Viral Kamp Pengungsian Rafah Makin Terancam, Benyamin Netanyahu Klaim Tak Akan Sakiti Warga Sipil

Kondisi kamp pengungsian Rafah viral di media sosial. Dalam beberapa hari terakhir, peristiwa kebakaran dahsyat ini membuat para pengungsi histeris.

TRIBUNNEWS/AFP/Google Earth
KOLASE FOTO- (Kiri) Gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023 lalu. Selain rumah sakit, Israel terus menyerang kamp pengungsian dan rumah-rumah warga hingga korban jiwa terus berjatuhan, termasuk perempuan dan anak-anak/(Kanan) Rafah pada tahun 2022, dan pada tahun 2024 dengan warga sipil memenuhi area tersebut. 

"Tingkat penderitaan manusia seperti ini harus diakhiri," lanjutnya.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga mengutuk serangan Israel dan Qatar mengatakan serangan Rafah dapat menghambat upaya menengahi gencatan senjata dan pertukaran sandera.

Tak Ada Tempat Aman

Data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel.

Israel melancarkan operasi militer setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.

Menurut perhitungan Israel, serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 orang disandera.

Sejak saat itu, Israel melancarkan serangan ke Gaza.

Kini, pada siang hari, kamp di Rafah hanya berupa puing-puing tenda yang berasap, logam yang terpelintir, dan barang-barang hangus.

Perempuan menangis dan laki-laki berdoa di samping jenazah yang dikafani.

Abed Mohammed Al-Attar, warga di Gaza mengatakan, Israel berbohong ketika mengatakan kepada penduduk bahwa mereka akan aman di wilayah barat Rafah.

Kakak laki-lakinya, adik iparnya, dan beberapa kerabat lain tewas dalam kobaran api.

"Tentara adalah pembohong. Tidak ada keamanan di Gaza. Tidak ada keamanan, tidak untuk anak-anak, pria lanjut usia, atau wanita. Di sini, dia (saudara laki-laki saya) bersama istrinya, mereka syahid," katanya di samping jenazah keluarga.

Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk "pembantaian keji tersebut".

Mesir juga mengutuk "pemboman yang disengaja oleh Israel terhadap tenda-tenda pengungsi".

Sementara, media pemerintah melaporkan dan menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. (*)

(TribunBanyumas.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved