Video Viral

Video Viral Dalai Lama Cium Bocah Laki-laki Hingga Minta Lidah di Isap, Dikecam Netizen: Pelecehan

Berikut ini video viral Dalai Lama mencium bocah laki-laki. Bahkan dirinya meminta bocah tersebut untuk mengisap lidahnya.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini video viral Dalai Lama mencium bocah laki-laki. Bahkan dirinya meminta bocah tersebut untuk mengisap lidahnya. Atas aksinya tersebut, Dalai Lama mendapat kecaman dari berbagai ornamen masyarakat. Termasuk netizen yang sudah melihat video viral tersebut dan menyebutnya sebagai pelecehan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini video viral Dalai Lama mencium bocah laki-laki.

Bahkan dirinya meminta bocah tersebut untuk mengisap lidahnya.

Atas aksinya tersebut, Dalai Lama mendapat kecaman dari berbagai ornamen masyarakat.

Termasuk netizen yang sudah melihat video viral tersebut dan menyebutnya sebagai pelecehan.

Dalai Lama adalah kepala Tibetan Buddhism, dan para pemimpin dari keempat aliran percaya bahwa Dalai Lama adalah lama tertinggi dalam tradisi Tibet.

Ia sering dipanggil "His Holiness" (atau HH) sebelum gelarnya.

Dalai Lama saat ini atau Pemimpin Buddhisme Tibet bernama Tenzin Gyatso.

Baca juga: Video Viral Aksi Pasangan Muda Mudi Pelukan Mesra Sambil Duduk di Pasar Malam Modern Singkawang

Dalam video viral itu, nampak seorang bocah lelaki berdiri di depan Dalai Lama.

Si bocah nampaknya menuruti permintaan dari Dalai Lama.

Kronologi Video Viral

Dilansir dari Tribunnews.com, anak laki-laki tersebut mendekati mikrofon dan bertanya, “Bolehkah aku memelukmu?”

Dalai Lama pun merespon dengan ramah dan mengizinkan anak tersebut memeluknya.

Pria berusia 87 tahun itu berkata "Oke, ayo" dan mengundangnya ke atas panggung.

Dalai Lama menunjuk ke pipinya dan berkata "pertama di sini" dan anak laki-laki itu memeluk dan menciumnya.

Dia memegang lengan bocah itu dan menoleh padanya, lalu berkata "Kalau begitu aku juga berpikir baik-baik saja di sini," sambil menunjuk ke bibirnya.

Dalai Lama kemudian meraih dagu bocah itu dan mencium mulutnya saat hadirin tertawa.

"Dan sedot lidahku," kata Dalai Lama pada bocah itu, menjulurkan lidahnya.

Mereka menyatukan dahi mereka dan anak laki-laki itu menjulurkan lidahnya sebentar sebelum mundur, saat Dalai Lama memberinya tamparan kecil di dada dan tertawa.

Anak laki-laki itu pergi untuk menjauh tapi Dalai Lama menjabat tangannya dan memegangnya di pipinya, sebelum menariknya untuk pelukan lagi.

Dia kemudian mengatakan nasihat spiritual kepada anak laki-laki itu.

Ia menyuruhnya untuk melihat (ke) manusia baik yang menciptakan kedamaian, kebahagiaan dan tidak mengikuti manusia yang selalu membunuh orang lain.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Pekerja Tambang Diselamatkan Rekan Kerjanya Saat Kecelakaan, Kaki Kiri Putus

Minta Maaf

Dalai Lama meminta maaf setelah dikritik karena mencium anak laki-laki India di bibir dan memintanya untuk mengisap lidahnya.

Kantor Dalai Lama mengeluarkan pernyataan maaf pada Senin (10/4/2023), setelah rekaman interaksi aneh, yang terjadi Maret 2023 lalu selama acara Yayasan M3M India, itu menjadi viral di media sosial.

"Yang Mulia (Dalai Lama) ingin meminta maaf pada bocah itu dan keluarganya, serta orang-orang di seluruh dunia atas luka yang mungkin disebabkan oleh kata-katanya," tulis pernyataan itu.

"Yang Mulia sering menggoda orang yang dia temui dengan cara yang polos dan lucu, bahkan di depan umum dan di depan kamera," lanjutnya.

"Yang Mulia menyesali interaksi itu," tambahnya, dikutip dari Australia News.

Permintaan maaf itu tidak banyak meredam amarah pengguna internet, dengan banyaknya platform media sosial yang menyoroti rekaman itu.

Baca juga: Video Viral Gadis Remaja Berhubungan dengan Anjing, Kini Ditangkap Polisi Terancam 10 Tahun Penjara

Dari permintaan maaf itu, banyak yang berpendapat, Dalai Lama menganggap permintaan untuk mengisap lidahnya adalah hal yang main-main dan polos.

"Keberanian untuk menyebut ini main-main dan polos membuatmu muak," tulis seorang pengguna media sosial.

