Makna Surat Yunus ayat 40-41, Tafsir dan Terjemahan Tentang Menghargai Sesama dan Keimanan Seseorang
Makna surat Yunus ayat 40-41, lengkap dengan tafsir dan terjemahan. Dalam kedua ayat tersebut berbicara tentang menghargai sesama dan keimanan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini makna surat Yunus ayat 40-41, lengkap dengan tafsir dan terjemahan.
Di mana, dalam kedua ayat tersebut berbicara tentang menghargai sesama dan keimanan seseorang.
Seperti diketahui, Surat Yunus adalah surah ke-10 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 109 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah kecuali ayat 40, 94, dan 95, yang diturunkan pada di Madinah.
Dalam agama Islam, toleransi dan saling menghargai selalu dikedepankan.
Mulai dari dengan cara orang lain beribadah, pilihan hidup dan masih banyak lagi.
Pasalnya, selama ini, Tuhan Maha Mengetahui tentang perbuatan dosa yang diperbuat.
Sesama muslim tentunya kita harus memegang teguh toleransi.
Baca juga: Muhammad Ilham Santri Pesantren Al-Ikhlas Labengki Tampilkan Hafalan 5 Juz Al-Quran HUT ke-17 Konut
Agar terciptanya sebuah keberagaman dan saling menghargai.
Sehingga, perbedaan yang ada di dunia harusnya tak menjadi penghalang untuk hidup dengan tidak bertoleransi.
Terlebih di Indonesia yang memiliki banyaknya berbedaan.
Surat Yunus ini menjadi pengingat untuk kita dalam hal tolerasi.
Di mana toleransi adalah kunci utama untuk saling mencintai sesama.
Tuhan Maha Mengetahui tentang hal-hal yang merusak.
Bukan manusia yang menjustifikasi namun Tuhan lah yang lebih berhak.
Dilansir dari Tribunnews.com, Surat Yunus ayat 40-41 adalah ayat yang memerintahkan kepada setiap manusia untuk menerapkan toleransi supaya terbina perdamaian dan kasih sayang antarumat beragama.
Sehingga, dalam Surat Yunus ayat 40-41 dalam Arab, latin, terjemahan, dan tafsirnya memiliki makna tentang keberagaman.
Berikut bacaan surat Yunus ayat 40-41 yang dilengkapi dengan tulisan Arab, latin, dan terjemahnya.
وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَࣖ ٤٠
Wa min-hum may yu'minu bihi wa min-hum mal la yu'minu bih, wa rabbuka a'lamu bil-mufsidin. (40)
Arti:
"Di antara mereka ada orang yang beriman padanya (Al-Qur'an), dan di antara mereka ada (pula) orang yang tidak beriman padanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan."
وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ٤١
Wa ing kadzdzabuka fa qul li'amali wa lakum 'amalukum, antum bari'una mimma a'malu wa ana bari'um mimma ta'malun. (41)
Arti:
"Jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), katakanlah, "Bagiku perbuatanku dan bagimu perbuatanmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku perbuat dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu perbuat."
Pada ayat 40 menjelaskan tentang perbedaan yang jelas antara kelompok yang beriman dan tidak beriman pada ajaran Islam yang terdapat Al Quran.
Sementara ayat 41 menegaskan bahwa Islam sangat menghargai perbedaan di antara manusia. Memaksakan orang lain untuk memeluk Islam sekalipun Islam adalah agama yang benar tidaklah diperkenankan.
Bahkan Nabi Muhammad SAW tidak memaksa orang lain untuk beriman. Beliau bertugas untuk berdakwah dan menyampaikan kebenaran, sedangkan hidayah merupakan hak prerogatif Allah SWT.
Pembahasan
Terjemahan lengkap Q.S. Yūnus/10:40: “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Sedangkan terjemahan lengkap Q.S. Yūnus/10:41 adalah: “Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Penjelasan Isi Q.S. Yūnus /10 : 40-41 serta hadis terkait tentang toleransi
1) Penjelasan Tafsir
Menurut Jalāluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahali dan Jalāluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar al-Suyuthi dalam Kitab Tafsir al-Jalalain, bahwa Q.S. Yūnus/10: 40 menjelaskan tentang penduduk Makkah pada masa Nabi Muhammad Saw. terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: Pertama, orang-orang yang beriman kepada al-Qur’an; Kedua, orang-orang yang tidak beriman selamanya.
Kemudian maksud kata وَمِنْهُمْ (dan diantara mereka), menurut pakar tafsir, Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab menjelaskan di antara kaum musyrikin, ada orang yang percaya kepadanya, tetapi menolak kebenaran al-Qur’an karena keras kepala dan demi mempertahankan kedudukan sosial mereka.
Selain itu diantara mereka ada juga memang benar-benar lahir dan batin tidak percaya kepadanya serta enggan memerhatikannya karena hati mereka telah terkunci. Tuhanmu Pemelihara dan Pembimbingmu, wahai Muhammad, lebih mengetahui tentang para perusak yang telah mendarah daging dalam jiwanya yang sedikitpun tidak menerima kebenaran tuntunan ilahi.
Sedangkan maksud dari وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ (sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang membuat kerusakan). Menurut Ibnu ‘Asyur kalimat ini merupakan peringatan sekaligus ancaman bagi kelompok yang tidak beriman. Sementara itu, Ibnu Katsir berpendapat bahwa Allah Swt. lebih mengetahui siapa yang akan mendapat hidayah dan siapa yang memilih kesesatan. Sedangkan menurut al-Maraghi menjelaskan bahwa Allah Swt. paling mengetahui kerusakan yang mereka perbuat dengan perbuatan syirik, dzalim dan melampaui batas. Allah Swt. akan memberikan balasan kepada mereka di dunia dan akhirat, serta menolong Nabi dan umatnya yang beriman.
Dalam menyikapi kelompok kedua tersebut (orang yang tetap dalam kekufuran) Allah Swt. memerintahkan Nabi menyampaikan kepada mereka bahwa Nabi telah menyampaikan ajaran-Nya melalui kabar gembira dan peringatan Nabi tidak dapat memaksa mereka untuk beriman, dan apapun balasan dari perbuatan mereka akan ditanggung oleh mereka sendiri. Menurut al-Sya’rawi ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya keimanan adalah perbuatan hati, bukan perbuatan yang dzahir, maka kita tidak bisa mengetahui apa yang ada di hati seseorang. Oleh karena itu di akhir ayat 40, Allah Swt. menegaskan Dialah yang lebih mengetahui perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan dengan tidak beriman dan mendustakan ajaran Nabi Muhammad Saw.
Ayat ini juga diturunkan untuk menghibur Nabi dari sikap orang yang tidak mau beriman kepada ajaran-Nya. Allah Swt. mengetahui bahwa Nabi telah melaksanakan tugas menyampaikan ajaran Islam dengan baik kepada umatnya. Oleh karena itu, pada ayat 41 Allah Swt. menegaskan bahwa Nabi dan umat yang beriman tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas kedurhakaan umat yang tidak mau beriman. Kelak di akhirat Allah Swt. akan memberikan balasan kepada orang yang tidak beriman, karena setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
2) Q.S. Yūnus /10 : 40-41 dan Hubungannya dengan Toleransi
Dari penjelasan tafsir di atas, Q.S. Yūnus/10: 40-14 erat kaitannya dengan toleransi. Sebelum membahas kaitan antara keduanya, alangkah baiknya, kalian mengetahui maksud toleransi, mengapa toleransi penting bagi umat manusia?
Pengertian toleransi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi artinya sifat toleran; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Sifat toleran di sini maksudnya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut dengan kata tolerance yang berarti toleransi, kesabaran, dan kelapangan dada.
Sedangkan toleransi dalam bahasa Arab sebagaimana dalam Mu‘jam Maqayis al-Lughah disebut dengan istilah tasamuh. Kata tasamuh adalah bentukan dari kata samaha, yang secara bahasa berarti lembut dan mudah. Sedangkan menurut Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, tasamuh berarti berkisar antara kemurahan hati, mudah memaafkan, lapang dada, kesabaran, ketahanan emosional, menenggang rasa, menghargai, dan sebagainya. Selain tasamuh, toleransi dalam Bahasa arab disebut dengan kata alsamhah. Menurut Ibnu Manzhur dalam Lisan al-‘Arab, samhah berarti tidak menyusahkan dan tidak memberatkan. Berdasarkan hal tersebut samhah sama dengan moderat, yakni berada di pertengahan, tidak condong pada salah satu sisi. Kemoderatannya ditunjukkan dengan ajaran Islam yang mudah, tidak menyusahkan dan memberatkan umatnya.
Dari pengertian tersebut kata kunci dari toleransi adalah menghargai orang lain yang berbeda baik pendapat, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya dengan pendirian sendiri. Orang yang toleran adalah orang yang memiliki kesabaran, kelapangan dada, dan daya tahan.
Pesan dalam Q.S. Yūnus /10: 40-41
Pesan yang terkandung dalam Q.S. Yūnus/10:40-41, Apabila dikaitkan dengan kehidupan saat ini, khususnya dalam menciptakan toleransi, adalah:
- Ayat-ayat yang berbicara tentang akidah atau keimanan, hendaknya dijadikan panduan bagi kalian sebagai individu, bukan untuk mengukur dan menilai keimanan orang lain. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, keimanan adalah perbuatan hati yang kalian tidak dapat mengetahuinya dengan panca indera. Hanya Allah Swt. yang berhak menilainya;
- Sebagai individu yang beriman, tetap punya tanggung jawab mengajak kepada kebaikan dengan bijak, tanpa disertai dengan paksaan. Adapun hasilnya diserahkan kepada Allah Swt. Seseorang tidak perlu memaksakan kehendak bahkan sampai marah ketika ada orang yang tidak dapat menerima ajakan kebaikan yang kalian lakukan;
- Menghargai orang lain dalam semua perbedaan. Jika ingin dihargai orang lain, maka kalian juga harus menghargai orang lain. Toleransi kepada orang lain dalam berinteraksi sosial menjadi pondasi untuk mewujudkan kedamaian dan kerukunan di masyarakat.
Dari penjelasan di atas, maka kunci jawaban dari soal "Perhatikan Q.S. Yūnus/10: 40, di bawah ini!
... وَمِنْهُم مَّن يُؤْمِنُ بِهِۦ وَمِنْهُم مَّن لَّا يُؤْمِنُ بِهِۦ ۚ وَرَبُّكَ
Sambungan ayat di atas yang tepat adalah …." adalah C. أَعْلَمُ بِٱلْمُفْسِدِينَ
Sumber: Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.