Putin Kurangi Pasokan Gas Eropa, Bagaimana Cara Jerman Bertahan tanpa Gas Rusia dan Berapa Lama?
Pengurangan pasokan gas Rusia dengan alasan teknis tapi dianggap dalih ini dinilai bisa naikkan harganya hingga 3x lipat, bagaimana Jerman bertahan?
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengurangi aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 sebesar 40 persen pada minggu lalu.
Pengurangan pasokan gas Rusia dengan alasan teknis namun dianggap Jerman hanya sebagai dalih itu dinilai dapat mendorong kenaikan harga pasar empat hingga enam kali lipat.
Rusia diketahui menutup keran gas ke Jerman selama 10 hari guna keperluan inspeksi.
Meski begitu pengurangan pasokan gas oleh Putin ke Jerman ini diduga tak lepas dari peran atau keterkaitan Berlin dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Pengamat soal Target Jokowi Temui Zelenskyy di Tengah Perang Rusia-Ukraina: Minimal Gencatan Senjata
Pasalnya Jerman diketahui turut membantu Ukraina untuk bertahan dalam melawan gempuran perang Rusia, seperti mengirim bantuan persenjataan hingga menjatuhkan sanksi.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Kepala Agen Jaringan Federal Jerman, Klaus Muller menyebut harga gas Jerman dinilai dapat naik tiga kali lipat karena Rusia mengurangi pasokannya.
Muller juga mengatakan kenaikan biaya yang sekarang muncul pada tagihan energi masyarakat adalah hasil dari harga yang lebih tinggi di pasar gas musim gugur lalu.
"Lompatan harga yang sangat besar" seperti itu tidak mungkin diturunkan sepenuhnya kepada konsumen, kata Muller, tetapi warga Jerman harus bersiap menghadapi kenaikan biaya yang drastis.
Baca juga: Jerman Ngaku Khawatir Putin Bakal Tutup Keran Pasokan Gas Selamanya, Imbas Invasi Rusia-Ukraina?
“Penggandaan atau tiga kali lipat dimungkinkan,” ujar Muller kepada penyiar publik ARD.
Berapa Lama Jerman Bisa Bertahan Tanpa Gas Rusia?
Menurut Muller, Jerman bisa bertahan lebih dari dua bulan tanpa pasokan gas Rusia.
“Jika fasilitas penyimpanan di Jerman secara matematis 100 persen penuh kita bisa melakukannya tanpa gas Rusia sepenuhnya hanya sekitar dua setengah bulan dan kemudian tangki penyimpanan akan kosong,” ungkap Muller kepada program Maybrit Illner pada Kamis (23/6/2022) malam.
Baca juga: Tetap Bayar Pakai Euro, Jerman Tolak Ancaman Rusia soal Tagihan Rubel Gas Eropa: Pemerasan
Muller menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan krisis pasokan, Jerman perlu menghemat gas dan dengan cepat mendiversifikasi pemasoknya.
“Sebagian besar skenario tidak bagus dan berarti terlalu sedikit bensin pada akhir musim dingin, atau bahkan dan itu adalah situasi yang sangat rumit di musim gugur atau musim dingin.” terangnya.
Sebelumnya pada Kamis, Kementerian Ekonomi Jerman mengumumkan tahap kedua dari tiga rencana darurat energi.
Yakni memperingatkan risiko tinggi kekurangan pasokan jangka panjang sebagai akibat dari Rusia secara sistematis menghentikan pengiriman gas.
Baca juga: Buntut Invasi Ukraina, Putin Ancam Setop Pasok Gas Eropa Jika Tak Dibayar Pakai Rubel Rusia
Apa yang disebut "fase alarm" memungkinkan perusahaan utilitas untuk memberikan harga gas yang tinggi kepada pelanggan dan dengan demikian membantu menurunkan permintaan.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengaku khawatir bahwa akan ada penghentian total pengiriman gas Rusia setelah 13 Juli, ketika Nord Stream 1 harus ditutup selama 10 hari untuk inspeksi tahunan.
Ditanya oleh program RTL Nachtjournal apakah dia khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak menyalakan keran gas lagi setelah gangguan yang dijadwalkan, Habeck berkata:
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan itu bukan sesuatu yang saya khawatirkan."
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)