Kisah Arawinda Kirana Berjuang Pulih Dari Trauma Akibat Kekerasan Seksual Jadi Karya Film Diam

Kisah aktris ternama Arawinda berjuang pulih dari trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya dituangkan dalam sebuah karya film berjudul Diam.

Tangkapan layar YouTube Arawinda Kirana
Berikut ini kisah aktris ternama Arawinda Kirana yang berjuang pulih dari trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya dituangkan dalam sebuah karya film berjudul Diam. 

Para praktisi berpengalaman ini kerap memberikan pendampingan kepada korban-korban kasus kekerasan seksual.

Termasuk Arawinda Kirana yang telah diberikan pendampingan dan dukungan kepada sejak awal tahun 2023.

Dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com, Senin (11/9/2023) Tim Independen Pendamping Korban menjalani perjalanan panjang, berbagai proses pendampingan sosial dan psikologis yang mendalam untuk membantu Arawinda mengatasi dampak traumatis dari kekerasan seksual yang dialaminya.

“Proses pemulihan Arawinda adalah sebuah perjalanan yang rumit dan membutuhkan waktu. Namun, Arawinda dengan tekun berusaha untuk mengurai berbagai komplikasi psikologis yang muncul akibat pengalaman traumatis yang telah ia alami,” tulis rilis tersebut.

Arawinda dengan jujur mengungkapkan perasaannya dan upayanya untuk berbagi pengalaman pribadinya sebagai seorang penyintas kekerasan seksual.

Baca juga: Baubau Catat 20 Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Tahun Ini, Pemkot Minta Bantuan Banyak Pihak

Upaya tersebut justru disebut tak mendapatkan empati dari masyarakat. Melainkan kontroversi akibat pemberitaan sebelumnya yang dianggap memicu opini publik yang berseberangan.

Dalam rilis tersebut juga Arawinda merasa jika perhatian publik seharusnya difokuskan pada pelaku kekerasan yang sebenarnya sebagai satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas tindakannya, kembali teralihkan.

“Arawinda dengan tulus menyadari bahwa pemberitaan dan berbagai spekulasi yang beredar selama ini telah menyakiti banyak pihak, termasuk korban kekerasan seksual lainnya,” lanjut rilis tersebut.

Arawinda Kirana pun turut menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas dampak yang telah terjadi.

Disebutkan jika meskipun usahanya dalam berbagi pengalaman mungkin secara tidak langsung telah berkontribusi pada eskalasi pemberitaan dan kontroversi, niatnya selalu baik untuk memperjuangkan isu yang sangat penting ini.

“Kami, sebagai Tim Independen Pendamping Korban, akan terus mendukung Arawinda dalam perjalanan pemulihannya, dan kami berharap masyarakat dapat memahami pentingnya mendukung penyintas kekerasan seksual dan menempatkan tanggung jawab pada pelaku untuk memastikan keadilan dan perlindungan bagi semua korban,” tulisnya.

Berikut ini kisah aktris ternama Arawinda Kirana yang berjuang pulih dari trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya. Seperti diketahui, nama Arawinda Kirana kembali menjadi perbincangan usai dirinya membagikan kisah kekerasan seksual yang dialaminya. Kini, Arawinda Kirana berusaha untuk pulih dari peristiwa pelik tersebut. Ia juga turut didampingi Tim Independen Pendamping Korban, yang terdiri dari sekelompok praktisi psikologi klinis dan psikososial.
Berikut ini kisah aktris ternama Arawinda Kirana yang berjuang pulih dari trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya. Seperti diketahui, nama Arawinda Kirana kembali menjadi perbincangan usai dirinya membagikan kisah kekerasan seksual yang dialaminya. Kini, Arawinda Kirana berusaha untuk pulih dari peristiwa pelik tersebut. Ia juga turut didampingi Tim Independen Pendamping Korban, yang terdiri dari sekelompok praktisi psikologi klinis dan psikososial. (Instagram)

Alasan Memilih Bungkam

Selama ini, Arawinda telah terpaksa merahasiakan kenyataan atas kekerasan yang dialaminya.

Sebagai seorang korban kekerasan seksual, Arawinda menghadapi berbagai tantangan, termasuk merasa terisolasi dalam rasa takutnya, memilih untuk diam demi menjaga nama baiknya, dan seringkali tidak dipercaya oleh banyak pihak karena tidak memiliki bukti yang dapat diperlihatkan.

Hal ini mencerminkan praktik pembebanan terhadap korban (victim blaming) yang seringkali terjadi dalam kasus kekerasan seksual.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved