Berita Kendari
Kendari Kerahkan 525 Tim Pendamping Keluarga untuk Turunkan Angka Stunting, Target di Atas Nasional
Pemerintah kota (pemkot) sebelumnya menargetkan penurunan stunting melebihi target nasional hingga tahun 2024 mendatang.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Kendari Jahuddin menyebut hadirnya Tim Pendamping Keluarga akan membantu penurunan angka stunting di kota ini.
Pemerintah kota (pemkot) sebelumnya menargetkan penurunan stunting melebihi target nasional hingga tahun 2024 mendatang.
Target penurunan angka stunting secara nasional sebesar 10 persen.
“Seperti yang Pak Wali Kota sampaikan akhir tahun ini bisa turun dari 24 persen ke 20 persen," kata Jahuddin.
"Kemudian di 2023 jadi 14 persen dan di 2024 jadi 10 persen,” jelasnya menambahkan pada Selasa (31/05/2022).
Baca juga: Video Detik-detik Mobil Minibus Terbakar di Depan SPBU Anduonohu Kendari, Terdengar Suara Ledakan
Dalam upaya menurunkan angka stunting tersebut, terdapat kader Tim Pendamping Keluarga sebanyak 525 orang.
Tim yang mendampingi keluarga terindikasi stunting tersebur terdiri dari tiga orang di antaranya bidan, penggerak PKK, dan kader KB.
Mereka tersebar di 65 kelurahan di Kota Kendari
Tim juga melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup pemkot yang turun menjalankan tugasnya masing-masing.
“Mereka mengikuti orientasi bagaimana melakukan pendampingan terhadap keluarga-keluarga yang terindikasi stunting saat ini secara road show di setiap kecamatan,” ujar Jahuddin.

Ketua Rembuk Stunting Kota Kendari ini menambahkan pihaknya juga memiliki kader-kader lapangan yang proaktif dalam melakukan pendampingan, penyuluhan, dan edukasi kepada masyarakat.
Sasarannya termasuk pada remaja sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021.
Dimulai dengan memberikan edukasi pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Kemudian pendampingan kepada remaja supaya matang secara emosional dan secara fisik sebelum melakukan pernikahan.
Termasuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil dan balita yang telah lahir.
“Tentu kita edukasi supaya dia berpendidikan dulu, memiliki pekerjaan yang baik, lalu kemudian bisa merencanakan pernikahan,” jelasnya.
Dengan adanya pendampingan tersebut diharapkan hadirnya generasi-generasi yang lebih sehat, tidak stunting, serta generasi yang berkualitas.(*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)