Penyerangan Sekretariat Mahasiswa
Kesaksian Mahasiswa Korban Penembakan di Kendari: Ada Bawa Sangkur, di Belakangnya Pegang Pistol
Berikut kesaksian mahasiswa korban penembakan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut kesaksian mahasiswa korban penembakan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penembakan yang dialami Muhammad Haerul Candra (23) tersebut terjadi pada Kamis (07/04/2022) sekitar pukul 23.30 wita.
Dia ditembak orang tak dikenal (OTK) saat penyerangan sekretariat mahasiswa di Jalan Tunggala Dalam, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kendari, Provinsi Sultra.
Sekitar 10 OTK menyerang sekretariat itu dengan menggunakan senjata tajam hingga pistol yang diduga berjenis air softgun.
Baca juga: Sekretariat Mahasiswa di Kendari Diserang OTK Pakai Pistol dan Sajam, Satu Korban Tertembak
Akibat penembakan yang diduga dari senjata air softgun itu, Candra mengalami luka pada bagian wajahnya.
Satu mahasiswa lainnya Oteng (22) mengalami luka tikaman di bagian pahanya akibat penyerangan OTK tersebut.
Kondisi sekretariat mahasiswa yang diserang juga rusak, kaca jendela pecah dan berlubang bekas tembakan.
Candra mengatakan penyerangan tersebut dilakukan sekitar 10 orang saat dia bersama rekannya sedang berada di sekretariat.
Menurut Candra, penyerang membawa senjata tajam hingga pistol yang diduga berjenis air softgun.
“Ada bawa sangkur dia menyerang, saya sempat membela diri. Tapi di belakangnya pegang pistol, menodong, saya kasih melawan, tapi dia kasih meledak (pistol),” katanya usai kejadian.
Candra pun mengaku tak mengenali ciri-ciri pelaku penyerangan tersebut karena mereka mayoritas menggunakan masker.
Kronologis Penyerangan
Baca juga: VIDEO 1 Mahasiswa Kendari Tertembak 1 Ditikam Saat Sekretariat Diserang OTK Bersenjata Pistol
Berikut kesaksian Muhammad Haerul Candra, mahasiswa korban penembakan di Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Menurut Candra, dirinya dan sejumlah mahasiswa yang lain tengah duduk-duduk di dalam sekretariat saat penyerangan tersebut.
Suasana santai itu lalu berubah mencekam saat sekelompok orang yang diperkirakan berjumlah 10 orang tetiba mendatangi sekretariat.