Amalan Puasa Syawal yang Dianjurkan Dalam Islam, Dilakukan Selama 6 Hari Seperti Berpuasa Setahun

Berikut ini amalan puasa Syawal yang dianjurkan dalam Islam. Tentunya dilakukan selama 6 hari sama dengan berpuasa satu tahun lamanya.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini amalan puasa Syawal yang dianjurkan dalam Islam. Tentunya dilakukan selama 6 hari sama dengan berpuasa satu tahun lamanya. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini amalan puasa Syawal yang dianjurkan dalam Islam.

Tentunya dilakukan selama 6 hari sama dengan berpuasa satu tahun lamanya.

Seperti diketahui, setelah bulan Ramadhan, umat Islam menyambut bulan Syawal.

Dimana bulan Syawal, merupakan salah satu bulan dalam Islam yang begitu indah.

Pada bulan ini dianjurkan untuk melakukan hal-hal kebaikan.

Salah satunya yakni berpuasa Syawal.

Puasa Syawal adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Baca juga: 1 Syawal 1444 Hijriah Jatuh pada 22 April 2023, Menag Yaqut Cholil Qoumas Sebut Hilal Belum Terlihat

Bagaimana tidak, dalam menjalankan ibadah puasa Syawal ini, setiap orang akan mendapatkan pahala yang besar.

Selain pahalanya sama dengan puasa satu tahun, puasa Syawal juga memiliki keutamaan seperti salat sunah rawatib.

Hal tersebut dijelaskan dalam hadist HR. Muslim yang berbunyi sebagai berikut:

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun.

Lantas seperti apa bacaan hingga niat ataupun tata cara mengerjakan puasa Syawal?

Dilansir dari Tribun Sulbar, berikut ini bacaan doa buka puasa Syawal 1444 H lengkap dengan niat dan tata cara mengerjakan puasa syawal.

Setelah bulan puasa Ramadhan berlalu, maka kini umat Muslim menyambut bulan baru yakni Syawal.

Dimana bulan Syawal juga memiliki keutamaan dan keistimewaan setelah bulan Ramadan.

Karena ada amalan sunnah yang bisa ditunaikan yakni puasa syawal karena keutamaannya.

Hanya enam hari, tapi pahala puasa syawal seperti puasa selama setahun lamanya.

Adapun pelaksanaan puasa syawal 2023 ditandai dengan berakhirnya bulan Ramadan.

Setelah berakhirnya bulan Ramadan, maka umat muslim akan menyambut hari kemenangan yang ditandai dengan Hari Raya Idul Fitri pada 1 syawal.

Kemudian, masih dalam suasana lebaran, umat muslim diperbolehkan untuk mengerjakan puasa syawal pada tanggal 2 syawal.

Mulai hari ini, umat muslim sudah bisa mengerjakan puasa syawal yang dianjurkan tersebut.

Pada bulan syawal terdapat beberapa amalan yang dianjurkan, seperti puasa sunnah pada bulan syawal selama enam hari.

Baca juga: Jadwal Lebaran Idul Fitri 2023 Hingga Sidang Isbat 1 Syawal 1444 H Menurut Kementerian Agama

Adapun puasa syawal tersebut bisa dikerjakan secara berurutan ataupun selang-seling.

Hukum puasa syawal yakni sunnah muakkadah, artinya puasa sunah yang sangat dianjurkan.

Hal tersebut berdasarkan sabda Rasululullah, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan 6 hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR Muslim).

Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa menyelesaikan puasa Ramadhan dan dilanjutkan berpuasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari maka yang melakukan seperti berpuasa selama setahun.

Bacaan Niat Puasa Syawal

Dalam melaksanakan puasa syawal, hendaknya didahului dengan niat terlebih dahulu.

Niat puasa syawal boleh dilafalkan di malam hari.

Namun boleh juga dilafalkan saat makan sahur, bahkan ketika pagi, karena merupakan puasa sunnah.

Berikut bacaan niat puasa syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَي

(Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Terjemahannya, "Aku berniat puasa besok dari enam hari syawal, sunnah karena Allah Ta’ala.

Tata Cara Puasa Syawal

Tata cara puasa syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum.

1. Melafalkan niat

Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.

Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

Berikut bacaan doa berbuka puasa dikutip dari laman surabaya.tribunnews.com.

Doa pertama:

Terdapat sebuah hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.”

[Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki](Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, nomor 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, nomor 4678)

Periwayat hadits adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Pada awal hadits terdapat redaksi, “Abdullah bin Umar berkata, ‘Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau mengucapkan ….‘”

Yang dimaksud dengan إذا أفطر adalah setelah makan atau minum yang menandakan bahwa orang yang berpuasa tersebut telah “membatalkan” puasanya (berbuka puasa) pada waktunya (waktu berbuka).

Oleh karena itu doa ini tidak dibaca sebelum makan atau minum saat berbuka.

Sebelum makan tetap membaca basmalah, ucapan “bismillah” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan, “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR Abu Daud nomor 3767 dan At Tirmidzi nomor 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

Adapun ucapan وثبت الأجر maksudnya “telah hilanglah kelelahan dan telah diperolehlah pahala”, ini merupakan bentuk motivasi untuk beribadah. Maka, kelelahan menjadi hilang dan pergi, dan pahala berjumlah banyak telah ditetapkan bagi orang yang telah berpuasa tersebut.

Doa kedua:

Adapun doa yang lain yang merupakan atsar dari perkataan Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma adalah,

اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، أنْ تَغْفِرَ لِيْ

“Allahumma inni as-aluka bi rohmatikal latii wasi’at kulla syain an taghfirolii-ed”

[Ya Allah, aku memohon rahmatmu yang meliputi segala sesuatu, yang dengannya engkau mengampuni aku] (HR Ibnu Majah: 1/557, nomor 1753; dinilai hasan oleh al-Hafizh dalam takhrij beliau untuk kitab al-Adzkar; lihat Syarah al-Adzkar: 4/342).(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana) (TribunSulbar.com)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved