Jangan Perbiasakan Sikap Cemburu dan Suka Mengatur, Bisa Jadi Toxic Relationship hingga Penganiayaan
Setiap menjalin hubungan jangan biasakan sikap cemburu. Karena hal itu bisa menjadi awal mulanya toxic relationship hingga penganiyaan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Dalam setiap menjalin hubungan jangan biasakan sikap cemburu dan suka mengatur.
Karena hal tersebut bisa menjadi awal mulanya toxic relationship hingga penganiayaan.
Bukan tanpa sebab, saat ini banyak viral di media sosial terkait perbincangan toxic relationship.
Bahkan peliknya, metode toxic ini sampai berujung pada penganiayaan.
Seperti diketahui, hubungan yang sehat akan mendorong rasa bahagia.
Terlebih jika, kebersamaan yang dipupuk itu bisa menumbuhkan rasa positif untuk terus bersama.
Namun bagaimana jika hubungan itu sudah banyak mengandung toxic relationship ?
Baca juga: 5 Alasan Nonton Film Barbie, Suarakan Isu Feminisme, Lawan Patriarki hingga Toxic Masculinity
Bisa saja akan mengancam keberlangsungan hubungan.
Pada dasarnya, ketika dua orang komitmen bersama harus bisa memegang prinsip kebahagian itu sendiri.
Hal ini untuk menciptakan hubungan yang baik.
Karena jika sudah toxic maka terkadang akan sulit mendapatkan kebahagian.
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah hubungan tidak sehat yang membuat seseorang merasa tidak dipahami dan didukung atau merasa direndahkan.
Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tetapi juga dalam lingkungan pertemanan bahkan keluarga.
Khusus artikel ini, akan membahas terkait dengan toxic relationsip bersama kekasih.
Hubungan yang sudah toxic bisa mengancam segala aspek kehidupan.
Mulai dari pekerjaan, pendidikan, ataupun aktivitas penting lainnya.
Karena seseorang yang sudah masuk dalam perangkap hubungan toxic ini biasanya merasa hal itu biasa dan wajar.
Namun dampaknya akan semakin membesar jika terus dibiarkan secara terus menerus.
Jika sudah toxic maka hubungan dengan kekasih sudah tidak nyaman dan menyenangkan.
Bahkan, bisa dirugikan secara fisik dan emosional.
Dikutip dari website Psychalive, tanda toxic relationship adalah hubungan berulang yang saling menghancurkan antara pasangan.
Pola tersebut sering melibatkan kecemburuan, posesif, dominasi, manipulasi, putusasa, keegoisan atau penolakan.
Terkadang seseorang yang berada di hubungan toxic tidak menyadari hal tersebut.
Baca juga: Aubameyang Akui Ada Hubungan Toxic dengan Mikel Arteta, Jadi Mantap Pindah ke Barcelona
Jadi, mereka percaya bahwa hubungan yang sedang dijalani merupakan hubungan yang wajar.
Mereka juga meyakini bahwa pasangannya akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah pertengkaran berakhir.
Terlalu bucin membuat seseorang tidak bisa menyadari tanda-tanda hubungan toxic.
Lalu, apa saja sih tanda atau ciri seseorang yang memiliki hubungan toxic? Bagaimana cara keluar dari hubungan beracun tersebut?
Yuk, simak 4 tanda dari toxic relationship!
1. Tidak jujur dan mudah curiga
Tidak bisa terbuka dengan pasangan dan ditutupi kebohongan merupakan suatu tindakan yang tidak diperbolehkan terjadi.
Biasanya kebohongan terjadi karena pasangan selalu curiga dengan perilaku kamu, maka kamu yang merasa dicurigai akan merasa tidak nyaman.
Dan akan memberikan keterangan bohong untuk mencegah pasanganmu marah.
Sikap bohong dan curiga bisa membuat hubungan menjadi toxic.
Baca juga: Lirik Lagu Your Power - Billie Eilish, Bercerita tentang Hubungan Asmara yang Toxic
2. Suka mengatur
Salah satu ciri lain dari toxic relationship adalah mengontrol pasangan.
Misalnya, pasangan tidak boleh berinteraksi dengan lawan jenis, melarang keluar rumah untuk bertemu teman atau bahkan keluarga.
Jika pasangan tidak mengikuti perkataannya, maka ia akan marah dan berbicara kasar atau bahkan yang lebih parahnya lagi memukul pasangannya.
Jika pasanganmu sudah mulai memukul karena kamu tidak bisa mengikuti kemauannya, hal yang perlu dilakukan adalah bersikap tegas.
Dan membicarakan hal tersebut kepada pasanganmu karena hal tersebut sudah termasuk dalam tanda toxic relationship.
3. Cemburu berlebihan
Rasa cemburu dalam suatu hubungan wajar terjadi karena dinilai sebagai bumbu dalam suatu hubungan.
Perasaan ini juga sering dinilai sebagai tanda sayang terhadap pasangan.
Namun, dalam hubungan yang toxic rasa cemburu cenderung muncul terlalu sering dan berlebihan.
Sesuatu yang berlebihan selalu tidak baik, semua harus memiliki porsi yang pas.
Jika kamu sering mengalami hal ini, kamu harus mulai waspada dan membicarakannya dengan pasanganmu.
Cemburu yang berlebihan menandai tidak adanya kepercayaan dalam hubunganmu.
Jika hal ini terus menerus terjadi hal tersebut bisa dengan cepat mengikis hubunganmu.
4. Silent treatment
Komunikasi merupakan pilar utama dalam hubungan, komunikasi yang baik antara kedua belah pihak merupakan ciri dari hubungan yang harmonis.
Tanda dari komunikasi yang lancar dan baik adalah dari cara mengutarakan pendapat, keinginan harapan dan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalah yang terjadi di tengah-tengah hubungan.
Namun, silent treatment merupakan tanda bahwa kamu dan pasanganmu tidak bisa mengungkapkan pendapat atau berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.
Salah satu pihak mendapat perlakuan silent treatment akan merasa serba salah karena tidak mendapatkan penjelasan apapun.
Kamu tau ga sih? ternyata hal tersebut dapat masuk ke dalam kategori kekerasan emosional, lho.
Berbicara pada saat emosi memuncak memang sangat tidak disarankan. Namun alangkah baiknya tidak memberikan silent treatment terhadap pasangan.
Kamu bisa memulai berkomunikasi dengan pasangan saat emosi sudah mereda dan mendiskusikan masalah agar tidak timbul kesalahpahaman.
Dalam sebuah hubungan yang harmonis dibutuhkan kepercayaan dan komunikasi.
Hal ini tentu saja bisa diperbaiki bila kamu dan pasangan bisa berdiskusi satu-sama lain dan memutuskan untuk saling terbuka akan hal apapun.
Antisipasi
Jika kamu sudah terjebak dalam toxic relationship, kamu perlu tahu cara mengatasinya dan keluar dari lubang gelap tersebut.
Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengungkapkan secara tegas kalau kamu tidak suka diperlakukan buruk.
Jika dalam hubunganmu sudah terdapat kekerasan fisik kamu tidak perlu takut meminta bantuan orang terdekat. Seperti keluarga dan teman.
Apabila kondisimu merasa jauh lebih buruk, gelisah dan takut segera minta bantuan profesional seperti psikolog agar mendapat bimbingan.
Jangan pernah memegang prinsip bahwa pasanganmu akan berubah setelah mendapatkan perilaku buruk yang berulang.
Kamu perlu sadar bahwa dirimu tidak pantas mendapatkan perilaku tersebut. Yuk, sadar dan keluar dari hubungan toxic!
(*)
(Tribunnews.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.