Ini Penyebab Kecelakaan Maut Truk di Bekasi yang Tewaskan 10 Orang: Sopir Ngantuk hingga Salah Jalan
Kecelakaan nahas yang menewaskan 10 orang dan membuat 23 orang luka itu terjadi di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat.
Selain polisi, KNKT juga telah menginvestigasi kecelakaan truk trailer yang menimbulkan banyak korban ini.
Investigator senior KNKT Ahmad Wildan menyebutkan, kecelakaan tunggal truk terjadi salah satunya karena pengemudi terdistraksi saat dia salah jalan.
"Seharusnya (dia) masuk ke Tol Bekasi Barat, tapi justru ke arah Kranji. Masuk ke jalanan yang padat, sementara kendaraan yang dia bawa besar dengan muatan melebihi kapasitasnya," tutur Wildan kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).
Menurut Wildan, hal inilah yang pada akhirnya mengganggu kemampuan kesadaran situasional atau situational awareness pengemudi dan berujung ketidakmampuan dalam mengambil keputusan.
Hal itu, kata Wildan, terungkap saat KNKT mewawancarai pengemudi truk tersebut.
Pada saat itu, kata WIldan, pengemudi tidak mampu menjawab kenapa menggunakan gigi tujuh di jalan menurun.
Pasalnya, Wildan meyakini bahwa pengemudi trailer mana pun tidak akan menggunakan “gigi kelinci” pada sebuah jalanan menurun dengan muatan penuh.
Pada saat itu, kata Wildan, pengemudi hanya menjawab tidak tahu.
"Ini cukup menjelaskan dia mengalami lost of situational awareness, kehilangan kemampuan memahami sekitar, sehingga berakibat keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kompetensi dia sesungguhnya," tutur Wildan
Kelebihan Muatan
Faktor lain yang juga diyakini menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi truk pengangkut besi yang kelebihan muatan atau over kapasitas.
Ahmad Wildan berujar ada kelebihan muatan lebih dari dua kali lipat yang ditemukan pada truk trailer tersebut.
"Lebih daya dua kali dari daya angkutnya. Muatannya besi beton 55 ton, pengemudi cuma bilang disuruh bawa trailer baru," tutur Wildan.
Menurut Wildan, pengemudi hari itu membawa kendaraan yang berbeda dengan ia bawa sewaktu berangkat.
"Jadi dia tidak begitu aware (sadar) dengan muatannya," tutur Wildan.