Sosok Eko Pujianto CEO Tbk Termuda Trending Twitter Hari ini, Dari Sopir Kini Bos Kebab Baba Rafi

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Mengenal sosok Eko Pujianto CEO Tbk termuda jadi trending Twitter hari ini, berawal sopir, jualan gerobak, kini adalah bos Kebab Turki Baba Rafi.

Eko dinobatkan menjadi Chief Executive Officer atau CEO termuda setelah perusahaannya melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Eko Pujianto yang kini berusia 28 tahun adalah CEO atau Direktur Utama PT Sari Kreasi Boga (SKB Food) yang dikenal dengan perusahaan waralaba Kebab Turki Baba Rafi.

Pada 5 Agustus 2022 lalu, perusahaan tersebut mencatatkan perdagangan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode RAFI dan nomor Emiten 800.

Atas capaian itu, Mesuem Rekor Dunia Indonesia atau MURI menobatkan Eko Pujianto menjadi direktur utama termuda perusahaan waralaba yang melantai di BEI.

Baca juga: Video Viral di TikTok Penampakan Sosok Bjorka? Ungkap Asal, Kesukaan, serta Pesan ke Presiden Jokowi

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com di laman muri.org pada Kamis (15/09/2022), nama Eko yang dinobatkan sebagai CEO Tbk termuda tersebut tercatat dengan nomor rekor 10458.

Lantas siapa sosok Eko Pujianto yang menjadi CEO termuda di Indonesia sekaligus menjadi trending Twitter pada hari ini?

Simak selengkapnya profil, biodata, hingga kisah perjalanannya hingga menjadi CEO Kebab Turki Baba Rafi yang kini berkembang menjadi salah satu perusahaan waralaba kebab terbesar di dunia itu.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari situs resmi skbfood.id, Eko Pujianto adalah Direktur Utama PT Sari Kreasi Boga Tbk.

Dia duduk di dewan direksi bersama empat direktur yakni Nilamsari, Rizki Rahmat R, Velliq Arsapranata, dan Nur Arief Budiyanto.

Sosok dan Profil

Eko Pujianto adalah alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret atau FKIP UNS Surakarta.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari profil laman Facebook @Eko Pujianto, CEO termuda ini disebutkan berasal dari Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Tanggal kelahiran Eko pun terungkap dari salah satu postingan di akun Instagram @ekopjto.

Postingan tersebut berisi ucapan selamat ulang tahun dari @skbfood.id kepada Eko pada 25 Agustus lalu.

Baca juga: Sosok Inilah yang Satukan Gisella Anastasia dan Wijin Saputra di Bali, Foto Terkesan Jaga Jarak ?

Dari profil laman Facebooknya, Eko juga diketahui pernah belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri atau SMAN 1 Purwantoro.

Eko juga pernah berlajar di UNS Surakarta angkatan 2011.

Dalam profil Facebook tersebut, Eko tampak aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan semasa kuliah.

Misalnya di Himpunan Mahasiswa Program Studi atau HMP Kimia Kovalen FKIP UNS.

Selain itu menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM FKIP UNS.

Eko juga pernah bekerja disalah satu usaha educare tour dan travel di Surakarta.

Sebelum merintis usaha Kebab Baba Rafi pada 7 Juni 2022 silam.

Kisah Perjalanan Bisnis

Eko Pujianto pernah membagikan perjalanan kariernya menjadi CEO PT Sari Kreasi Boga Tbk atau Kebab Turki Baba Rafi.

Kebab turki tersebut bermula dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) gerobakan dan kini bisa berkembang menjadi salah satu jaringan waralaba kebab terbesar di dunia.

Awal mulanya, kata Eko, dirinya sebenarnya tidak menekuni dunia bisnis.

“Saat merantau ke Jakarta saya bekerja sebagai sopir. Tapi di sisi lain saat itu saya juga ngikutin salah satu orang yang punya bisnis bagus,” katanya dikutip dari laman UNS pada Jumat (2/09/2022).

“Hal ini kemudian membuat saya belajar juga tentang financial,” jelasnya menambahkan dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com.

Berkat usahanya, Kebab Turki Baba Rafi menjadi salah satu UMKM yang menembus pasar global.

Eko bersyukur Kebab Turki Baba Rafi dapat terus bertumbuh dan mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Baca juga: Nasib ASN Arogan Dalam Video Viral Tendang Motor Wanita Sampai Terjatuh, Sosok Pegawai Pemkab Sinjai

Tak hanya itu, PT Sari Kreasi Boga Tbk yang menaungi Kebab Baba Rafi juga sudah IPO atau tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten RAFI.

“Saat ini, Kebab Turki Baba Rafi sudah memiliki 1.300 cabang di 10 negara dalam waktu 13 tahun," ungkap Eko.

Setelah berhasil IPO, Eko merasa luar biasa bangga.

Karena end level dari sebuah perusahaan adalah yang terbuka.

Dengan adanya IPO, tim dan manajemen perusahaan diharapkan semakin terkelola dengan baik, rapi, juga profesional.

Dengan begitu dapat menciptakan kepercayaan di masyarakat.

Selain itu dengan IPO juga mendapatkan akses pemodalan.

Eko menyampaikan, setelah IPO secara perusahaan dan brand bisa lebih percaya diri, lebih dikenal.

Serta tak ketinggalan, dapat memicu pelaku UMKM lain untuk turut melantai pula di pasar modal Indonesia.

“Yang perlu diingat untuk IPO tak perlu menunggu bisnis besar terlebih dahulu. Tapi jadilah besar dengan IPO,” jelasnya.

Baca juga: Nonton Vido Gisel di TikTok Saat Mandi di Kolam Renang, Netizen: Pernah Viral Pada Masanya

Tips Bisnis Makanan dan Minuman

Eko Pujianto pun berbagis tips memulai bisnis makanan dan minuman atau food and beverages (F&B).

Menurutnya, ketika ingin memulai bisnis F&B akan menghadapi dengan kerigidan dan kerumitan yang luar biasa tapi ini terpola.

“Maka harus kita kontrol betul dan jangan sampai lengah,” katanya.

“Misalnya saja memastikan apakah stok yang ada sinkron dengan penjualan, karena dalam bisnis ini uang tak hanya dalam bentuk fisik saja,” jelasnya menambahkan.

Efisiensi saat memasak, ketersediaan stok juga termasuk uang.

Maka pahami betul sistem bisnis F&B adalah hal yang penting.

Selain itu, perlu dipastikan produk dijual enak dan disukai konsumen.

“Setelah itu kita perhatikan branding dan promotion untuk memperkuat produk F&B kita,” ujarnya.

Eko Pujianto juga mengungkapkan selama mengembangkan bisnis Kebab Turki Baba Rafi juga menghadapi berbagai kendala.

Namun bagi Eko kendala itu justru menandakan bisnis berkembang.

Kuncinya harus per sistem dan tahan banting terhadap kendala itu.

Terkadang kendala terbesar tersebut hadirnya dalam diri kita.

Terkadang justru diri sendiri yang tak mau belajar atau tidak mau naik kelas untuk mencari solusi saat menghadapi kendala tersebut.

“Di sisi lain cara kami bisa existing sampai saat ini kuncinya ada pada inovatif, atraktif, dan adaptif,” ujarnya.

Untuk inovasi, kata Eko, bisa dengan inovasi produk atau model.

Kemudian atraktif dan harus mampu membuat orang lain terarik terhadap produk yang telah dibuat.

Terakhir adaptif yang dilakukan harus sesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan market.

“Strategi untuk menggaet pasar baru dengan menganalisa kebutuhan target market kita apa. Kemudian kita coba penuhi kebutuhan mereka,” kata Eko.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan, Kompas.com/Mahar Prastiwi)