Kisah Viral

Kisah Perjuangan Riska Jadi Mahasiswa Trending Twitter Setelah Meninggal, Kebingungan Urus UKT Murah

Berikut ini kisah perjuangan Riska jadi mahasiswa trending topic Twitter setelah dirinya meninggal. Kisah tersebut pun menarik perhatian warganet.

Kolase Tribunnewssultra.com
Berikut ini kisah perjuangan Riska jadi mahasiswa trending topic Twitter setelah dirinya meninggal. Terungkap kehidupannya begitu pelik. Meski bertekad untuk kuliah, namun ia kebingungan membayar uang kuliah. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini kisah perjuangan Riska jadi mahasiswa trending topic Twitter setelah dirinya meninggal.

Terungkap kehidupannya begitu pelik. Meski bertekad untuk kuliah, namun ia kebingungan membayar uang kuliah.

Ia bahkan berusaha agar biaya UKT nya murah. 

Namun tak kunjung membuahkan hasil.

Kisah tersebut pun menarik perhatian warganet di Twitter hingga akhirnya viral di media sosial.

Baca juga: Masa Lalu Ibu Eni Dikuliti YouTuber Pratiwi, Terkuak Kisah Kelam Hingga Tiko Bukan Anak Kandung

Nama Riska pun ramai menjadi cuitan warganet di Twitter.

Saat melihat jajaran trending topic Twitter terlihat nama Riska sudah memiliki ribuan cuitan.

Kisah Riska ini pertama kali diceritakan sebuah akun Twitter Ganta Semendawai @rgantas melalui utas yang dibuatnya.

Diketahui, Riska adalah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Ia berjuang untuk bisa kuliah dan mendapatkan gelar meski dalam keterbatasan.

Sayangnya, langkahnya untuk menjadi sarjana terhenti.

Pasalnya, ia meninggal dunia pada tahun 2022 lalu.

Tak banyak yang mengetahui kisah Riska ini.

Hanya segelintir orang saja yang tahu dan kisahnya menjadi perbincangan di awal tahun 2023.

Riska merupakan seorang gadis penuh semangat bersekolah.

Ia berasal dari desa terpencil di Purbalingga.

Dengan tekad kuat untuk kuliah, ia pergi ke Yogyakarta.

Baca juga: Dosen Statistika UHO Kuliah Bersama Masyarakat Kelurahan di Kendari, Latih Konsep Survey Pilkada

Walaupun hanya dengan modal seadanya.

Ia dinyatakan bagai mahasiswi UNY pada tahun 2020 lalu.

Hanya dua tahun mengecap bangku kuliah, Riska yang merupakan mahasiswi pendidikan sejarah angkatan 2020 Fakultas Ilmu Sosial UNY meninggal dunia.

Tak disebutkan secara jelas penyebab Riska meninggal dunia.

Akun Twitter @rgantas menceritakan kisah pilu Riska dengan kegigihannya berjuang menempuh Pendidikan tinggi meski keadaan ekonomi orang tuanya tidak memadai.

"Di antara semua kepahitan kisah mahasiswa UNY yang saya kenal, mungkin ini cerita yg paling getir. Cerita ini tentang seorang perempuan kecil. Sayang ia tak bisa mengisahkan kepada pembaca secara langsung, karna tepat 9 Maret 2022 ia telah meninggal dunia.

[A Thread & Kenangan]," tulis cuitan Ganta Semendawai @rgantas dalam utasnya yang kini telah disukai lebih dari 20 ribu warganet.

Berikut ini kisah perjuangan Riska jadi mahasiswa trending topic Twitter setelah dirinya meninggal. Terungkap kehidupannya begitu pelik. Meski bertekad untuk kuliah, namun ia kebingungan membayar uang kuliah.
Berikut ini kisah perjuangan Riska jadi mahasiswa trending topic Twitter setelah dirinya meninggal. Terungkap kehidupannya begitu pelik. Meski bertekad untuk kuliah, namun ia kebingungan membayar uang kuliah. (Kolase Tribunnewssultra.com)

Nampak foto Riska terpampang dalam sebuah ucapan duka.

Tak hanya itu, adapula sebuah pesan atau chat yang diduga sempat ditulis Riska tentang kuliah yang harus memiliki suntikan dana besar.

Pasalnya, saat dinyatakan lolos menjadi mahasiswa UNY, ia begitu kaget melihat biaya UKT mahasiswa yang ternyata melampaui kapasitas keuangan orangtuanya.

Ganta Semendawai menggambarkan sosok Riska sebagai perempuan kuat dan tak akan pernah terlupakan dari tekadnya untuk berkuliah.

"Mungkin tak banyak yang mengenalnya, tapi untuk yg benar-benar berteman dengannya, ia adalah sosok tak terlupakan. Kegigihannya untuk mencoba melanjutkan kuliah berasal dari tekad yg maha dahsyat.

Meminjam Hemingway, tekadnya bak:

Baca juga: Sepupu Ungkap Perjuangan Ibu Bhayangkari di Kendari Cari Keadilan Usai Dipelakori Adik Kandung

“Bisa dihancurkan, tapi tak bisa dikalahkan.”," tulisnya.

Disebutkan Ganta Semendawai, Riska memiliki ambisi bersekolah yang tinggi.

Meski dari desa terpencil di Purbalingga, Riska tetap ingin ke daratan Yogyakarta.

Bermodalkan uang Rp 130 ribu untuk ongkos awalnya ke Yogyakarta.

Sudah terpakai untuk membayar bus dan uang saku selama seminggu di kota pelajar itu.

Perjuangannya tak berhenti dengan modal pas-pasan.

"Bila ini novel fiksi motivatif, mungkin akan berakhir dengan indah, penuh haru bahagia. Celakanya kita sedang berada di dunia nyata. Dengan segala kegilaan yang nyaris mengubur kewarasan. Tempat di mana kita pada akhirnya akan belajar: betapa mimpi pun bisa dibeli dengan uang

Lantas bagaimana dengan Riska? Ia percaya kerja keras tak akan pernah menghianati. Saya juga mengenal Riska sebagai representasi dari perempuan yang cerdas. Ia memiliki potensi besar untuk menjadi “sesuatu” yg besar. Sayang masalah ekonomi sedikit banyak menghambat potensinya," tulis Ganta Semendawai.

Riska merupakan anak dari orangtua yang sehari-hari berjualan sayuran di pinggir jalan.

Biaya hidup yang didapatkan dari hasil berdagang sayur tidak hanya untuk Riska seorang.

Pasalnya, orangtua Riska harus membiayai kehidupan keempat adiknya yang belum lulus sekolah.

Tidak sulit untuk menebak bahwa jelas keuangan keluarga Riska tak akan cukup membiayai perkuliahannya.

Baca juga: Perjuangan Dua Atlet Binaraga Indonesia Go International, Cetak Sejarah Berlaga di Olympia Las Vegas

"Saya memang menemukan banyak kasus, di mana nominal UKT mahasiswa UNY melampaui kapasitas keuangan pembayarnya. Dan tidak sulit menemukannya. Terbukti dari hasil temuan @unybergerak. Di mana dari seribuan mahasiswa yg mengisi angket, sekitar 97 persen keberatan dengan nominal UKTnya," kata @rgantas.

Kasus Riska ini nampaknya berbeda dengan yang ditemukan si pencipta utas.

Pasalnya, terungkap bahwa sebenarnya Riska telah mengisi nominal kondisi pendapatan orangtuanya.

Agar, bisa dimudahkan dalam hal biaya UKT.

Sayangnya, hal tersebut tidak pernah didapati Riska.

Ia bahkan sempat dioper kesana kemari untuk mengurus biaya UKT murah.

Namun lagi-lagi, ia disebutkan bak bola yang menggelinding kesana-kemari dan tidak penuh kejelasan.

"Pengalaman Riska nampak tak asing bagi kita yg berhadapan dgn birokrasi," tulis @rgantas.

Bahkan perjuangannya mendapat UKT murah, Riska berjalan kaki untuk bolak balik Rektorat UNY.

"Ia selalu jalan kaki dari kosannya di Pogung sampai ke jl. Colombo. Riska memang selalu jalan kaki ke mana saja. Maklum, ia ga memiliki cukup uang utk memesan driver online," tulisnya.

Ya, Riska begitu hati-hati dalam menggunakan uangnya.

Bukan tanpa sebab, menurut @rgantas Riska melakukan hal tersebut demi bisa berhemat agar mampu bertahan hidup.

Salah satu temannya pernah memberinya Abon. Dia sangat senang. Selama di kos dia terlihat hanya makan nasi dengan Abon yg diberi temannya tadi.

"Bahkan odol, sabun, shampo dan mie instan dia dapatkan dari pemberian temannya," jelas @rgantas.

Sang pemilik utas mengaku kagum dengan ketegaran Riska yang begitu kuat dalam keterbatasan.

Meskipun bagi @rgantas, Riska bukan kuat melainkan dipaksa kuat karena keadaan.

Kisah lengkap perjuangan Riska ini diceritakan @rgantas dalam berbagai cuitan.

@rgantas juga memberikan bukti-bukti chat diduga dari Riska.

Banyak pula netizen yang berkomentar dan terharu membaca utas tersebut.

Konfirmasi UNY

Saat dihubungi, pemilik akun Twitter @rgantas yakni Rachmad Ganta Semendawai menceritakan, RNF adalah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan 2020.

"Dia mahasiswi angkatan 2020 yang terkendala UKT, tidak bisa bayar UKT," kata Rachmad pada Kamis (12/01/2022) dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com.

Menurutnya, mahasiswi tersebut mempunyai tekad yang kuat untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

Tekad itu membawa RNF yang berasal dari desa terpencil di Purbalingga menuju Yogyakarta.

Sementara Rektor UNY Sumaryanto mengatakan, di berbagai tempat, dia sudah menyampaikan kepada dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang kesulitan, terutama masalah keuangan, bisa kirim surat ke rektor.

Namun, harus jujur dengan kondisi keuangan keluarganya.

"Kalau tidak bisa membayar kirim surat ke rektor, insya Allah mesti saya bantu itu komitmennya," jelasnya.

"Jadi, kami tidak ingin keluarga besar kami tidak selesai studi hanya masalah uang, maka ajukan surat ke rektor. Kalau bukan UNY yang membantu, Sumaryanto secara pribadi," ujarnya menambahkan.

Sumaryanto menuturkan, ada mekanisme untuk pengajuan penurunan nominal UKT di UNY.

Mahasiswa yang bersangkutan, diketahui oleh orangtua, lalu mengajukan ke rektor.

"Diketahui orangtua, juga pimpinan mengajukan ke rektor, bisa penundaan, bisa penurunan, bisa pembebasan. Pasti surat itu saya disposisi mohon untuk dipelajari, nanti jajaran biasanya Pak WR II," katanya.

Misalkan ada mahasiswa yang masih keberatan maka bisa didiskusikan bahkan dia menyatakan akan menemui mahasiswa tersebut untuk berdiskusi.

"Silakan komplain kepada rektor, 'Pak, kami itu enggak kuat kalau diturunkan sekian'. Itu pasti saya temui, kuatnya berapa tho, Mas? Soalnya kenapa tho, Mas? Kenapa tho, Mbak?" jelasnya.

Dia mengaku sedih jika ada mahasiswa yang tidak bisa membayar dan bahkan sampai depresi.

"Kalau kesulitan, saya angkat anak asuh itu. Kalau kesulitan kos, bisa di rumah saya," ujarnya.

Sumaryanto pun mengatakan segera menindaklanjuti informasi yang diunggah di media sosial berkaitan dengan UKT.

"Saya minta datanya yang itu tadi (RNF), akan saya follow up, akan saya cari datanya. Sedih saya mendapat kabar seperti itu," katanya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved