Najwa Shihab Tulis Surat untuk Ridwan Kamil dan Atalia soal Eril: Saya Juga Pernah Kehilangan Putri

Najwa Shihab menulis surat untuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan istrinya, Atalia Praratya atas meninggalnya Eril.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Twitter.com/@ata_lia
Keluarga Ridwan Kamil di Sungai Aare, Swiss, saat pencarian Eril. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presenter Najwa Shihab menulis "surat" untuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan istrinya, Atalia Praratya.

Sudah lebih dari seminggu Ridwan Kamil dan Atalia berduka atas hilangnya putra sulung mereka, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril.

Eril yang hilang sejak Kamis, 26 Mei 2022 lalu akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 3 Juni 2022.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari Instagram @najwashihab, Najwa Shihab mengunggah foto Ridwan Kamil, Atalia, dan anak kedua mereka, Camillia Laetitia Azzahra di tepi Sungai Aare, tempat hilangnya Eril.

Baca juga: Isi Surat Wali Kota Bern untuk Keluarga Ridwan Kamil, Atalia Kini Ucap Perpisahan pada Eril

Baca juga: Eril Dinyatakan Meninggal Dunia, Keluarga Ridwan Kamil Pulang ke Indonesia: Sudah Ikhtiar dan Ikhlas

Dalam caption unggahan itu, Najwa Shihab mengaku selalu mengikuti berita perkembangan pencarian Eril di Swiss.

Hati Najwa Shihab semakin hancur kala membaca surat perpisahan Atalia kepada Eril sebelum pulang ke Indonesia.

Najwa Shihab kemudian mengungkapkan bahwa dirinya juga pernah kehilangan anak, yakni anak keduanya yang bernama Namiya.

Sehingga ia bisa membayangkan betapa beratnya ditinggalkan anak.

Ia menyebut setiap orang pasti sudah atau akan merasakan kehilangan orang lain.

Kini Najwa Shihab hanya bisa menyampaikan simpati melalui doa untuk Eril dan keluarga yang ditinggalkan.

Baca juga: Eril Dinyatakan Meninggal Dunia, Pencarian Anak Ridwan Kamil di Sungai Aare Swiss Tetap Dilanjutkan

"Teh Atalia dan Kang Emil,

Sejak kabar hanyutnya Eril mencuat, setiap hari saya terus mencari dan menunggu kabar terbaru tentang pencarian Eril. Dan bukan hanya saya saja, jutaan orang lain juga melakukannya. Kami terkejut, tercekat, was-was dan sedih sekaligus berharap semoga ada kabar baik dari Sungai Aare.

Tentu kesedihan Teh Atalia dan Kang Emil tak terbandingkan, tapi siapa yang tak remuk membaca surat Teh Atalia yang pamit meninggalkan Swiss? Sekali lagi, perasaan kami tentu tak seberapa dibanding yang dirasakan Teh Atalia dan Kang Emil, tapi setiap yang berakal akan bergumam: tak terbayangkan betapa berat mengalami kehilangan seperti ini.

Saya pernah kehilangan seorang putri. Setiap orang juga pernah — setidaknya akan — mengalami kehilangannya sendiri-sendiri. Kita semua punya kalender yang pada salah satu tanggalnya telah disuratkan gilirannya masing-masing.

Bermilyar-milyar kehidupan pernah hadir dan pergi di bumi ini. Kita hanya sebutir pasir dari hamparan yang tak terpermanai itu. Bersama orang-orang tercinta, kita semua pernah membentuk istana pasir, dan kita tahu pada akhirnya — cepat atau lambat — istana pasir itu akan kita berikan kepada samudera.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved