Berita Wakatobi
Wajah Bahagia Leni Siswi SMA Viral Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah di Wakatobi Kini Punya Sepeda Listrik
Leni siswi SMA viral di media sosial gegara tempuh 14 kilometer demi bisa bersekolah. Sosok siswi SMA di Wakatobi itupun menarik perhatian masyarakat.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Leni siswi SMA viral di media sosial gegara jalan kaki tempuh 14 kilometer demi bisa bersekolah.
Sosok siswi SMA di Wakatobi itupun menarik perhatian masyarakat hingga netizen di media sosial.
Semangat dan tekadnya untuk belajar tak goyah meski berjalan kaki.
Meski harus tiba di rumah sepulang sekolah pada waktu shalat Isya.
Hal inipun menarik simpati pihak Polres Wakatobi.
Melalui Sat Samapta Polres Wakatobi, satu unit sepeda listrik diberikan kepada Leni.
Seperti diketahui, kisah gadis 15 tahun inipun menyita perhatian publik.
Baca juga: Viral Kisah Siswi Kelas Unggulan SMA di Wakatobi Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah, Tak Pernah Terlambat
Diungkapkan Wakapolres Wakatobi, La Ode Surahman sosok Leni bisa menjadi motivasi untuk seluruh anak-anak di Wakatobi semangat menempuh pendidikan.
Walau dengan banyaknya keterbatasan.
Dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Rabu (8/10/2023) La Ode Surahman mengutarakan awal mula pertemuannya dengan Leni.
Ia mendapat kabar tentang seorang siswi yang berjalan kaki sejauh 14 kilometer dari unggahan seorang warga di media sosial.
"Awalnya itu, kita dapat informasinya di media sosial," tuturnya.
Berdasarkan arahan Kapolres Wakatobi, tim Sat Samapta Polres Wakatobi bergegas mencari Leni.
Termasuk mengonfirmasi pihak SMA 1 Wangiwangi tempat Leni bersekolah tentang kondisi sebenarnya.
Ditemukan fakta Leni adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama nenek dan kedua adiknya.
Kedua adiknya putus sekolah, sedangkan neneknya mengalami sakit.
Sehingga, untuk bertahan hidup Leni bekerja keras sembari semangat belajar.
Menurut La Ode Surahman tekad dari Leni inipun mendorong banyaknya yang ingin membantunya.
"Sabhara Presisi melaporkan ke saya sehingga kita putuskan untuk meringankan beban yang bersangkutan (Leni) supaya perjalanannya tidak susah dan bisa mengurangi bebannya. Maka kita putuskan belikan sepeda listrik," tuturnya.
Ia pun menceritakan sosok Leni yang masuk sekolah pada siang hari lalu pulang sore.
Namun baru tiba di rumah sekitar jam 19.30 WITA dengan kondisi jalan gelap gulita.
Baca juga: Cerita Pemudik Harus Jalan Kaki 5 Km untuk Cari Toilet gegara Terjebak Macet di Gerbang Tol Merak
"Leni itu masuknya siang hari, pulang sekolahnya dengan waktu tempuh itu terkadang sampai shalat Isya baru tiba di rumah, apalagi melewati hutan belantara," tuturnya.
Sepeda listrik yang diberikan di lapangan sekolah disaksikan ratusan siswa siswi SMA 1 Wakatobi.
Leni langsung mengendarai sepeda tersebut sambil tersenyum sumringah.
Untuk meringankan beban hidup Leni, Polres Wakatobi juga memberikan santunan biaya hidup.
Santunan tersebut diserahkan langsung kepada nenek Leni.
Menurut La Ode Surahman, Leni adalah sosok yang gigih dan berprestasi karena berusaha keras untuk belajar sambil bekerja sebagai buruh bangunan.
Selain itu, dampak dari unggahan akun TikTok Sat Samapta Polres Wakatobi @satsamaptareswakatobi tentang video Leni juga menggugah simpatik netizen.
Sejumlah orang pun turut membantu Leni termasuk untuk biaya pendidikan adik-adiknya.

"Bupati Konawe Utara Ruksamin juga memberi bantuan pembenahan rumah termasuk membukakan rekening dan mendapatkan beasiswa yang diberikan. Banyak pihak-pihak yang tergugah memberikan bantuannya," jelasnya.
Bagi, La Ode Surahman semangat dan tekad Leni ini adalah semangat dan motivasi untuk menstimulus masyarakat ataupun anak muda agar tak malas sekolah.
