Doa dan Amalan Harian

Niat dan Doa Buka Puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh di Muharram 1446 H, Jadwal dan Keutamaan

Simak berikut bacaan niat puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh di bulan Muharram.

kolase foto (handover)
Simak berikut bacaan niat puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh di bulan Muharram. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Simak berikut bacaan niat puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh di bulan Muharram.

Seperti diketahui saat ini umat Islam memasuki bulan Muharram 1446 Hijriah.

Bulan Muharram sendiri adalah bulan pertama atau awal tahun dalam kalender Hijriah.

Muharram ini juga menjadi salah satu dari 4 bulan haram dalam Islam.

Keempat bulan itu di antaranya, Muharram, Sawal, Zulkaidah dan Dhulhijjah.

Tentu bulan haram memiliki banyak keutamaan, salah satunya dilipatgandakannya pahala.

Ini menjadi momen yang baik bagi umat Muslim untuk memperbanyak amalan baik dan sunnah.

Baca juga: 7 Amalan di Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H, Doa, Kerjakan Shalat hingga Puasa Sunnah

Salah satu amalan yang bisa dilakukan di bulan Muharram adalah ibadah puasa.

Ada puasa Tasua dan Asyura di bulan Muharram.

Puasa ini dilaksanakan setiap tangal 9 dan 10 Muharram.

Selain itu ada pula puasa Ayyamul Bidh yang dilakukan selama 3 hari setiap pertengahan bulan hijriah.

Berdasarkan kalender Islam 2024 yang diterbitkan Kementerian Agama RI, Tahun Baru Islam 1446 Hijriah jatuh pada Minggu 7 Juli 2024.

Sehingga puasa Tasua yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram 1446 Hijriah, bertepatan pada Senin, 15 Juli 2024.

Kemudian puasa Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada Selasa, 16 Juli 2024.

Sedangkan puasa Ayyamul Bidh yang dikerjakan setiap tanggal 13, 14 dan 15 di bulan hijriah, tahun ini dapat dikerjakan pada tanggal 19, 20 dan 21 Juli 2024.

Niat Puasa Tasua dan Asyura

Niat Puasa Tasua, dikutip dari mui.or.id

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnatit Tasu’ai lillahi Ta’ala.

Artinya: Saya niat puasa Tasua, sunah karena Allah Ta’ala

Niat Puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’ala

Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.

Baca juga: Apa Itu Hari Tasyrik? Dilarang Puasa Setelah Idul Adha, Ada 7 Amalan Dilakukan Selama 3 Hari Ini

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ayyaamal bidh sunnatan lillaahi ta'ala

Artinya: Saya berniat melakukan puasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah ta'ala.

Bacaan doa berbuka puasa:

Berikut bacaan doa buka puasa dari riwayat HR Abu Dawud

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaAllah.

Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."

Baca juga: Amalan Wanita Haid di Bulan Dzulhijjah, Tak Bisa Puasa Tarwiyah, Lakukan Dzikir Sepanjang Hari

Keutamaan Puasa Tasua dan Puasa Asyura

Dilansir Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Ust Muhammad Syukron Maksum, inilah keutamaan puasa Tasua dan puasa Asyura:

1. Menebus Dosa Setahun Silam

Berpuasa Asyura dapat menebus dosa yang telah dilakukan setahun sebelumnya.

Seperti diungkapkan Abi Qatadah, bahwasanya Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura, Beliau menjawab: “Menebus dosa tahun yang lalu.” (HR.Muslim).

2. Mengikuti Anjuran Rasul

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: "Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa." (HR Muslim).

Abu Hurairah ra. juga berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Hari ini adalah hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!".

Aisyah ra., istri tercinta Rasulullah SAW menceritakan bahwa hari Asyura adalah hari dimana orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah biasa berpuasa.

Rasulullah juga biasa berpuasa pada hari tersebut.

Dan ketika datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa.

Akan tetapi tatkala difardukan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang ingin berpuasa, ia berpuasa, dan siapa yang tidak ingin berpuasa, ia berbuka.” (HR. Bukhari Muslim).

Melihat cerita Aisyah tersebut, tampak Rasulullah setengah mewajibkan puasa Asyura.

Meski kemudian ketika puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan.

Beliau menegaskan bahwa boleh puasa boleh pula tidak.

3. Keutamaannya di Bawah Puasa Ramadhan

Selain ungkapan Aisyah, ada lagi sebuah hadis yang diungkapkan Abu Hurairah, bahwa puasa pada bulan Muharram keutamaannya tepat di bawah puasa Ramadhan.

Menurut Abu Hurairah, suatu ketika Rasulullah ditanya: “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?”

Nabi bersabda: “Yaitu shalat di tengah malam.”

Mereka bertanya lagi: “Puasa manakan yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Sabda Nabi: “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

Melihat posisi yang berada tepat di bawah puasa Ramadhan, maka menunjukkan bahwa puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan yang luar biasa.

Sebab, puasa Ramadhan adalah wajib, sedangkan puasa Muharram sunah.

4. Mewujudkan Impian Sang Junjungan

Rasulullah adalah junjungan umat Islam, orang yang dihormati dan cintai.

Ada sebuah obsesi Beliau yang belum terlaksana, lantaran ajal menjemput sebelum tercapainya maksud.

Adapun obsesi itu adalah puasa Tasua, yakni puasa pada tanggal 9 Muharram.

Hal itu seperti diceritakan Ibnu Abbas ra.: Rasulullah bersabda: "Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasua." (HR Muslim).

Baca juga: Tata Cara Puasa Tarwiyah Dilaksanakan 15 Juni 2024, Dapat Pahala Sebesar Kesabaran Nabi Ayub

Keutamaan Menjalankan Puasa Ayyamul Bidh

1. Laksana Puasa Sepanjang Masa

Salah satu keutamaan puasa sunah tiga hari dalam sebulan ini karena memiliki nilai penting yakni laksana puasa sepanjang masa.

Sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis, "Puasa tiga hari setiap bulan, bagaikan puasa selama hidup (sepanjang masa)." (Mutafaq alaih).

Tak hanya itu saja, seperti cerita Abu Dzar Al Ghiffari berikut ini, "Kami diperintah oleh Rasulullah SAW agar berpuasa sebanyak tiga hari di setiap bulan, yakni pada hari-hari cemerlang tanggal 13, 14 dan 15. Sabdanya, bahwa puasa itu seperti puasa sepanjang masa." (HR. Nasa'i).

2. Memenuhi Wasiat Rasulullah

Dalam hadis yang berbeda dan dengan lafaz yang berbeda pula, pertama diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan yang kedua oleh Muslim, Abu Hurairah dan Abu Darda' berkata, "Junjunganku Rasulullah SAW berpesan kepadaku akan tiga hal yang jangan sampai ditinggalkan selama hidup, (dalam wasiat pada Abu Hurairah tidak terdapat kata: jangan sampai ditinggalkan selama hidup) yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, salat Dhuha dua rakaat, dan salat witir dua rakaat sebelum tidur."

Tentu saja pesan tersebut tidak hanya berlaku bagi mereka, namun juga berlaku bagi kita, bagian dari umat beliau.

Seakan-akan beliau bersabda, "Umat-umatku, laksanakan tiga hal sepanjang hidup kalian setiap harinya, tanpa boleh lupa, yaitu puasa tiga hari dalam sebulan, salat Dhuha, dan salat witir sebelum tidur."

3. Mengikuti Kebiasaan Rasulullah

Tak hanya menganjurkan sahabat dan umatnya untuk berpuasa tiga hari dalam sebulan, beliau juga menjalankannya sepanjang hidupnya.

Seperti halnya cerita Mu'adzah al-Adawiyah ra berikut ini, bahwa ia pernah bertanya pada Aisyah ra, "Apakah Rasulullah berpuasa tiga hari setiap bulan?". Jawab Aisyah, "Benar." Ia bertanya lagi, "Bulan apa saja?". Aisyah menjawab, "Tak peduli bulan yang mana saja." (HR. Muslim).

Maka jika kita melaksanakannya, kita telah melaksanakan kebiasaan Rasulullah sehari-hari yang sudah jelas baik dan bermanfaat.

4. Baik Sedang di Rumah atau Bepergian

Bukti komitmen Rasulullah akan puasa tanggal 13, 14, dan 15 ini adalah beliau tidak pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun, baik sedang di rumah maupun saat bepergian.

Seperti cerita Ibnu Abbas ra, "Rasulullah SAW tidak pernah berbuka pada hari-hari putih, baik beliau sedang di rumah atau dalam perjalanan." (HR. Nasa'i).

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Muhammad Alvian Fakka)(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved