Pasutri 16 Anak di Kolut
Cerita Pasutri Besarkan 16 Anak di Kolaka Utara: ‘Keperkasaan’ Kama, Kegigihan Istri Jadi Buah Bibir
Cerita “keperkasaan” Kamaruddin Djiwa Daeng Tombong (56) yang memiliki 16 anak pun menjadi buah bibir sampai ke kampung halamannya.
Penulis: thamzil_thahir | Editor: Aqsa
Kisah itu kian menakjubkan sebab dari 16 anak pasangan keluarga ini, enam di antaranya adalah hafidz dan hafidzah Alquran.
Bahkan, 12 anaknya kini tercatat jadi santri dan santriwati pesantren dan sekolah Islam terpadu di kawasan Baruga, Kota Kendari.
“Alhamdulillah, semua anak kami ikhlas dan bersedia mondok,” kata Kamaruddin.
“Itu yang membuat hidup ini lebih berberkah,” jelas sarjana pendidikan Universitas Halouleo (UHO) Kendari ini menambahkan.
Panggilan Tuan Guru
Selain menjadi guru SD negeri, Kamaruddin juga diketahui aktif berdakwah.
Sedangkan, istrinya aktif membina majelis taklim ibu-ibu kampung.
Dalam dua dekade terakhir, Kama ikut merintis pesantren dan sekolah Islam terpadu di ibukota provinsi.
Dengan aktivitasnya sebagai guru hingga pendakwah itu, panggilan Tuan Guru Kama pun melekat ke dirinya.
“Sapaan Tuan Guru Kama itu melekat karena selain dia guru, ustad, Kama juga sering jadi tempat konsultasi spiritual dan kehidupan warga kampung,” jelas Abdul Gaffar, adik dari Kama.
Sebelumnya, Tuan Guru Kama terangkat jadi guru SD negeri di Kolaka Utara.
Dengan berbekal ijazah dan akta guru dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Pangkep tahun 1987 silam.
Sedangkan istrinya, Najrah, adalah santriwati alumnus Pondok Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros tahun 1993.
Kedua pasangan ini bertemu di pondok pesantren rintisan mendiang, KH Ahmad Marzuki Hasan ini.(*)
(TribunnewsSultra.com)