8 Tim Pengusaha Start Up Indonesia Presentasi di Demo Day Tuntaskan Masalah Polusi Plastik di Laut
Para pengusaha start up Indonesia melakukan presentasi di acara Demo Day di Bali (4/11/2022) yang mengangkat topik polusi plastik laut.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Para pengusaha start up Indonesia melakukan presentasi di acara Demo Day di Bali (4/11/2022) yang mengangkat topik Beating Plastic Pollution from Source to Sea, sebagai bagian dari KTT G20 Bali tahun ini.
Acara ini diusung Badan sains nasional Australia, CSIRO, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui program RekaPitch Kedaireka dan National Plastics Action Partnership (NPAP), melalui Plastics Innovation Hub Indonesia.
Generasi pengusaha Indonesia turut hadir untuk membahas cara mengatasi krisis sampah plastik di kawasan Indo-Pasifik yang semakin mengkhawatirkan.
Sejak kemitraan yang diluncurkan pada Maret 2022, melalui pelatihan yang ketat, delapan tim dengan performa terbaik telah dipilih untuk melakukan presentasi solusi bisnis.
Baca juga: 50 Personel Ditlantas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Dikirim ke Bali Bantu Pengamanan KTT G20
Adapun topik yang dibahas terkait Beating Plastic Pollution from Source to Sea.
Kedelapan tim tersebut bersaing untuk meraih kesempatan melaju ke tahap berikutnya yang akan memungkinkan mereka untuk dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Dengan mengangkat berbagai ide bisnis dari produk pertanian bebas plastik hingga menyediakan solusi teknologi yang meningkatkan mata pencaharian pemulung, delapan tim tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mencapai tujuan pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada tahun 2025.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Prof Nizam, mengatakan Demo Day yang mengangkat topik Beating Plastic Pollution from Source to Sea diharapkan dapat mengakselerasi perwujudan ekosistem inovasi di Indonesia, utamanya dalam hal mengentaskan masalah-masalah sampah plastik di Indonesia dari hulu ke hilir.
“Program Demo Day ini selaras dengan tema prioritas yang diangkat oleh RekaPitch Kedaireka, yaitu mengenai Green Economy. Semoga luaran dari program ini dapat mempercepat dan meningkatkan ekosistem inovasi di tanah air dalam memecahkan berbagai permasalahan sampah plastik laut bangsa dan dunia, guna mencapai target nasional untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025,” tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com.
Ia mengungkapkan, peran perusahaan rintisan atau start up ini begitu penting dalam memajukan inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.
Dalam pandangannya, para perusahaan rintisan ini memiliki semangat untuk terus berkembang sehingga kedepannya juga dapat mendorong peran perguruan tinggi untuk dapat menghadirkan nilai ekonomi baru serta mewujudkan ekosistem riset dan kolaborasi inovasi yang berkelanjutan sebagai solusi atas berbagai permasalahan masyarakat global di masa depan.

CSIRO Counsellor & ASEAN Director, Amelia Fyfield mengatakan Demo Day adalah bagian dari pendekatan holistik yang jauh lebih besar untuk mengatasi sampah plastik di kawasan ini, yang menggunakan kekuatan sains dan inovasi dalam hubungannya dengan perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Ilmu pengetahuan dapat mengubah tantangan lingkungan ini menjadi peluang ekonomi dengan meradikalisasi seluruh siklus hidup plastik dan dengan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan perubahan yang sistemik dan inklusif” kata Penasihat Fyfield.
Ia mengungkapkan bahwa inovasi begitu penting dipadukan dengan ketelitian ilmiah.
Hal tersebut, bertujuan memecahkan masalah global ini, terlebih dengan bersama mitra-mitra untuk melatih generasi penerus pembuat perubahan paling menjanjikan di Indonesia. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)