Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-130: AS Ungkap Pejabat Pro-Putin Jadi Target Pembunuhan
Update Invasi Hari ke-130: Terjadi ledakan di sebuah kota Rusia dekat perbatasan Ukraina, hingga pejabat Ukraina pro-Kremlin jadi target pembunuhan.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang yang terjadi di antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Minggu (3/7/2022) telah berlangsung selama 130 hari.
Kabar terbaru di antaranya adalah terjadi ledakan di sebuah kota Rusia dekat perbatasan Ukraina, hingga pejabat di wilayah Ukraina yang pro-Kremlin mulai menjadi sasaran pembunuhan.
Konflik bersenjata antar dua negara bertetangga tersebut sampai saat ini terus berlanjut dan belum tampak akan berakhir.
Bahkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutkan bahwa perang Rusia-Ukraina dapat berlansung hingga beberapa tahun kemudian.
Baca juga: 2 Rudal Rusia Hantam Apartemen dan Taman Rekreasi di Odesa, 17 Orang Termasuk Anak-anak Tewas
Presiden Rusia Vladimir Putin memulai invasi ini dengan memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Putin menyebutnya sebagai 'operasi militer khusus' yang bertujuan untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.
Kondisi Terkini Perang
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-130 perang Rusia dengan Ukraina:
- Ledakan terjadi di Kota Belgorod, Rusia, dekat perbatasan Ukraina, dan sebuah bangunan tempat tinggal terbakar, kata gubernur setempat, Minggu.
Baca juga: Update Invasi di Ukraina Hari Ke-128: Rudal Rusia Serang Apartemen di Odesa, 10 Orang Tewas
Kota ini adalah pusat administrasi wilayah oblast Belgorod.
- Tentara Ukraina telah menolak klaim bahwa kelompok separatis pro-Kremlin dan pasukan Rusia telah mengepung kota penting di timur Lysychansk.
Seorang Juru Bicara Garda Nasional Ukraina, Ruslan Muzytchuk, mengatakan pertempuran berkecamuk di sekitar kota tetapi tetap di bawah kendali Ukainia.
Media Rusia menunjukkan video milisi Provinsi Luhansk berparade di jalan-jalan Lysychansk sambil mengibarkan bendera dan bersorak.
Baca juga: Jadi Juru Damai Perang Rusia-Ukraina, Jokowi Sudah Sampaikan Pesan dari Zelenskyy kepada Putin
- Intelijen Inggris mengatakan pasukan Rusia terus mencapai "kemajuan kecil" di Lysychansk di tengah serangan udara dan artileri yang terus berlanjut.
Pasukan Ukraina mungkin terus memblokir pasukan Rusia di pinggiran tenggara kota, menurut laporan Kementerian Pertahanan Inggris terbaru.
- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menghancurkan 5 pos komando tentara Ukraina di Donbas dan di wilayah Mykolaiv, menurut media pemerintah Rusia.
Sejumlah 3 tempat penyimpanan senjata juga dihancurkan di wilayah Zaporizhzhia, tenggara Ukraina, kata kementerian itu.
Baca juga: Bahas Kerja Sama Energi Nuklir hingga Perang di Ukraina, Putin Ngaku Puas Bertemu Jokowi di Rusia
Namun klaim tersebut belum diverifikasi secara independen.
- Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengklaim Ukraina berusaha menyerang fasilitas militer di wilayah Belarusia.
Reuters mengutip kantor berita Belta yang dikelola pemerintah, melaporkan tanpa memberikan bukti bahwa Lukashenko menyatakan angkatan bersenjata Ukraina mencoba menyerang fasilitas di Belarus pada tiga hari lalu tetapi rudal itu dicegat.
Lukashenko mengklaim Ukraina berusaha memprovokasi Belarus tetapi negaranya tidak berencana untuk campur tangan dalam konflik.
Baca juga: Jokowi Kunjungi Rusia, Ini Topik yang Bakal Dibahas Bersama Vladimir Putin selain Perang di Ukraina
- Petugas penyelamat telah menemukan sebanyak 29 fragmen tubuh di tengah puing-puing serangan rudal Rusia yang mematikan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk, Ukraina, kata Layanan Darurat Negara Ukraina.
Sedikitnya 19 orang tewas pada Senin (27/6/2022) setelah 2 rudal jelajah X-22 Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di Kremenchuk, kata para pejabat.
- Pemerintah Inggris telah mengutuk eksploitasi tawanan perang karena 2 pria Inggris lagi yang ditahan oleh proksi Rusia di Ukraina timur dan didakwa dengan "kegiatan tentara bayaran" terancam hukuman mati.
Andrew Hill dari Plymouth dan Dylan Healy dari Huntingdon dilaporkan telah didakwa dengan "perampasan kekuasaan secara paksa" dan menjalani pelatihan "teroris", menurut kantor berita negara di Donetsk yang dikuasai Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-127: Putin Bantah Tentaranya Bom Mal yang Tewaskan 18 Orang
- Seorang warga Inggris dan seorang pria Maroko yang dijatuhi hukuman mati oleh pejabat pro-Rusia di Ukraina timur yang dikuasai pasukan Putin telah mengajukan banding atas hukuman mereka, media pemerintah Rusia melaporkan.
Pengadilan tertinggi di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri telah menerima banding dari pengacara untuk Brahim Saadoun dan Shaun Pinner, menurut kantor berita milik negara Rusia Tass.
Warga Inggris lainnya yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan proksi Rusia, Aiden Aslin, belum mengajukan banding, Tass melaporkan.
- Serangkaian upaya pembunuhan baru-baru ini yang menargetkan pejabat pro-Rusia menunjukkan gerakan perlawanan yang berkembang terhadap otoritas yang didukung Rusia yang menduduki bagian selatan Ukraina, menurut pejabat Amerika Serikat.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-126: Jokowi Tetap ke Kyiv Meski Tak Ada Gencatan Senjata
Perlawanan dapat tumbuh menjadi kontra-pemberontakan yang lebih luas yang akan menimbulkan tantangan signifikan bagi kemampuan Rusia untuk mengendalikan wilayah Ukraina yang direbut, lapor CNN mengutip para pejabat.
- Demonstran turun ke jalan di Berlin untuk menuntut agar pemerintah Jerman tidak campur tangan dalam perang di Ukraina.
Diketahui bahwa Jerman telah menawarkan dukungan kepada Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia, yakni dengan mengirimkan miliaran bantuan militer dan senjata berat.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Pidato-Presiden-Rusia-Vladimir-Putin-18-maret.jpg)