Konflik Bupati dan Wabup Wakatobi
Tagih Komitmen Pilkada 2020 Bupati Wakatobi, Wabub Rasa Tertipu Jadi Alat Politik dan Peran Dikebiri
Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud menagih janji Pilkada 2020 yang sempat tertuang dalam surat bermaterai bersama Bupati Wakatobi, Haliana.
Penulis: Laode Ari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, WAKATOBI- Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud menagih janji Pilkada 2020 yang sempat tertuang dalam surat bermaterai bersama Bupati Wakatobi, Haliana.
Wabub dua periode ini, merasa tertipu karena menganggap dirinya sebagai alat politik rekan memimpinnya di Pemerintahan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Menurutnya selama tiga tahun ikut mengawas pemerintahan, tugasnya sebagai Wakil Bupati telah dikebiri.
Sehingga, membuatnya kesal dan menagih janji Haliana.
Seperti diketahui, sebelumnya sempat terjadi cekcok antara Haliana dan Ilmiati Daud.
Insiden tersebut, membuat konflik memanas hingga saat ini.
Menurut Ilmiati Daud hal tersebut wajar terjadi terlebih sebelumnya sudah terjalin komitmen politik pada Pilkada 2020.
Baca juga: Profil Ilmiati Wakil Bupati Wakatobi Punya Harta 7 M Kader NasDem, Adu Mulut dengan Bupati Haliana
Ia lantas menagih hal tersebut di tiga tahun setelah menjadi Wakil Bupati Wakatobi untuk dua periode.
Adupun komitmen yang dimaksud dalam hal kebijakan pemerintahan hingga ruang publik.
"Manusia itu yang dipegang bicaranya, kita manusia biasa saja. Saya saja sebagai seorang ibu berusaha memenuhi janji saya pada anak saya, apalagi sebagai seorang pemimpin, apakah dia tidak masuk dalam golongan orang munafik?," tuturnya dalam konferensi pers yang berlangsung di Rupa Coffee, Jl Antero Hamra, Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (17/5/2023).
Ia mengungkapkan dirinya selama ini bahkan tak begitu dilibatkan dalam berbagai kegiatan penting pemerintahan.
"Saat rapat penting pun saya tidak dilibatkan. Sepertinya sudah tidak butuh pengawasan lagi," tuturnya.
Sampai pada akhirnya, Ilmiati Daud kesal.
Ia lantas menagih komitmen tersebut, sayangnya respon orang nomor satu di Wakatobi itu menurutnya terkesan lepas tangan.
"Dan kau bisa duduk disitu tekiri no mia koruo (adalah buah dari susah payah orang banyak), ku hambakomo leama (saya teramat membantu kamu dengan baik, maka ko anu faana (tapi kamu membuatnya seperti ini)," tuturnya menirukan ucapannya kepada Haliana.
Bahkan ia merasa menjadi alat politik untuk kemenangan Haliana kala itu yang berpasangan dengannya.
Meski demikian, menurutnya kesalahan juga terjadi pada patahnya koordinasi biroksi.
"Saya juga menilai koordinasi birokrasi yang sudah patah. Membuat hal ini pun semakin berlarut-larut," jelasnya.
Baginya, saat hubungan sudah pincang, birokrasi pun sulit dijalankan.
"Saya membaca dari awal ini hubungan dari awal berniat menipu saya. Saya ini hanya dipakai untuk alat pemenangan. Bahkan sejak awal ditetapkan kemenangan, oh dia one man show, jalan sendiri," tuturnya.
Penjelasan Wabub Wakatobi
Baca juga: Blak-blakan Wabup Wakatobi Ilmiati Daud Soal Konflik Bupati Haliana Berujung Cekcok, Lapor Gubernur
Blak-blakan Wabup Wakatobi Ilmiati Daud soal konflik dirinya dengan Bupati Wakatobi Haliana berujung cekcok.
Konflik kepala daerah di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), tersebut berujung insiden.
Insiden terjadi saat Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud menemui Haliana di ruang kerjanya, pada Senin (15/05/2023) lalu.
Pertemuan terjadi di Kantor Bupati Wakatobi, Kelurahan Mandati II, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra.
Insiden pun mewarnai pertemuan, bahkan kabarnya sang wabup sempat meremas bibir sang bupati.
Namun aksi remas bibir tersebut dibantah oleh Ilmiati Daud yang memberikan klarifikasi terkait insiden itu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Rabu (17/05/2023).

Ilmiati mengaku datang ke ibu kota Provinsi Sultra untuk melaporkan konflik tersebut kepada Gubernur Ali Mazi.
Diapun membeberkan kronologi insiden yang terjadi antara dirinya dengan sang bupati.
Kronologi kejadian tersebut berawal saat Ilmiati yang juga Ketua DPD Nasdem Wakatobi menemui Haliana di ruang kerjanya pada Senin (15/5/2023) pagi.
Saat berada di dalam ruangan tersebut, dirinya hanya bersama Bupati Wakatobi yang ditemani sopir bupati.
Wabup Wakatobi bermaksud mempertanyakan komitmen Haliana yang juga politikus PDIP saat bersama-sama maju pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Wakatobi 2020 lalu.
Komitmen tersebut, kata Ilmiati, untuk bersama-sama mengatur pemerintahan dan membagi tugas sebagai kepala daerah di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Sebenarnya alasan pertama dan mendasar adalah komitmen yang tidak diakui oleh Haliana. Jadi menurut beliau, tak ada komitmen antara saya dengan beliau,” katanya.
Ilmiati mempertanyakan komitmen itu karena selama hampir tiga tahun menjabat wabup perannya tidak dilibatkan.
Bahkan hanya seolah dipasang sebagai wakil, sementara roda pemerintah dijalankan Haliana sendiri.
“Kebanyakan peran saya sebagai wakil dikebiri. Saya ini seorang mantan birokrasi cukup bisa merasakan jika pekerjaan itu sendiri,” jelas Ilmiati.
“Padahal pada dasarnya, saya ingin punya pasangan yang mampu membantu saya dalam pekerjaan, juga mampu mengimbangi kinerja saya,” ujarnya menambahkan.
Pernyataan Haliana yang tidak mengakui komitmen yang mereka buat saat bersama-sama maju di Pilkada 2020, membuat Ilmiati kesal.
Menurutnya, Haliana telah melupakan dan tidak memegang komitmen awal saat akan maju pilkada tiga tahun silam.
Terjadi Adu Mulut
Wakil Bupati Ilmiati Daud pun mengakui akhirnya terjadi adu mulut kurang lebih 15 menit di dalam ruangan Bupati Wakatobi Haliana.
Adu mulut tersebut disaksikan sopir bupati yang disebutnya ikut mengintimidasinya.
“Saya diancam bahkan didesak mereka bilang untung kau perempuan kalau laki-laki selesai kamu,” kata Ilmiati mengutip pernyataan sopir bupati tersebut.
Tak berselang lama, dua anak buah Haliana lainnya kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ilmiati pun mengaku kembali diancam oleh dua anak buah Bupati Wakatobi itu.
Saat itu juga terjadi perdebatan antara tiga orang itu dengan Ilmiati di dalam ruangan bupati.
Namun Wabup Wakatobi dua periode itu mengaku tidak ada kontak fisik dengan Bupati Wakatobi Haliana seperti kabar yang beredar.
Setelah kurang lebih 15 sampai 20 menit di dalam ruangan, Ilmiati Daud pun kemudian keluar ruangan.
Diapun meninggalkan kantor Bupati Wakatobi dan selanjutnya melapor ke Kepolisian Resort atau Polres Wakatobi.
Setelah itu, Ilmiati berangkat ke Kendari untuk menyampaikan masalah ini ke Gubernur Sultra Ali Mazi.(*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.