Berita Konawe Selatan
Bhabinkamtibmas Polres Konawe Selatan Aipda Hartono Masuk 3 Besar Hoegeng Award Mabes Polri
Nama Bhabinkamtibmas Polsek Torobulu, Polres Konawe Selatan Aipda Hartono, masuk nominasi tiga besar Hoegeng Award 2023 yang dilaksanakan Mabes Polri.
Penulis: Sugi Hartono | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Nama Bhabinkamtibmas Polsek Lainea, Polres Konawe Selatan (Konsel) Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Hartono, masuk nominasi tiga besar Hoegeng Award 2023 yang dilaksanakan Mabes Polri.
Aipda Hartono sendiri mewakili Polres Konsel untuk bertarung memperebutkan penghargaan Hoegeng Award dalam kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman dengan dua polisi berdedikasi lainnya.
Rencananya pembacaan pemenang Hoegeng Award tersebut akan dilaksanakan di Jakarta pada 1 Juli 2023 mendatang.
Aipda Hartono sendiri masuk dalam nominasi tersebut usai dewan juri yang terdiri dari Wakil Ketua MPR RI, Asrul Sani, Mantan Plt Pimpinan KPK Achmad Santosa, anggota Kompolnas Poengky Indarti dan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi.
Menilai keputusan cepat Aipda Hartono dalam menyelesaikan konflik warga berkaitan dengan air bersih di Desa Torobulu dinilai sangat tepat.
Sebelumnya, Kepolisan dari Polres Konsel membeli lahan salah satu masyarakat dengan uang pribadi untuk dihibahkan kepada masyarakat Torobulu.
Babinsa Polsek Lainea, Polres Konsel, Aipda Hartono dalam acara Tribun Corner mengatakan awalnya masyarakat Torobulu menemukan sumber air bersih di lahan masyarakat tersebut.
Baca juga: Sosok Aipda Hartono, Rela Utang Rp12 Juta Beli Lahan Demi Warga Torobulu Konsel Dapatkan Air Bersih
Hanya saja saat digunakan oleh masyarakat, pemilik lahan protes dan menutup lahannya tersebut.
"Saat itu lahan ini sudah digunakan, akan tetapi pemilik lahan tidak bersedia digunakan begitu saja, maka ditutup lah oleh pemilik lahan tadi," tuturnya Kamis (16/2/2023) lalu.
Kata Aipda Hartono, dirinya pun kemudian dihubungi oleh Kepala Desa setempat terkait penutupan lahan tersebut.
"Kemudian setelah kita mediasi kita sepakati dulu kalau lahan tersebut tetap digunakan oleh masyarakat, sambil mencari solusi," tuturnya.
Hanya saja selang beberapa hari, pemilik lahan kembali menutup lokasi yang digunakan oleh masyarakat untuk mengambil air bersih tersebut.
"Kita adakan mediasi lagi, solusi yang muncul itu ada tukar guling lahan, di mana salah satu masyarakat rela menukarkan lahannya yang sedang diperbaiki untuk ditukar dengan lokasi tersebut dan saat itu disepakati, hanya saja beberapa bulan kemudian pemilik lahan ini kembali menutup lahan tersebut," katanya.
Masyarakat Protes dan akan mendatangi pemilik lahan
Karena beberapa kali ditutup oleh pemilik lahan, masyarakat pun berkumpul dan akan mendatangi pemilik lahan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.