Vladimir Putin Sebut Sanksi atas Invasi Ukraina hanya Modus Blok Barat untuk Hancurkan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin pada pidatonya Rabu (16/3/2022) menyebut sanksi yang diberikan Barat atas tanggapan invasi di Ukraina hanya modus belaka

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase Sputnik Pool/Alexei Nikolsky via AP | Reuters via RadioFreeEuropeRadioLiberty
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) sebut Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) sebagai 'Penjahat Perang' karena melancarkan invasi berskala besar di Ukraina. 

“Di balik pembicaraan munafik dan tindakan hari ini yang disebut kolektif Barat adalah tujuan geopolitik yang bermusuhan. Mereka hanya tidak menginginkan Rusia yang kuat dan berdaulat.” lanjut Putin.

Putin pun mengungkapkan bahwa inflasi dan pengangguran akan meningkat di Rusia, dan perubahan struktural pada ekonomi akan diperlukan.

Baca juga: Kena Sanksi gara-gara Invasi Ukraina, Aset Rusia Rp 4,3 Kuadriliun Dibekukan hingga Kehilangan Akses

Dia mengatakan Barat sebenarnya telah menyatakan Rusia gagal bayar sebagai bagian dari sanksinya atas konflik di Ukraina.

Tetapi konflik itu hanya menjadi dalih bagi Barat untuk menjatuhkan sanksi tersebut.

“Barat bahkan tidak repot-repot menyembunyikan bahwa tujuan mereka adalah untuk merusak seluruh ekonomi Rusia, setiap orang Rusia,” beber Putin.

Baca juga: Balas Rencana Sanksi Larangan Impor Minyak, Rusia Ancam Hentikan Pasokan Gas ke Eropa

Netralitas Ukraina

Sementara itu, Putin juga menyatakan bahwa Rusia siap untuk membahas status netral Ukraina dalam perundingan damai

“Pertanyaan prinsip untuk negara kami dan masa depannya (status netral Ukraina, demiliterisasi, dan denazifikasinya) kami siap dan kami siap untuk berdiskusi sebagai bagian dari negosiasi.” ungkap Putin.

Di sisi lain, Ukraina telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi guna mengakhiri perang.

Baca juga: AS Dorong Sekutu Tak Impor Minyak Rusia sebagai Sanksi, Moskow Ancam Setop Pasok Gas ke Eropa

Tetapi Ukraina menyatakan tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.

Putin kemudian mengungkapkan bahwa invasi atau yang disebutnya sebagai 'operasi militer' ini telah sesuai rencana dan menyebut tentara Rusia tidak menargetkan warga sipil.

Adapun PBB mencatat pertempuran ini telah mengirim lebih dari tiga juta orang melarikan diri dari Ukraina.

PBB juga melaporkan bahwa sebanyak 726 warga sipil telah dipastikan tewas tetapi jumlah sebenarnya lebih tinggi.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved