Wisata Sulawesi Tenggara
10 Rekomendasi Desa Wisata di Sulawesi Tenggara, Ada Pemandangan Negeri di Atas Awan
Ini 10 rekomendasi desa wisata di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang wajib di kunjungi. Desa wisata di Sultra memiliki beragam keunikannya masing-masing.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ini 10 rekomendasi Desa Wisata di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang wajib dikunjungi.
Desa Wisata di Sultra memiliki beragam keunikannya masing-masing, mulai dari memamerkan cantiknya alam yang begitu alami, hingga konsistensi mempertahankan budaya peninggalan leluhur.
Selengkanya Desa Wisata di Sultra yang wajib di kunjungi.
1. Desa Wisata Sani-Sani
Desa Wisata Sani-Sani berlokasi di Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka.
Menyuguhkan pemandangan negeri di atas awan dan juga pantai pasir putih, yang menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Selain itu, puncak Sani-Sani menyajikan suasana pedesaan yang masih sangat alami, seperti hamparan kebun cengkeh yang berbaris rapi, yang mampu memanjakan mata setiap pengunjungnya.
Baca juga: Desa Wisata Sani-Sani Kolaka Masuk Nominasi ADWI 2023 Bakal Dikunjungi Menparekraf Sandiaga Uno
Kemudian, desa wisata Sani-Sani juga memiliki banyak spot foto yang sangat indah dan menawan, yakni puncak Indah Kapu satu dan puncak Indah Kapu dua.
Lokasi desa wisata Sani Sani ini hanya berjarak kurang lebih 26 kilometer dari Kota Kolaka.
Sehingga Desa Sani-Sani sangat cocok menjadi tujuan berwisata saat berlibur akhir pekan bersama keluarga maupun teman.
2. Desa Wisata Namu
Desa Wisata Namu berlokasi di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Memiliki beberapa pantai yakni, pantai Oloa, Pantai Wiawia, Pantai Namu, Pantai Pasir Panjang, dan pantai Dusun Empat, yang juga dekat dengan Hutan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, Air Terjun Pitu Ndengga dan Danau.
Semakin lengkap dengan wisata budaya yang menarik seperti tradisi adat istiadat, kuliner yang unik, yang disebut Kabuto dan kerajinan lokal.
Desa wisata ini juga memiliki surga bawah laut dengan terumbu karangnya yang indah, cocok untuk diving, Snorkeling, berenang dan memancing.
Selain bermain dengan laut, wisatawan dapat berjalan-jalan sepanjang pantai sambil mendengarkan deburan ombak, bagai musik simphoni yang indah.
Untuk sampai ke Desa wisata Namu, dapat ditempuh melalui jalur darat maupun laut.
3. Desa Wisata Labengki
Desa Wisata Labengki berlokasi di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara.
Memiliki 10 spot wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara dan domestik diantaranya Goa Tobelo, Laguna, Blue Lagoon, View raja ampat, Teluk Cinta.
Kemudian Pantai pasir panjang, Pantai pasir merah, Kampung Bajo, Menara Mercusuar, dan Goa kolam renang.
Baca juga: Detik-detik Penemuan Mayat Pria di Pelabuhan Nusantara Raha Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara
Selain itu, di desa wisata labengki ini wisatawan dapat melakukan snorkeling dan diving, karena desa ini juga menyuguhkan keindahan bawah laut.
Keindahan dari desa wisata Labengki sudah tidak diragukan lagi sejak dibuka tahun 2016 silam, sudah banyak turis lokal maupun manca negara yang berkunjung kesini.
4. Desa Wisata Napabale
Desa Wisata Napabale berlokasi di Kecamatan Lohia, Kabupate Muna.
Menyuguhkan keindahan danau dan tepian pantai, dan juga memiliki situs purbakala, yaitu Gua Layang-layang dengan keindahan lukisan-lukisan manusia pada jaman purbakala.
Di Danau Napabale, wisatawan bisa melakukan diving maupun snorkeling untuk menikmati keindahan kehidupan di bawah danau yang berair hijau, jernih dan tenang.
Selain itu, terdapat 3 karang besar yang berbentuk seperti cawan di tengah danau ini.
Ketiga karang tersebut ditumbuhi oleh tanaman liar dan menjadi lorong yang dihuni oleh jutaan spesies ikan laut di Selat Buton.
Sedangkan di pantai Napabale, wisatawan dapat berenang, bermain pasir, berjemur matahari maupun hanya menanti sunset untuk berswafoto.
5. Desa Wisata Limbo Wolio
Desa wisata Limbo Wolio berlokasi di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Bau-Bau.
Desa yang berada di kawasan keraton Buton ini telah mendunia, sehingga tempat ini menjadi favorit bagi para pelancong.
Menyuguhkan pemandangan kota Bau-Bau dan hilir mudik kapal di Selat Buton dengan jelas dari ketinggian.
Selain itu, di dalam kawasan benteng dapat dijumpai berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Buton.
Benteng Keraton Buton (Benteng Wolio) mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan September 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektar.
Desa wisata ini juga memiliki air terjun dan wisata permandian Gua Lanto, yang menjadikan desa ini wajib dikunjungi oleh wisatawan.
6. Desa Wisata Wabula
Desa Wisata Wabula ini berlokasi di Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton.
Selain memiliki keindahan desa yang asri, desa Wabula ini memiliki budaya yang terus dipertahankan hingga kini.
Kemudian, di desa Wabula terdapat permandian unik yang disebut Kali Topa.
Keunikan dari Kali Topa Wabula ini adalah bentangan kalinya hanya 150 meter dari bibir pantai, sehingga mempertemukan air tawar dan air laut yang asin.
Di Kali Topa ini, wisatawan disuguhkan hamparan pasir putih dan pohon kelapa yang menjulang tinggi berjejeran dipinggir pantai.
Dikawasann Kali Topa juga terdapat gazebo-gazebo yang dibangun dibawah pohon kelapa yang rindang dan dihubungkan dengan jalur pedestrian khusus untuk masyarakat pejalan kaki.
7. Desa Wisata Liya Togo
Desa Wisata Liya Togo ini berlokasi di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi.
Memiliki air laut yang jernih, tempat nelayan mencari pundi-pundi kehidupan.
Di desa wisata ini, wisatawan dapat melihat Benteng Liya atau yang dikenal juga sebagai Benteng Keraton yang merupakan peninggalan warisan dari Kerajaan Buton.
Tidak seperti benteng pada umumnya, benteng di Desa Liya Togo terbuat dari susunan batu gunung dengan campuran putih telur dan kapur sebagai perekatnya.
Selain itu, Desa Wisata Liya Togo juga memiliki ragam seni, diantaranya Tari Lariangi, dan Tari Honari Mosega.
Yang paling menarik adalah Posepa'a, kekuatan bela diri dengan cara menendang sambil bergandengan tangan. Kebiasaan ini hanya dilakukan saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha selepas sholat Ied.
Di sektor kuliner, wisatawan dapat mencicipi Soami, Sirup Tangkulela, keripik singkong, keripik dari ikan, dan lumpia isi abon ikan.
8. Desa Wisata Sombu
Desa wisata Sombu ini berlokasi di Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi
Menyuguhkan keindahan bawah laut, sehingga sangat cocok bagi pencinta diving sebagai tujuan berwisata.
Di desa wisata Sombu memiliki titik atau spot selam yang berjejer dan jaraknya tidak jauh. Bahkan dalam jarak 1 km terdapat 6 titik spot selam.
Selain itu, di desa ini terdapat tiga objek wisata yang sudah terkenal yakni Sombu Dive, Pantai Wambuliga, dan Noa indah.
Kemudian, wisatawan juga dapat berkunjung ke Gua Lianuba dan puncak Sombu, serta mata air Payau yaitu Wa Pia-Pia Ma Muda dan Wa Pia-Pia Tiu Muhali.
9. Desa Wisata Moramo
Desa Wisata Moramo ini berlokasi di desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan.
Memiliki air terjun bertingkat yang dikelilingi flora yang hijau, menjadikan tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan.
Di setiap tingkatan air terjunnya terdapat kolam di hilir yang menambah daya tarik dari air terjun Moramo.
Selain itu, pengunjung juga akan dimanjakan oleh suasana hutan yang termasuk dalam kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa, yang memiliki luas lahan sekitar 38.937 hektar.
10. Desa Wisata Wasuemba
Desa wisata Wasuemba berlokasi di Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton.
Menyuguhkan keindahan pantai lahonduru, yang memilki hamparan pasir putih yang bersih.
Membuat siapapun yang datang akan merasa nyaman dan betah berlama-lama di pantai ini.
Pantai ini juga terkenal sebagai kerajaan keong karena banyak nya keong yang hidup di pasir pantai ini.
Selain itu, terdapat pula Aquarium alami yang bernama E'e Tobungku, yang di dalamnya terdapat ikan purba yang konon telah hidup di tempat itu ratusan tahun lamanya.
Bahkan menurut cerita ukuran ikan ini dan jumlahnya masih sama seperti zaman dahulu, tidak bertambah dan tidak berkurang.
Di desa wisata ini pula terdapat benteng yang masih berdiri sejak zaman kerajaan Buton. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.