Berita Kendari

Politeknik Negeri Ujung Pandang Diskusi Soal 5 Isu Ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara

Kelima isu ketenagakerjaan ini menjadi pembahasan dalam Focus Group Discussion tentang ekosistem kemitraan kedaerahan di Kendari, Kamis (18/1/2024).

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)
Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang ekosistem kemitraan kedaerahan di salah satu hotel di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (18/1/2024). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) soroti 5 isu ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kelima isu ketenagakerjaan ini menjadi pembahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang ekosistem kemitraan kedaerahan di salah satu hotel di Kendari, Kamis (18/1/2024).

Wakil Direktur 3 Bidang Kerjasama, Perencanaan, dan sistem informasi PNUP, Adam Rasid mengatakan FGD ini merupakan rangkaian dari ekosistem kedaerahan, yang ketua konsorsiumnya adalah PNUP.

PNUP membawahi tiga provinsi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara atau disebut dengan Sultan Batara.

FGD tersebut dalam rangka penyusunan dokumen tenaga kerja dan perencanaan inovasi (workforce dan innovation planning).

"Hasil output dari kegiatan FGD ini yakni apa yang telah didiskusikan pada hari ini akan diramu dan dijadikan satu, kemudian akan diusulkan ke pusat untuk dijadikan sebagai program kerja," kata Adam Rasid.

Kata dia, ada lima isu teratas terkait tenaga kerja di Sultra yang dilaporkan di FGD diantaranya terkait eksplorasi dan eksploitasi tambang yang kurang baik, termasuk pengelolaan limbah hasil tambang.

Baca juga: Pj Gubernur Sultra Imbau Pengawas Ketenagakerjaan dan Pengusaha Tingkatkan K3 di Lingkungan Kerja

Kemudian, kurangnya akses pendidikan dan pelatihan yang mendukung skill yang dibutuhkan untuk pertanian, perikanan, dan pengelolaan hasil tambang di Sultra.

Lalu, kecendrungan warga untuk bekerja di tambang, menjadikan kurangnya regenerasi dan pertambahan pekerja produktif dan terkini di bidang pertanian dan perikanan, termasuk pariwisata yang cenderung itu-itu saja.

Selain itu, masyarakat terutama pelaku UMKM tidak siap dan tidak mampu mengejar fenomena migrasi dan perilaku ekonomi di era digital, online shop dan lain sebagainya.

Serta isu kelima yakni minimnya literasi teknologi dan minat baca masyarakat.

Adapun identifikasi atau scanning yang dilakukan pada FGD ini yakni terkait permasalahan jenis, keahlian, dan komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan industri.

Kemudian, ketersediaan tenaga kerja yang dihasilkan institusi pendidikan vokasi perguruan tinggi, SMK dan lembaga kursus atau pelatihan.

Baca juga: Angka Pengangguran di Baubau Sulawesi Tenggara Capai 5,39 Persen, Dinas Tenaga Kerja Lakukan Hal Ini

Selain itu, mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pendorong terjadinya perubahan kebutuhan atau komposisi tenaga kerja berbasis local need Sultra sesuai potensi daerah dimasa yang akan datang.

"Harapannya dengan adanya FGD ini yang melibatkan semua unsur terkait, bisa berkolaborasi dengan baik untuk memberikan inovasi, agar apa yang menjadi potensi unggulan daerah di Sultra bisa benar-benar di rumuskan untuk dijadikan sebuah program kerja, dan nantinya bisa ditindak lanjuti," jelasnya.

Perlu diketahui kegiatan FGD ini merupakan ketiga kalinya, di mana sebelumnya pada awal Januari 2024 dilaksanakan di Makassar, dan pada 15 Januari 2024 di Mamuju, serta yang terakhir di Kota Kendari pada hari ini.(*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved