MotoGP
Fabio Quartararo Tentang Sprint MotoGP 2023: Benar-benar Gila
Fabio Quartararo tak mampu bersaing ketika melakoni sprin race MotoGP 2023 di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, pekan lalu.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo tak mampu bersaing ketika melakoni Sprin Race MotoGP 2023 di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, pekan lalu.
Pembalap berjuluk El Diablo tersebut hanya mampu finis di posisi 10 dalam lomba 12 lap yang digelar pada har Sabtu.
Dengan demikian, Quartararo gagal mendapatkan poin karena hanya diberikan kepada urutan satu hingga sembilan.
Fabio Quartararo gagal mendapatkan poin ketika melakoni Sprin Race karena terlibat insiden dengan Joan Mir (Repsol Honda).
Ditambah lagi ada masalah saat start pada awal balapan, membuat posisi Quartararo melorot ke belakang.
Setelah melakoni balapan cepat pada har Sabtu tersebut, Fabio Quartararo langsung melontarkan protes.
Menurutnya, sprin race MotoGP mengancam keselamatan pembalap.
Baca juga: Jelang MotoGP Argentina 2023, Fabio Quartararo Akui Frustrasi Karena Sulit Bersaing di Posisi Depan
Quartararo menyadari bahwa sprint ini mau tidak mau memang harus dilakoninya karena sudah diputuskan.
Penambahan sprint sebenarnya menuai kontroversi karena diambil tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan pembalap.
Saat pertama kali diumumkan pada pertengahan tahun lalu, Quartararo tidak menahan diri untuk mencibir sprint sebagai ide bodoh.
Ini belum ditambah pemilihan waktu yang kurang tepat.
Sprint diluncurkan ketika sebagian besar pembalap telah meneken kontrak untuk musim ini.
Artinya, ada masalah bayaran yang masih mengganjal saat beban bertambah.
"Apa yang bisa kita lakukan? Siapa yang memutuskan semua ini? Kami tidak memiliki kekuatan apapun," ujar Quartararo, seperti dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Pada akhirnya itu tidak masuk akal memang. Saya tidak ingin mengeluh, tetapi ini tentang keselamatan," sambungnya menjelaskan.
"Tidak masalah jika terlibat kontak dengan pembalap lain, saya pun beberapa kali mengalaminya dengan Alex Marquez di pengujung balapan," lanjutnya.
"Tapi untuk lap-lap pertama sprint ini benar-benar gila. Beberapa pembalap terkadang bertindak di luar kendali," imbuhnya.
Fabio Quartararo mengerti dengan agresifitas pembalap.
Akan tetapi, hal tersebut wajar karena mereka tak mau kehilangan posisi.
"Saya tidak mau masuk ke sana. Akan tetapi, itu masuk akal karena mereka tentu tidak mau kehilangan posisi," tutur Quartararo.
"Semua pembalap akan berjuang sangat keras pada lomba-lomba berikutnya, dan itu berbahaya sekali," tambahnya menandaskan.
Baca juga: Jadwal MotoGP Argentina 2023: 4 Pembalap Absen Termasuk Marquez, Bagnaia Pimpin Klasemen
Quartararo pun secara tegas mengatakan tak menyukai sprint race.
"Saya sama sekali tidak suka balapan sprint," tegas Quartararo seperti dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
Quartararo melihat bahwa agresivitas pembalap kian menjadi karena durasi lomba yang lebih singkat.
Artinya, lebih sedikit ruang untuk membuat kesalahan sementara pada saat yang sama risikonya lebih besar, karena jarak antar-pembalap yang makin ketat.
Quartararo merasakannya sendiri.
Dengan nada menyindir, pembalap asal Prancis itu mengaku lebih senang disuruh balapan penuh sebanyak dua kali dalam satu akhir pekan ketimbang harus melakoni sprint.
"Saya tidak kaget bahwa balapannya akan berlangsung dengan agresif. Saya di posisi terakhir pada awalnya karena masalah kopling," ucapnya.
"Akan lebih baik jika kami melakukan 25 lap sebanyak dua kali demi alasan keselamatan, daripada 12 putaran pada hari Sabtu," sambungnya.
"Secara fisik memang akan sulit, itu sudah jelas. Tetapi dalam 25 lap, pembalap akan memiliki lebih banyak waktu," tambahnya.
"Sedangkan jika kita kehilangan tiga posisi di sprint, kita berada dalam masalah," pungkasnya. (*)
Sumber: Bolasport.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.