"Harapan saya, ananda Leni bisa tetap sekolah agar bisa menjadi yang berguna dan bisa menghidupi adik-adiknya. Bisa memotivasi banyak anak-anak sekolah yang lain, tidak boleh cengeng dengan kondisi alam. Adinda Leni sudah buktikan, walaupun jalan kaki 14 kilometer tetap berjalan," tuturnya.
Sederhana cita-cita seorang Leni, ia hanya ingin menjadi anak yang berhasil.
Hal itupula yang disampaikan kepada La Ode Surahman.
"Sederhana saja yang dia mau," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kisah siswi kelas unggulan SMA di Wakatobi setiap harinya berjalan kaki untuk ke sekolah.
Bahkan jarak tempuh antara rumah dan sekolahnya hingga 14 Kilometer (Km).
Berangkat dari pagi-pagi buta tak menyurutkan semangat dari siswi bernama Leni (15) untuk pergi menuntut ilmu.
Ia bersekolah di SMA 1 Wangiwangi Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Leni duduk di kelas unggulan.
Meski setiap hari harus berjalan kaki, Leni pun selalu datang tepat waktu.
Bahkan tidak pernah, Leni terlambat saat pergi sekolah.
Kisah Leni inipun viral di media sosial.
Banyak yang mendoakan jalan hidup Leni menjadi lebih baik.
Lantas seperti apa kisahnya ?
Berikut ini dihimpun TribunnewsSultra.com dari TribunStyle dan Kompas.com:
Untuk diketahui, sosok Leni adalah seorang siswi SMA 1 Wangiwangi Wakatobi.
Kedua orangtua Leni sudah meninggal.
Sehingga, meski peliknya hidup, Leni tetap berjuang untuk bisa hidup.
Di usianya yang cukup belia, mengharuskan Leni untuk bekerja lebih keras.
Waktu bermain bersama teman-teman sesusianya pun sangat jarang.
Gadis 15 tahun itu rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.
Dilansir dsri Kompas.com, kisahnya menyita perhatian lantaran tak menyurutkan semangatnya demi menggapai cita-citanya.
Meskipun ia harus menempuh jarak jauh ke sekolah.
Leni justru mengaku tidak merasa minder atau pun malu kepada teman-temannya karena ke sekolah berjalan kaki.
Menurutnya, kebiasaan jalan kaki itu sudah dilakukannya sejak masih duduk dibangku SD.
"Saya tidak minder dengan teman-teman lain. Saya dari SD sudah berjalan kaki," kata Leni dilansir dari Kompas.com, Selasa (7/11/2023).
Leni rupanya memiliki cara sendiri agar ia tidak telat ke sekolah meski jarak dari rumahnya cukup jauh.
Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang, mulai berjalan kaki dari rumahnya di dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 wita.
"Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore) tapi tiba di rumah sudah mau maghrib," ucap Leni.
Disisi lain, Kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar, sehingga ia bersama kedua adiknya yang masih kecil.
Ditambah lagi sang paman kemudian meninggal dunia.
Leni dan kedua adiknya pun tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.
Jadi Buruh Bangunan
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni saling bahu membahu dengan kedua adiknya dengan kerja jadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi, Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.
"Maka kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam.
Kemudian teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya," kata Yuwono.
Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempat di kelas unggulan di sekolahnya.
"Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," ungkap Yuwono.
Dapat Motor Listrik
Mendengar kisah Wa Leni ini, pihak dari Sat Samapta Polres Wakatobi memberikannya hadiah.
Hadiah tersebut diberikan untuk membantu perjalanan Leni ke sekolah lebih mudah.
Sehingga, satu unit sepeda itu diserahkan langsung kepada Leni.
Momen penyerahan sepeda listrik tersebut pun dibagikan akun TikTok Sat Samapta Polres Wakatobi @satsamaptareswakatobi beberapa waktu lalu.
Dalam video viral tersebut, nampak Leni berjalan kaki.
Ia menyusuri hutan dan naik turun jalanan yang berkelok-kelok.
Leni pun nampak sumringah saat mendapatkan hadiah dari pihak kepolisian.
Wakapolres Wakatobi, Kompol Laode Surahman mendatangi sekolah SMA 1 Wangiwangi Wakatobi untuk memberikan hadiah tersebut secara langsung.
Ia bersama dengan anggotanya menyerahkan satu unit sepeda listrik untuk Leni.
Surahman memeluk Leni dan memberinya semangat untuk tetap bersekolah.
Momen inipun turut dikomentari sejumlah netizen.
(TribunSumsel.com/Aggi Suzatri)(Kompas.com)(TribunnewsSultra.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.