Lipsus Sultra Memilih

Kata The Haluoleo Institute Soal Prediksi NasDem Lolos ke Senayan untuk Dapil Sulawesi Tenggara

The Haluoleo Institute memperkirakan Partai NasDem akan mengirimkan wakilnya ke Senayan untuk pemilihan Dapil Sultra.

Penulis: Sugi Hartono | Editor: Desi Triana Aswan
Kolase TribunnewsSultra.com
Caleg dari Partai NasDem Ali Mazi (kiri) dan Tina Nur Alam (kanan) unggul di real count KPU. 

TRIBUNNEWSSULTRA,KENDARI- The Haluoleo Institute (THI)  memperkirakan Partai NasDem akan mengirimkan wakilnya ke Senayan untuk daerah pemilihan atau Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berdasarkan quick count THI dari  yang mereka rilis kalau Partai NasDem memperoleh 14,57 persen dari data yang masuk sebesar 77,15 persen.

Adapun Caleg NasDem yang menyumbang suara paling tinggi di partainya yakni Tina Nur Alam dengan presentase 34,34 persen.

Hanya saja berdasarkan real count KPU dari data masuk 67,78 persen atau 5.527 dari 8.154 TPS saat ini.

Dari hal tersebut diketahui, Partai NasDem memperoleh suara 114.082 dengan presentase penyumbang suara terbanyak masih caleg Ali Mazi yakni 39.436 dan Tina Nur Alam 33.239.

TribunnewsSultra pun kemudian mengkonfirmasi hal ini kepada Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute, Naslim Sarlito Alimin terkait hal tersebut, Senin (19/2/2024). 

Naslim mengatakan berdasarkan potret yang mereka lakukan kalau basis Ali Mazi itu ada di Kepulauan.

Baca juga: Anies-Muhaimin Kalah di TPS Ali Mazi Ketua Tim AMIN Sulawesi Tenggara, Prabowo-Gibran Unggul

Sementara Tina Nur Alam ada di daratan secara umum.

"Basis Ali Mazi itu lebih kepada Buton , sedangkan ibu Tina itu Konsel dan Daratan secara umum. Perbandingan data masuk antara kedua ini kan berbeda, Buton itu sudah masuk cukup besar, sedangkan Konawe selatan dan daratan itu baru sekitar 30 an persen," ujarnya. 

Kata Naslim hal ini menjadi kesimpulan awal mengapa kemudian Ali Mazi masih unggul di real count KPU

"Inilah yang menjadi kesimpulan awal terjadi perbedaan di real count. Namun HI sebagai lembaga yang melalukan Quic Qount. Punya metodologi teruji berulang kali di publik," ujarnya. 

Naslim mengatakan quick count merupakan hasil sebuah perkiraan dari hasil pleno KPU

"Apakah HI bisa salah, bisa saja salah, tapi metedologi yang kami gunakanan sudah teruji sejak 2015, 2018 juga demikian, 2019 demikian, 2020 juga begitu dan Alhamdulilah Quic qount yang dilakukan HI tidak jauh beda dengan apa yang diplenokan oleh KPU," jelasnya. 

Ia mengaku sampai saat ini HI  masih mempertahan kaidah-kaidah metedologi berdasarkan pengalaman yang sudah ada. 

"Kalaupun hari ini HI salah, bisa juga terjadi seperti saya katakan tadi, namanya juga metodologi, tapi sebagai lembaga tetap akan kami pertanggung jawaban kepada publik," tuturnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved