Kisah Mas Oentung Asal Tegal Merantau Jual Martabak dan Terang Bulan di Konawe, Awalnya Ikut Teman
Merantau selama puluhan tahun di Sulawesi Tenggara, mari mengintip perjalanan mas Oentung seorang pedagang yang membuka usaha kuliner martabak.
Penulis: Annisa Nurdiassa | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Merantau selama puluhan tahun di Sulawesi Tenggara (Sultra), mari mengintip perjalanan Mas Oentung seorang pedagang yang membuka usaha makanan Martabak dan Terang Bulan miliknya.
Bertempat di Kelurahan Wawotobi Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Sultra. Martabak dan Terang Mas Oentung, sudah dikenal banyak oleh masyarakat Konawe, khususnya di Kecamatan Wawotobi dan sekitarnya.
Di balik cita rasanya yang konsisten enak dari waktu ke waktu juga memiliki banyak pelanggan, ternyata sang owner mempunyai cerita dan pengalaman selama merantau pertama kali di Sulawesi Tenggara tahun 2004.
Kepada TribunnewsSultra.com Sabtu (27/1/2024), Mas Oentung sapaan akrabnya membagikan kisahnya, yang datang dari Tegal Jawa Tengah ke Sultra ini awalnya merantau ikut dengan rekannya.
Merantau selama 20 tahun di Sulawesi Tenggara, Mas Oentung mengaku sudah mengunjungi beberapa kabupaten hingga kota, mulai dari Kendari, Bau-bau, dan Wawotobi.
Baca juga: Kisah Wa Samria, Pedagang Sayur Pasar Anduonohu Kendari Sultra Sekolahkan Anak hingga Magister
"Udah 20 tahunan merantau mbak, dulu itu hanya ikut dan belajar sama orang jadi pindah-pindah,"
"Pertama kali menjual martabak itu di Kendari, baru Bau bau juga pernah, terus ke wawotobi Kembali ke Kendari lagi dan terakhir kembali ke Wawotobi, di sini (Wawotobi) yang paling lama sudah 13 tahun," jelasnya.
Dalam menjalankan usahanya, pria asal Jawa Tengah ini dibantu oleh 4 orang karyawan dan kini sudah memiliki 2 outlet di Konawe.
Untuk produksi, setiap harinya ia menghabiskan 4 kilo daun bawang, daging sapi 1-2 kg, dan 3 rak telur bebek untuk 50 porsi martabak, per porsinya mulai dari harga Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu.
Sementara untuk terang bulan ada varian coklat keju yang paling banyak diminati, per porsinya di harga mulai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Saat dikonfirmasi apakah kedepannya akan ada rencana untuk membuka gerai yang ketiga, Mas Oentung menyebut bahwa dirinya akan terlebih dahulu fokus kepada dua gerai yang sudah dirintis.
"Mau fokus kembangin yang ini dulu mbak, dibantu sama karyawan yang ada," tuturnya.
"Karena sebenarnya agak kesulitan cari karyawannya, tidak sembarangan soalnya orang mau kerja begini, harus orang yang berpengalaman dan ada kemampuannya, apalagi saya yang turun langsung ajarin mereka," pungkasnya.
(*)
(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.