Dampak Konsumsi Bunga Kecubung Lebih Bahaya dari Narkoba, Viral Bikin Halusinasi Warga Banjarmasin
Dampak konsumsi bunga kecubung yang ternyata memiliki dampak berbahaya dari narkoba. Bagi yang mengonsumsinya bisa sampai berhalusinasi.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini dampak konsumsi bunga kecubung yang ternyata memiliki dampak berbahaya dari narkoba.
Pasalnya, efek samping yang disebabkan mengonsumsi kecubung bisa sampai berhalusinasi.
Seperti peristiwa yang baru saja terjadi di Banjarmasin viral di media sosial.
Di mana, sejumlah warga Banjarmasin mengonsumsi minuman oplosan dengan bunga kecubung.
Nampak dalam video viral yang beredar, terlihat kondisi warga yang bertingkah aneh usai minum minuman oplosan.
Bahkan puluhan warga Banjarmasin itu tak sadarkan diri.
Baca juga: Video Viral Puluhan Warga Mabuk Kecubung Bertingkah Aneh, Tanaman Napas Setan Dianggap Mematikan
Diduga gegara mengonsumsi minuman alkohol yang dicampur dengan kecubung.
Bukan lagi menjadi hal baru terkait dengan efek kecubung.
Kecubung dikenal sebagai buah yang berbahaya karena bisa mengakibatkan halusinasi.
Bahkan disebut-sebut kecubung memiliki efek lebih berbahaya dari ganja, shabu, ekstasi, heroin, bahkan kokain.
Dilansir dari BNN, bahkan tanaman yang memiliki nama ilmiah brugmansia arborea tersebut kini kerap disalahgunakan sebagai zat adiktif.
Pasalnya, jika dilihat dari bentuk bunga kecubung, seperti menyerupai terompet.
Banyak orang juga orang yang menyebut kecubung sebagai bunga terompet.
Badan Narkotika Nasional Tana Toraja (BNN Tana Toraja) menyebutkan, konsumsi kecubung memiliki dampak yang lebih berbahaya ketimbang barang-barang yang selama ini dikenal sebagai barkotika seperti ganja, shabu, ekstasi, heroin dan kokain.
Disebutkan, kecubung sering disalahgunakan orang menjadi zat adiktif seperi narkoba dan fakta mencengangkannnya tanaman ini mudah sekali ditemukan di Indonesia.
Tanaman itu disebut Borrachero atau yang lebih dikenal dengan sebutan bunga kecubung atau bunga terompet karena bentuknya yang menyerupai terompet.
Bunga kecubung kerap digunakan sebagai penghilang kesadaran atau zat pembius karena memiliki khasiat anestesi.
Hal itu dikarenakan tanaman ini mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi.
Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.
Kandungannya Skopolamin yang ada dalam bunga kecubung dikenal dengan sebutan ‘The Devil’s Breath’ atau dalam bahasa Indonesia artinya napas setan.
Hal tersebut lantaran siapapun yang mengonsumsinya menjadi mirip “zombie”.
Baca juga: Video Viral Siswa Tetiba Tak Enak Badan Usai Makan Kecubung, Ternyata Efeknya Bisa Buat Halusinasi
Itulah mengapa, banyak kejadian yang menunjukkan efek samping dari kecubung ini.
Terlihat dari orang-orang usai mengonsumsi kecubung nampak bingung dan tak sadarkan diri bahkan kerap bertingkah aneh.
Tanaman Golongan Opioid

Tanaman golongan opioid, tanaman yang memiliki sifat jika dikonsumsi akan menimbulkan halusinasi termasuk dalam golongan opioid.
Tanaman yang termasuk golongan opioid yakni ganja dan katinon.
Katinon merupakan narkoba jenis alami yang berasal dari daun kering tanaman khat.
Kemenkes menjelaskan di Indonesia, zat ini sudah beberapa tahun ada.
Pengguna metilon belum banyak di Indonesia dan belum ada yang mengalami gejala putus zat atau intoksikasi sampai overdosis.
Secara medis, katinon memiliki nama asli cathinone (Katinona) dengan struktur kimia dan efek mirip amfetamin, yang memilki efek samping yang berbahaya.
Ketua Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Nafrialdi, PhD, SpPD, SpFK, mengatakan, kandungan zat tersebut asal mulanya ditemukan dari tumbuhan yang bernama Khat atau Cathaedulis atau Sirih Arab, yang biasa tumbuh di Afrika Timur dan Tengah serta sebagian Jazirah Arab.
Tumbuhan khat atau sirih Arab biasa diminum sebagai teh Arab atau dikunyah seperti daun sirih.
Zat katinon ini dapat dibuat sintetis yang kekuatannya sekian kali lipat dibandingkan dengan yang alami.
Zat katinon yang sintetis ini menjadi disalahgunakan dan dimasukkan dalam kelompok psikotropika.
Sementara itu, katinon sintetis berbentuk serbuk kristal putih atau kecoklatan yang dikemas di dalam kapsul dan dapat dibentuk tablet/pil sebagai pengganti pil ekstasi.
Di beberapa negata, khat bukan bahan terlarang meski penggunaannya dikontrol beberapa negara Eropa.
Diketahui, katinon termasuk sebagai golongan I Konvensi PBB sebagai zat-zat psikotropika pada 1971.
Katinone yang terdapat dalam khat dimasukkan sebagai golongan III, sedangkan cathinone sintetis yaitu amfepramone dan pyrovalerone dimasukkan sebagai golongan IV konvensi itu.
Menurut National Institute on Drug Abuse, pada Juli 2012, cathinone sintetis, yaitu pyrovalerone dan mephedrone, dinyatakan sebagai zat ilegal.
Di Indonesia, katinon masuk sebagai narkotika golongan I dalam Undang–undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Sementara, metilon sebagai derivat katinon secara eksplisit memang belum tercantum dalam Undang-undang itu, karena waktu Undang-undang sedang disusun zat sintetis ini belum dibuat.
Manfaat Buah Kecubung
Tanaman kecubung sebenarnya memiliki banyak manfaat.
Akan tetapi, tidak dengan cara dikonsumsi langsung.
Jika ingin mengkonsumsinya konsultasi dengan ahli tanaman obat.
Jika diolah dengan benar, kecubung memiliki manfaat meliputi:
Antiasmatik
Antitusif
Antirematik
Penghilang rasa nyeri
Afrodisiak
Pemati rasa
Efek Buah Kecubung
Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikhsan Guswenrivo Ph.D., mengatakan bahwa kecubung atau Datura sp memiliki efek halusinasi jika dikonsumsi.
"Bisa menimbulkan efek halusinasi terhadap manusia karena memiliki zat aktif yang mampu menimbulkan efek tersebut," ujar Ikhsan saat dihubungi Kompas.com.
Zat aktif yang Ikhsan maksud, meliputi: 0,3 - 0,4 Alkaloid (sekitar 85 persen skolopamin dan 15 persen hyosciamin) Hycoscin Atropin Kandungan zat ini juga dipengaruhi oleh spesies kecubung, lokasi tumbuh dan musim.
"Kecubung jika dikonsumsi secara langsung akan memberikan efek mabuk bahkan sampai keracunan. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari zat atropin dan skolopamin," jelas Ikhsan. (*)
(TribunPontianak.co.id)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.