Video Viral

Fakta-fakta Seruyan Rusuh 1 Warga Tewas Saat Bentrok Polisi di Kebun Sawit, Panglima Jilah Bereaksi

Fakta-fakta Seruyan rusuh 1 warga dikabarkan tewas ditembak saat bentrok polisi di kebun sawit, Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Fakta-fakta Seruyan rusuh 1 warga dikabarkan tewas ditembak saat bentrok polisi di kebun sawit, Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Menyusul kerusuhan Seruyan di lokasi perkebunan sawit PT Hamparan Masawit Bangun Persada atau PT HMBP Seruyan 1, berbagai pihak bereaksi yang salah satunya Panglima Jilah. 

Uli Parulian menyampaikan bahwa pihaknya prihatin dan berdukacita yang mendalam atas peristiwa tersebut.

Komnas HAM, tambah dia, akan melakukan penyelidikan atas insiden kekerasan tersebut.

Menurut Uli, Komnas HAM juga sudah proaktif memantau konflik agraria di wilayah tersebut sejak September 2023.

“Meminta Polda Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Seruyan serta seluruh masyarakat untuk menjaga situasi tetap kondusif,” pinta Uli Parulian.

Berkaca kasus ini, Komnas HAM juga mendorong semua pihak tidak melakukan kekerasan serta mengutamakan dialog dalam mencari solusi atas segala persoalan.

“Agar semua pihak mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan serta penghormatan terhadap hak asasi manusia,” jelasnya.

Penjelasan Resmi Kepolisian

Berikut kronologi rusuh Seruyan di kebun sawit PT HMBP 1, Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).

Dikutip dari Kompas.com pada Minggu (8/10/2023), bentrok bermula ketika warga menuntut perusahaan memberikan kebun plasma sebesar 20 persen, tetapi hal ini tak kunjung terwujud setelah puluhan tahun.

Warga sempat menggelar unjuk rasa di area pabrik perkebunan sawit milik PT HMPB 1 pada Kamis (21/9/2023).

Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, bentrok lanjutan antara warga dengan polisi kemudian pecah pada Sabtu (07/10/2023) pukul 12.30 WIB.

Baca juga: VIRAL Pesan Berantai WhatsApp Berisi Rencana Tawuran di Kendari Sulawesi Tenggara

Sebelum warga dan polisi terlibat bentrok, aparat melakukan pengamanan konflik di perkebunan sawit milik PT HMBP 1.

Ia menyebutkan bahwa kedatangan polisi diadang oleh warga yang membawa tombak dan ketapel.

“Sehingga terpaksa diamankan, namun warga tidak terima sehingga warga melakukan perlawanan dan menyerang petugas,” katanya.

Setelah itu, bentrokan yang melibatkan warga dengan polisi tidak dapat dihindarkan.

Saat mengamankan aksi tersebut, Kapolres Seruyan, AKBP Ampi Mesias Von Bulow, disebutkan berulangkali mengimbau massa untuk membubarkan diri dari aksi unjuk rasa tersebut.

Imbauan justru tidak diindahkan dan massa melakukan aksi-aksi anarkis, seperti melontarkan batu menggunakan ketapel.

Kombes Erlan dikutip dari TribunKalteng, menjelaskan, personel dikerahkan untuk melakukan pengamanan di lokasi kejadian.

Diapun memastikan petugas yang diturunkan ke lapangan tidak menggunakan peluru tajam.

“Selama melakukan pengamanan, personel tidak dibekali dengan peluru tajam personel hanya dibekali dengan peluru hampa, peluru karet dan gas air mata,” jelasnya.

Diapun mengklaim, aparat kepolisian yang diterjunkan telah menjalankan tugas sesuai aturan.

Kapolres Seruyan AKBP Ampi Mias Von Bulow yang dikonfirmasi terkait kabar korban tewas dalam bentrokan, masih enggan berkomentar banyak, dan menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

“Kami harus buktikan dulu, pastikan dulu apakah itu betul kena tembak, untuk itu kita masih melakukan penyelidikan,” kata AKBP Ampi kepada Tribunkalteng.com, Sabtu (7/10/2023) malam.

Dia menjelaskan bentrok polisi dan warga di Desa Bangkal terjadi karena ratusan warga melakukan penghadangan di pos 3 dan 9 dengan membawa sejumlah senjata tajam.

Massa yang diperkirakan berjumlah 400 orang lebih mendatangi kawasan perkebunan PT HMBP dengan ratusan motor.

Bahkan, warga tersebut diduga membawa peralatan untuk memanen buah sawit di areal perkebunan PT HMBP.

Ditambahkannya lagi, di lokasi saat insiden tersebut pun terdapat ibu-ibu yang membawa anak-anak mereka.

Sehingga anggotanya mengimbau agar mereka kembali pulang ke rumah masing-masing dengan tertib dan aman.

“Namun mereka malah menyerang petugas dengan ketapel dan senjata tajam lainya yang mereka bawa, bahkan ada bawa bom molotov,” jelas AKBP Ampi Mias.

Kabid Humas Polda Kalteng mengungkapkan sebanyak 20 orang diamankan dalam kejadian tersebut termasuk berbagai barang bukti.

“Kami amankan sebanyak 20 orang beserta barang bukti berupa senpi laras pendek jenis PCV, bom molotov, ketapel, tojok, dodos dan egrek,” ujarnya.

Dari 20 orang yang diamankan, kata Kombes Erlan, sebanyak 5 orang di antaranya positif metamfetamin atau narkoba.

“Mereka diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya dalam rilis Polda Kalimantan Tengah.(*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili, TribunKalteng.com, Kompas.com)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved