereka memang membutuhkan pemimpin yang ikhlas, yang serius melihat mereka di masyarakat.
Saya punya dua kediaman. Itu selalu didatangi masyarakat, ibu-ibu untuk mendoakan kami supaya menjadi pemimpin di Kabupaten Muna Barat.
Jadi optimisme saya mendapatkan kemenangan di atas 90 persen, karena saya ini sudah betul-betul berjalan maksimal, menunjukkan kedekatan, dan menjelaskan program saya kepada masyarakat.
Ini kesempatan yang baik bagi masyarakat Muna Barat, kalau disia-siakan mungkin tidak akan lagi terjadi kedepan untuk mendapatkan pemimpin yang ikhlas membangun Muna Barat.
10. Apa closing statement dari Darwin?
Â
Menjadi pemimpin itu harus tahu daerah dan asal usulnya. Asal adalah orang yang betul-betul berangkat dari masyarakat yang biasa-biasa saja dan yang susah.
Orang tua saya adalah seorang guru, ibu saya ibu rumah tangga biasa, kemudian saya tidak diwarisi kekayaan yang luar biasa oleh keluarga dan orang tua saya, tetapi saya diwarisi semangat, kejujuran, keikhlasan, kerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
Intinya menjadi pemimpin itu kita harus tahu asal usul kita dari mana asal kita dan menjadi kerena siapa. Insyaallah mudah-mudahan saya tahu diri. Jadi bupati itu bukan karena saya kaya, bukan karena tim saya, tetapi karena masyarakat Muna Barat.
Tentu ini akan menjadi semangat saya di masa depan untuk berbuat yang terbaik. Kita jangan lupakan orang yang telah berbuat baik dengan kita dan membantu kita.Â
Kalau kita sudah diberikan amanah untuk menjadi pemimpin, maka amanah itu harus kita jaga sebaik mungkin. Nanti kedepan kalau Darwin dan Ali Basa menjadi bupati maka Insyaallah kita tidak akan ada jarak.Â
Rumah jabatan itu jadi rumah bagi masyarakat Muna Barat, tidak boleh ada satpol PP yang menghadang masyarakat yang mau bertemu dengan bupati.
Kalau ada yang demo kita harus temui, kita harus tahu masalahnya. Segala dinamika itu haris kita lalui. Pemimpin tidak boleh kaku, sombong, serakah.
Berbuat yang terbaik itu adalah suatu hal yang saya impikan untuk membangun Muna Barat.
Sebagai informasi, wawancara eksklusif ini dapat disaksikan selengkapnya dalam program Mata Lokal Memilih yang tayang pada Selasa (10/09/2024) di Channel YouTube TribunnewsSultra.com.
 (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Wawancara-khusus-calon-Bupati-Muna-Barat-La-Ode-Darwin.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.