Video Viral
Curhat Dosen Mimpi Anaknya Jadi Penyanyi Diremehkan Guru, Jiwa Terguncang Hingga Dirawat Psikiater
Seorang guru mematahkan mimpi anak dosen karena mengungkapkan cita-citanya menjadi penyanyi. Kisah ini diungkapkan sang ayah melalui cuitan di medsos.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Seorang guru mematahkan mimpi anak dosen karena mengungkapkan cita-citanya menjadi penyanyi.
Bahkan sang anak memupuk mimpi menjadi seorang penyanyi karena sang guru bak merendahkan cita-citanya.
Sang ayah yang merupakan seorang dosen pun mengulas kisah anaknya tersebut melalui sebuah thread di Twitter.
Thread ini mendadak ramai jadi perbincangan usai bahkan direspon sejumlah netizen.
Melalui akun Twitter @bambangwn milik OmDos Bambang W Nugroho atau Bambang W Nugroho.
Thread tersebut diunggah pada Senin (20/2/2023).
Ia menceritakan bagaimana anaknya berubah setelah mimpinya dipatahkan gurunya sendiri.
Baca juga: Video Viral CCTV Ruang Ganti 45 Detik di TikTok dan Twitter, Sosok Pria dan Wanita ‘Main Lato-lato’
Thread tersebut dimulai dengan percakapan antara guru dan anaknya itu.
Saat itu sang anak mengungkapkan jika dirinya ingin menjadi seorang penyanyi.
Namun, saat mengutarakan cita-citanya menjadi penyanyi sontak saja respon gurunya membuat anaknya pesimis menggapai impian.
Ia memberi judul threadnya tersebut ADA OKNUM GURU YANG "MEMBUNUH" CITA-CITA SISWA.
"Oleh: Bambang W. NUGROHO
20 Februari 2023
Kami sekeluarga bertempat tinggal di Bantul, Jogjakarta. Ini kisah tentang anak saya, yang cita-citanya "dibunuh" oleh gurunya sendiri.
Tahun 2002 anak saya sekolah Taman Kanak-Kanak," tulis sang pemilik akun Twitter.
Disebutkannya, sang anak memiliki bakat menyanyi dan musik yang menonjol.
Bahkan, di usia 5 tahun dia telah menjadi penyanyi di Malioboro Mall, menyanyikan lagu-lagunya Sherina Munaf.
"Penonton kagum dan ada ibu2 yang menanyai saya di mana dia kursus menyanyi," kata sang dosen.
"Saya jawab, dia saya latih sendiri sesuai bakatnya itu," sambungnya.
Orangtuanya pun mendukung potensi yang dimiliki sang anak.
Bahkan anaknya, diikutkan berbagai event.
Di usia yang masih belia, sang anak sudah mendapatkan uang dari hobinya sendiri.
Ia bisa membeli pakaian baru dan jajan dari honornya bernyanyi.
Baca juga: Video Viral Siswa SMK Bentak Guru dengan Kata Tolol di Serpong Tangerang Selatan, Kronologi
"Meski gagal, dia tetap saya beri hadiah naik pesawat terbang dan membeli cinderamata.
Tahun 2010 anak saya tersebut kelas 8 (2 SMP). Waktu itu, sang guru sedang bertanya kepada siswa di kelasnya tentang cita-cita para siswa tersebut kelak ingin menjadi apa.
Biasa, muncul jawaban klasik, bahkan klise.
Ada yang ingin menjadi
Dokter
Polisi
Tentara
Guru
Pilot
...
Setiba giliran anak saya, dia dengan lantang menjawab, "Saya ingin jadi penyanyi!"
Reaksi guru tersebut mengejutkan," kata si dosen.
Berikut ini thread akun Twitter @bambangwn :
"Dia mengernyitkan dahi dan berkata, "Mbok cita-cita itu yang _beneran_, kayak teman2mu tadi lho... mosok jadi penyanyi,"... teman sekelasnyapun tertawa.
Anak saya tertegun, lantas menjawab lirih, "Saya ingin jadi dokter..."
Sang gurupun kini tersenyum sumringah, "Nah, begitu dong... jadi dokter, kan bagus... hehe, mosok cuma jadi penyanyi..."
Setelah peristiwa itu, dia semakin jarang tampil dan tidak berminat lagi bermain musik dan menyanyi. Makin lama makin meninggalkan musik dan nyanyi.
Piano, biola, gitar, keyboard, recorder soprano, kemudian hanya menjadi barang yang tergolek berdebu," tulis thread tersebut.
OmDos Bambang W Nugroho lantas menceritakan tentang bagaimana anaknya di didik dengan sikap jujur.
Ia bahkan turut serta mendukung untuk menggali potensi sang anak sejak TK.
Baca juga: Video Guru Pegang Tangan Siswi SD Viral di Twitter Kena Tegur KPAI: Pendidik Kurang Bijaksana
Berbagai lomba pun diikuti, namun tidak harus menekankan anaknya agar menjadi juara ataupun bagus.
Sang anak, dibiarkan mengerjakan sendiri hingga tuntas.
Sampai akhirnya saat anaknya duduk di bangku SMA, sang anak kerap kali menyebutkan cita-citanya untuk menjadi dokter.
Pada tahun 2016, sang anak lantas lolos menjadi mahasiswa kedokteran di salah satu perguruan tinggi.
Namun, setelah tiga tahun belajar, sang anak pun sempat memberontak.
Bahkan nyaris bunuh diri.
Sampai sang anak berhasil menuntaskan masa pendidikan sarjana kedokterannya.
Walaupun ditempuh dengan susah payah dan pengorbanan.
Baca juga: Nama Hanan Attaki Trending Twitter Karena Ditolak Ceramah di Pamekasan, Ini Profil dan Biodata
Namun kondisi kejiwaannya nampaknya semakin menurun.
Ia mengalami halusinasi dan beberapa kali mengatakan ingin bunuh diri sehingga kemudian harus dirawat psikiater.
Lantas sang anak kembali bermain musik di sela-sela masa pengobatannya.
Keahliannya dalam bernyanyi dan bermain musik pun terasah kembali.
Tapi selama perawatan sambil sang anak menjalani masa KOAS Profesi Dokter, fisiknya lemah dan daya pikirnya melambat akibat efek samping obat-obatan yang diminumnya.
Kemampuan dan minatnya menjadi dokter sudah lenyap.
Sampai akhirnya, sang anak tak melanjutkan lagi masa KOAS nya.
Pilunya sang ayah, menyadari bahwa mimpi anaknya telah dihancurkan oleh ungkapan gurunya beberapa tahun lalu.
Kilas balik:
Anak saya tersebut saya didik untuk bersikap jujur sejak kecil. Sejak TK, kalau ada lomba melukis atau menggambar,
sering saya saksikan para orang tua atau kakak atau tante atau siapapun pengantar peserta lomba, membuatkan dan mengajari anak2 yang diantarnya. Mereka seolah ingin gambarnya harus bagus dan menang lomba. Anak saya tidak. Selalu saya lepas biar mengerjakan sendiri.
Menyaksikan peserta lain dibuatkan pengantarnya, pernah dia protes, tapi saya jawab, kalah dengan jujur lebih baik daripada menang tapi curang. Kalaupun kalah, kamu tetap mendapat hadiah dari ayah-ibu karena kamu sdh berani ikut lomba secara ksatria. Kalau menang, hadiahmu dua.
Satu dari panitia, dan satu lagi dari kami, orang tuamu yang bangga pada prestasi dan kejujuranmu. Dia pegang erat2 pesan saya itu.
Karena terlatih jujur dan tidak ingin mengecewakan guru SMP-nya itu, dia pegang erat2 cita2 sebagai dokter itu.
Selama sekolah di SMA, kalau ditanya oleh siapapun tentang keinginannya kuliah, dia jawab, "Kedokteran Umum".
Dan benar.
Ketika tes masuk perguruan tinggi di tahun 2016, dia hanya mengincar Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter.
Setelah berjuang keras belajar, setelah tiga tahun kuliah, jiwanya mengalami guncangan. Kepribadiannya berubah menjadi pemberontak. Keras, kaku, dan pembantah. Hubungan dengan saudara2nyapun tidak harmonis. Kata2 orang tua selalu disanggah, kakaknya dimarahi,
adiknya dicurigai dan dikatai kasar...
Dengan susah payah dan penuh drama, kuliah diselesaikannya pada tahun 2021 (S.Ked.).
Namun kondisi kejiwaannya semakin parah. Hampir setiap malam mengalami halusinasi dan beberapa kali mengatakan ingin bunuh diri sehingga kemudian harus dirawat oleh psikiater. Hal itu menundanya ikut KoAs.
Setelah menjalani pengobatan selama hampir setahun, sifatnya kembali lembut dan menjadi anak manis yang penurut.
Kembali main musik dan mencoba lagi menyanyi. Suaranya kembali merdu dan permainan pianonya
sangat lembut mendayu. Dia sekarang sangat gemar memainkan lagu-lagu dari _game Genshin Impact_.
Tapi selama perawatan berbarengan dengan ko as Profesi Dokter, fisiknya sdh lemah dan daya pikirnya melambat akibat efek samping obat-obatan yang diminumnya.
Kemampuan dan minatnya menjadi dokter sudah lenyap.
Hari ini, 20 Feb 2023, kami memutuskan untuk membuat Surat Pengunduran diri anak kami tersebut dari Program Profesi Kedokteran.
Ya. Kami sadar. Cita-cita anak saya yang sebenarnya sudah "dibunuh" oleh gurunya sendiri.
Sekalipun tak terkira kerugian moril dan cukup banyak kerugian materiil, kami sudah ikhlas dan mendoakan semoga di Bantul, di Indonesia, dan di seluruh dunia ini, tidak ada lagi guru seperti itu.
Aamiin.
Bantul, 20 Februari 2023.
Kisah ini pun sontak mendapat perhatian netizen.
Dipantau TribunnewsSultra.com, Selasa (21/2/2023) thread ini telah di retweet sampai 3,166 dan disukai hingga 9,105 kali. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.