Video Viral
Video Viral Nasabah Bank BUMN Diduga di Sulawesi Ngamuk Gegara Tak Bisa Transaksi Berhari-hari
Berikut ini video viral seorang nasabah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluapkan kekesalannya dengan ngamuk.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
"Saya mau bilang, saya butuh uang saya butuh makan. Sudah berapa hari kita menarik uang tidak bisa. Saya punya uang disini, sekarang saya mau tarik apa saya tunggu dengan sistem ini itu baru saya makan. Dimana logikanya pak. Sudah berapa hari kami datang. Datang masih bermasalah," jelasnya.
Ia sudah mencoba menggunakan fasilitas bank atau atm bersama agar bisa menarik uang.
Namun hasilnya nihil, pria tersebut tetap gagal melakukan transaksi.
"Bank lain pun kita mau tarik tetap tidak bisa. Seandainya kita bisa menarik di ATM Bersama, tidak masalah. Ini tidak bisa sama sekali," katanya.
Seorang pria lainnya diduga pegawai bank mengajak lelaki tersebut untuk duduk.
Ia sempat mengungkapkan permintaan maaf atas gangguan yang terjadi.
Baca juga: Video Viral 44 Detik yang Beredar di Kendari Ternyata Diperankan Wanita Asal Konawe Utara
Atas peristiwa viral ini, sejumlah netizen pun mengungkapkan komentarnya pada unggahan video TikTok itu.
BSI Pastikan Data Nasabah Aman
PT Bank Syariah Indonesia, Tbk. atau BSI kembali memastikan bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
Hal itu dikemukakan oleh Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo sehubungan dengan isu yang berkembang mengenai adanya kebocoran data yang diakibatkan oleh serangan siber dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, menyusul kendala yang dialami BSI pada Senin (8/5/2023).
“Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami berharap nasabah tetap tenang karena kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” kata Gunawan.
BSI mengajak masyarakat dan para stakeholder untuk semakin sadar akan hadirnya potensi serangan siber yang dapat menimpa siapa saja. BSI pun terus meningkatkan upaya pengamanan untuk memperkuat digitalisasi dan keamanan sistem perbankan dengan prioritas utama menjaga data dan dana nasabah.

Gunawan mengakui bahwa serangan siber merupakan ancaman di era digital, seiring dengan meningkatnya penggunaan IT pada proses bisnis. Serangan siber dapat terjadi di mana-mana dan bisa menyasar ke berbagai pihak.
“Ini merupakan keniscayaan dengan semakin banyaknya penggunaan IT pada bisnis. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pelaku bisnis untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperbanyak kolaborasi dengan pemerintah, regulator, dan masyarakat umum, untuk mencegah kejahatan siber semakin berkembang,” ujarnya.
BSI sendiri, setelah menerima informasi tentang kemungkinan adanya serangan, dan terus melakukan pengecekan dan menindaklanjuti keseluruhan sistem, serta melakukan mitigasi jangka panjang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.