"Permintaan maaf ini tidak berarti. Dia tidak mengakui apa yang dia lakukan. Dia meminta maaf karena 'kata-katanya mungkin telah menyakiti' daripada 'meminta seorang anak untuk menyedot lidahnya'. Permintaan maaf yang sengaja mengecilkan apa yang dilakukan seseorang tidak pernah bisa menjadi dasar untuk memaafkan," tulis lainnya.

Viral Video Dalai Lama Cium Bocah Laki-laki

Pemimpin Buddhisme Tibet, Tenzin Gyatso yang menjadi Dalai Lama saat ini, menjamu para siswa dan anggota yayasan di kuilnya di Dharamshala, India, tempat dia tinggal di pengasingan.

Kelompok Hak Anak Delhi sebut Itu Pelecehan Anak

Kelompok hak anak terkemuka yang berbasis di Delhi, India, mengutuk segala bentuk pelecehan anak, saat menanggapi video yang sedang viral ini.

"Beberapa berita mengacu pada budaya Tibet tentang menunjukkan lidah, tapi video ini jelas bukan tentang ekspresi budaya, dan jika memang ekspresi budaya maka hal itu tetap tidak dapat diterima," kata perwakilan kelompok itu, dikutip dari CNN International.

Rekaman itu menyebabkan kegemparan di India.

Beberapa online menyebut rekaman itu menyeramkan dan menjijikkan.

Sementara para pendukungnya bersikeras Dalai Lama hanya "bercanda" dengan bocah itu, menurut media lokal.

Video itu pun viral di media sosial berbahasa Spanyol.

Seorang Eropa mengkritik tindakan itu sebagai penyimpangan dan orang-orang bertepuk tangan dan tertawa.

Lantas siapa sosok Dalai Lama?

Dirinya kerap menjadi perbincangan karena aksinya yang begitu kontroversi.

Profil

Dalai Lama XIV atau Tenzin Gyatso, begitu ia dikenal, lahir pada 6 Juli 1935 dari keluarga petani kecil di dusun Taktser, Amdo, yang terletak di timur laut Tibet.

Pada usia 2 tahun, yang saat itu ia bernama Lhamo Dhondup, dinyatakan sebagai reinkarnasi dari Dalai Lama XIII, Thubten Gyatso.

Dalai Lama adalah nama disandingkan kepada seseorang yang diyakini sebagai Avalokiteshvara atau Chenrezig, Bodhisattva Welas Asih dan santo pelindung Tibet.

Bodhisattva adalah makhluk tercerahkan yang telah menunda kepergiaannya ke nirwana dan memilih untuk terlahir kembali untuk melayani umat manusia.

Dalai Lama XIV memulai pendidikan agamanya ketika berusia 6 tahun, dan pada usia 16 tahun, ia telah mengambil peran sebagai pemimpin politik Tibet.

Saat itu, Tibet berada di bawah serangan tanpa henti dari China di bawah perintah Perdana Menteri Mao Zedong.

Invasi tersebut memicu pemberontakan besar dari masyarakat Tibet.

Pada 1958, China bergerak melawan Dalai Lama yang diyakini sebagai pemimpin dari gerakan perlawanan Tibet.

Dalai Lama XIV, yang merasakan adanya bahaya datang kepadanya, segera melarikan diri ke kota Dharamshala, India.

Kota ini berada di kaki pegunungan Himalaya, berbatasan dengan Nepal, China, dan Tibet, di mana dia tinggal di pengasingan sejak saat itu.

Dalam banyak hal, pelarian dramatis Dalai Lama ke India merupakan momen penting, tidak hanya dalam perjuangan Tibet melawan pendudukan China, tetapi juga dalam evolusi hubungan antara India dan China.

Bahkan setelah 62 tahun melarikan diri ke India, pemimpin spiritual Tibet terus menjadi duri di pihak China dan penyebab utama permusuhannya terhadap India.

Di sisi lain, masuknya Dalai Lama ke India menandai masuknya pengungsi Tibet dalam skala besar ke India.

Orang-orang Tibet yang menghadapi penganiayaan China, datang ke India dengan mengakampanyekan perlawanan terhadap China di bawah naungan Dalai Lama. Orang-orang Tibet ini dan keturunan mereka terus tinggal di berbagai bagian negara hingga saat ini.

Kontroversi Dalai Lama

Sebelumnya, Dalai Lama pernah menuai kritikan pada tahun 2019 karena berkomentar seksis.

Ia mengatakan, jika penggantinya adalah seorang wanita, maka wanita itu harus lebih menarik.

Kantor Dalai Lama terpaksa mengeluarkan permintaan maaf dan mengatakan, "Kadang-kadang komentar spontannya, yang mungkin lucu dalam satu konteks budaya, kehilangan humornya saat dibawa ke konteks lain."

Pada tahun 2018, Dalai Lama juga menjadi berita utama karena mengatakan benua Eropa harus dibangun oleh orang Eropa, ketika berbicara tentang meningkatnya jumlah pengungsi Afrika yang memasuki benua Eropa.

"Seluruh Eropa akhirnya (akan) menjadi negara Muslim? Mustahil. Atau negara Afrika? Juga tidak mungkin," katanya.

"Lebih baik mempertahankan Eropa untuk orang Eropa," tambahnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti) (TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved