Ramadan 2024
Amalan Siang Hari saat Puasa Ramadan, Sering Diamalkan Rasulullah, Lengkap Bacaan Dzikir
Sangat disayangkan jika melewatkan Ramadan tanpa melakukan amalan sunnah yang bisa mendatangkan pahala.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, seringkali kita merasa lemas dan loyo.
Apalagi saat siang hari, karena lemas kita memilih untuk tidur, bahkan dalam durasi yang lebih lama, tak jarang kita tertidur hingga sore hari.
Padahal selama Ramadan, segala amalan baik yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.
Sangat disayangkan jika melewatkan Ramadan tanpa melakukan amalan sunnah yang bisa mendatangkan pahala.
Terkadang kita memilih tidur karena bingung hendak melakukan kegiatan apa.
Saat ini umat Muslim, sudah memasuki puasa ke-7 Ramadan 1445 Hijriah.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsak Hari Ini di Sulawesi Tenggara 6 Ramadan 2024, Kota Kendari hingga Konawe
Hal itu sebagaimana penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah oleh pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, yang jatuh pada Selasa 12 Maret 2024 lalu.
Penetapan tersebut disampaikan pada sidang isbat yang digelar pada Minggu (10/3/2024) malam.
Sekiranya kita masih punya 23 hari lagi sebelum Ramadan 2024 ini berakhir.
Lantas amalan apa saja yang bisa kita lakukan selama Ramadan, utamanya di siang hari?
Sebelum kita melewati Ramadan tanpa melakukan amalan dengan pahala jauh lebih besar.
Simak berikut amaln yang biasa dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam ketika siang hari di bulan Ramadan.
Baca juga: Simak Isi Kitab Al-Mughni Tentang Hukum Sah atau Tidak Puasa Ramadan Ketika Orang Tidur Seharian
Mengutip Tribunnews.com, Dosen Institut Pesantren Mathali'ul Falah - IPMAFA Pati, Ahmad Nashiruddin, M.Pd mengungkapkan beberapa cara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam menghabiskan waktu siang hari saat puasa Ramadan.
Berikut detail penjelasan dari Ahmad Nashiruddin tentang cara Nabi Muhammad mengisi waktu di siang hari saat puasa Ramadan.
1. Bersedekah
Ahmad Nashiruddin mengatakan, ada salah satu kebiasan berbeda Nabi Muhammad SAW saat bulan Ramadan dan bulan diluar Ramadan.
Perbedaan ini terletak pada kebiasaan Nabi Muhammad yang gemar sekali bersedekah di bulan Ramadan.
Menurut Ahmad Nashiruddin sikap gemar bersedekah ini bisa menjadi salah satu perilaku yang bisa kita contoh.
"Salah satu ciri khas atau pembeda apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika memasuki Ramadan dan diluar bulan Ramadan adalah beliau sangat gemar sekali bersedekah," kata Ahmad dalam tayangan Program OASE di kanal YouTube Tribunnews.com, Jumat (15/3/2024).
Baca juga: 9 Hal Bisa Batalkan Puasa Ramadan, Mulai Dari Masalah Kecil hingga Besar Termasuk Sengaja Muntah
2. Menjaga Lisan atau Ucapan
Kebiasan selanjutnya yakni menjaga lisan atau ucapan.
Hal itu penting dilakukan agar puasa kita nanti mendapatkan pahala, bukan hanya lapar dan dahaga saja.
"Kedua menjaga ucapan, ini penting. Jadi banyak ya hadist yang mengatakan bahwa orang yang berpuasa itu tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga."
"Kalau kita melihat hal-hal yang membatalkan puasa itu kan di antaranya, tidak makan-minum, kemudian tidak muntah-muntah, tidak melakukan hubungan suami-istri, syahwat dan sebagainya."
"Namun tidak banyak yang bisa mengendalikan ucapannya."
"Misalnya puasa-puasa tapi masih suka ghibah, berbicara tidan baik, menggunjing, marah, berbicara kotor dan lain sebagainya. Itu semua harus dihindari di bulan Ramadan," terang Ahmad.
3. Iktikaf
Cara ketiga yakni dengan melakukan iktikaf di masjid.
Iktikaf ini bisa dilakukan di masjid perusahaan, atau masjid-masjid terdekat.
"Lalu berikutnya iktikaf di masjid, ini penting. Misalnya di sela-sela istirahat kita dalam bekerja, misal di pukul 12.00 saat istirahat bekerja."
"Nah itu kita gunakan untuk iktikaf di masjid sekitar atau masjid perusahaan. Iktikaf itu sangat luar biasa sekali, khususnya dilakukan dalam bulan Ramadan," ungkap Ahmad.
Baca juga: Kumpulan Resep Menu Sahur Praktis, Bisa Gonta Ganti Selama Ramadan 2024, Mudah Dibuat dan Nikmat
4. Membaca Al-Qur'an
Selanjutnya Nabi Muhammad SAW juga sangat menganjutkan umatnya untuk membaca Al-Qur'an.
Di sela-sela waktu istirahat, kita bisa menggunakannya dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an.
Terlebih bulan Ramadan ini bulan yang istimewa karena Al-Qur'an turun pada saat bulan Ramadan.
"Kemudian bisa juga dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an. Karena Ramadan ini adalah bulan istimewa, termasuk di dalamnya di turunkannya Al-Qur'an," jelas Dosen IPMAFA Pati itu.
5. Zikir dan Selawat
Terakhir yakni dianjurkan untuk banyak berzikir dan berselawat.
"Lalu berikutnya bisa diisi dengan berzikir, berselawat, bertasbih."
"Membaca amalan-amalan seperti itu juga bisa dilakukan kekita kita memasuki atau menjalani bulan Ramadan," pungkas Ahmad.
Berikut bacaan dzikir setelah Sholat Fardhu, yang bisa dipakai untuk amalan dzikir itikaf.
1. Membaca istighfar 3 kali
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
(3 kali)
Astaghfirullaahal ‘adziim alladzii laaailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung , tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah , dzat yang maha hidup kekal abadi dan terus menerus mengurus makhluknya tiada henti. Dan aku bertaubat kepada-Nya."
2. Membaca kalimat tauhid 3 kali
(3 kali)
Laaailaaha illallaah wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir.
Artinya: "Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya. Hanya milikinya segala kerajaan dan hanya milikinya segala puji, baik yang hidup atau mati, Dialah Dzat yang kuasa atas segala sesuatu".
3. Membaca doa selamat
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام
Allaahumma antas salaam waminkas salaam wa ilaika ya’uudus salaam fahayyinaa robbanaa bis salaam wa adkhilnal jannata daaros salaam tabaarokta robbanaa wa ta’aalaita yaa dzal jalaali wal ikroom.
Artinya: "Ya Allah, engkaulah Dzat yang memberi keselamatan (kesejahteraan), hanya darimu lah keselamatan (kesejahteraan) dan kepadamua lah segala keselamatan (kesejahteraan) itu kembali. Maka hidupkanlah kami Ya Allah dengan selamat (sejahtera), masukkan kami ke dalam surga rumah keselamatan (kesejahteraan), Engkaulah Dzat yang berkah wahai Tuhan kami dan maha luhur Engkau, Ya Tuhan kami yang Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan".
4. Membaca surah Al-Fatihah
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
A'udzubillahiminasyaithonirrajiim. Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana'budu wa iyyaakanasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta' alaihim ghoiril maghdhuubi'alaihim waladhaalliin.
Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”
وَإِلَهُكُمْ إِلهُ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Wa ilâhukum ilahun wâhidun lâ ilâha illa huwar- rahmânur-rahîm(u)
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Mahatunggal. Tiada tuhan selain Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
5. Membaca Ayat Kursi
اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta'khuzuhu sinatuw wa laa na'um, lahu maa fis-samaawaati wa maa fil-ar, man zallazii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiituna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa la ya'uduhu hifduhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim
Artinya, “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”
6.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُوْجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيَ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Syahidallâhu annahu lâ ilâha illâ huwa wal- mala'ikatu wa ûlûl ilmi qâiman bil-qisth(i). lâ ilâha illâ huwal-`azizul hakîm(u). innad-dîna `indallâhil-islam(u). Qulillâhumma mâlikal-mulki tu'tîl-mulka man tasyâ'u wa tanzi`ul-mulka mimman tasyâ'u watu`izzu man tasyâ'u wa tudzillu man tasyâ'u biyadikal-khair(u). innaka `alâ kulli syai’in qadîr(un). Tûlijul-laila fin-nahâri wa tûlijun-nahâra fil-laili, wa tukhrijul-hayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-hayyi, wa tarzuqu man tasyâ'u bighairi hisâb(in).
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.
7. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ ×۳۳
Subhanallâh(i) 33x
"Mahasuci Allah"
الْحَمْدُ لِلَّهِ ×۳۳
Al-hamdulillâh(i) 33x
"Segala puji bagi Allah"
اللهُ أَكْبَرُ ×۳۳
Allâhu akbar(u) 33x
"Allah Mahabesar"
8.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لا إله إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ، لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ
Allâhu akbaru kabîran wal-hamdulillâhi katsîran wa subhanallâhi bukratan wa ashîla(n). lâ ilâha illâhu wahdahu lâ syarîka lah(u). lahul-mulku walahul-hamdu yuhyî wa yumîtu wa huwa `ala kulli syai'in qadîr(un). Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil-'aliyyil-adhîm(i)
Artinya: "Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi maupun sore. Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya. Hanya milikinya segala kerajaan dan hanya milikinya segala puji, Dzat yang menghidupkan dan yang mematikan. Dialah Dzat yang kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung".
9.
اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا هَادِيَ لِمَا أَضْلَلْتَ، وَلَا مُبَدِّلَ لِمَا حَكَمْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِ مِنْكَ الْجَدُّ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma lâ mâni`a limâ a thaita, wa lâ mu`tiya limâ mana`ta, wa lâ hâdiya limâ adl-lalta, wa lâ mubaddila limâ hakamta, wa lâ râdda limâ qadaita, wa lâ yanfa`u dzal-jaddi minkal-jad(u), lâ ilâha illâ anta
Artinya: "Ya Allah tidak ada orang yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang memberikan apa saja yang Engkau cegah, tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepada apa saja yang Engkau sesatkan, tidak ada yang bisa mengganti apa yang Engkau putuskan, dan tidak ada yang menolak apa yang telah Engkau tentukan, dan tidak memberi manfaat kekayaan dan kemuliaan kepada pemiliknya, dari-Mulah segala kekayaan dan kemuliaan. Tidak ada tuhan selain Engkau."
10. Sholawat Nabi
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُتِيَ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Allâhumma shalli `ala sayyidinâ Muhammadin abdika wa rasûlikan-nabiyyil-ummiyyi wa 'ala âlihi wa shahbihi wa sallam
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad sebagai hamba dan utusan-Mu yang ummi, beserta keluarga dan sahabatnya."
11. Doa Nabi Ibrahim
وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ
Wa hasbunâllâhu wa ni mal wakîl(u), lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil-`aliyyil `adhîm(i)
Artinya: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik yang diserahi. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung."
12. Istighfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ
Astaghfirullah al-'adhim(i)
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Mahaagung."
Doa Setelah Sholat
بسم اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمٌ سُلْطَانِكَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْحَاجَاتِ وَتُطَهَرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ
اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ النُّطْفَ فِيْمَا جَرَتْ بِهِ الْمَقَادِيرُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ سَيِّدُنَا وَنَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمِ وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا، وَالجَمِيعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhir-rahmânir-rahîm(i). Al-hamdulillâhi rabbil-`âlamîn(a), hamdan yuwâfî ni`amahu wa yukâfi'u mazîdahu yâ rabbanâ lakal-hamdu kamâ yanbaghî lijalâli wajhika wa `adhimi sulthânik(a). Allâhumma shalli wa sallim ala sayyidinâ Muhammadin wa âlihi sayyidinâ Muhammad(in). Allâhumma shalli wa sallim `ala sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî` il- ahwâli wal-âfâti wa taqdî lanâ bihâ min jamî'il- hâjâti wa tuthahhirunâ bihâ min jamî`is-sayyi'ati wa tarfa unâ bihâ `indaka a`lad-darajâti wa tuballighunâ bihâ aqshal-ghâyâti min jamî`il- khairâti fil-hayâti wa ba`dal-mamât(i).
Allâhumma innâ nas'alukal-luthfa fîmâ jarat bihil- maqâdîru. Allâhumma innâ nas'aluka min khairi mâ sa'alaka minhu sayyidinâ Muhammadun
`abduka wa rasûluka. Allâhumma innâ nas’aluka mûjibâti rahmatikâ wa `azâ'ima maghfiratika was- salâmata min kulli itsmin wal-ghanîmata min kulli birrin wal-fauza bil-jannati wan-najâta minan-nâri wal-`afwa `indal-hisâb(i). rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba`da idz hadaitanâ wa hab lanâ min ladunka rahmatan innaka antal-wahhâb(u). rabbanâgh-fir lanâ wa liwâlidinâ kamâ rabbaunâ shighâra(n). wa lijamî`il-mu'minîna wal- mu'minâti wal-muslimîna wal-muslimâtil-ahyâ'i minhum wal-amwâti. Rabbanâ âtinâ fid-dunyâ hasanatan wa fil-âkhirati hasanatanwa qinâ `adzaban-nâri. Wa shallallahu 'ala sayyidinâ Muhammadin wa `ala âlihi wa shahbihi wa sallama wal-hamdulillâhi rabbil-`âlamîn(a).
Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan ditambah nikmatnya. Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana yang patut bagi keagungan-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Muhammad, yang dengan shalawat itu Engkau selamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan, Engkau penuhi semua kebutuhan kami, Engkau bersihkan kami dari segala kejelekan, Engkau angkat kami ke derajat paling tinggi, dan Engkau sampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dari semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kelembutan
setiap kali berlaku takdir-Mu. Ya Allah, kami memohon sesuatu terbaik yang pernah dimohonkan kepada-Mu oleh Baginda
Muhammad, hamba dan rasul-Mu, dan kami berlindung dari sesuatu terburuk yang pernah dimohon-jauhkan kepada-Mu oleh Baginda Nabi Muhammad, hamba dan rasul-Mu.
Ya Allah sesungguhnya kami memohon hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, jimat ampunanmu, selamat dari setiap dosa, keuntungan
dari setiap kebaikan, kebahagiaan surga, keselamatan dari api neraka, serta pengampunan saat hari perhitungan.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong (kepada kesesatan) sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia). Ya Tuhan kami, ampunilah kami, dan orang tua kami sebagaimana mereka merawat kami saat masih kecil. Juga ampunilah seluruh kaum mukmin dan muslim, baik yang masih hidup maupun sudah wafat. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada Baginda Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh keberadaan." (*)
(Tribunnews.com/Surya.co.id/TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.