Respons Pertamina soal 5 Tuntutan Demo Warga Kampung Miliarder Tuban yang Menyesal

Pihak kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) memberikan tanggapan perihal tuntutan warga Kampung Miliarder Tuban yang berunjuk rasa.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Surya.co.id/M Sudarsono
Kampung Miliarder Tuban. Ingat Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng Tuban? Kini Banyak Warga di Sana yang Menyesal. Pihak kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) memberikan tanggapan perihal tuntutan warga Kampung Miliarder Tuban yang berunjuk rasa. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pihak kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) memberikan tanggapan perihal tuntutan warga Kampung Miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) yang berunjuk rasa.

Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), Kadek Ambara Jaya menuturkan bahwa, pihaknya mempunyai komitmen tinggi untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan kilang GRR Tuban.

Kadek menerangkan bahwa sampai land clearing Tahap ketiga yang diselesaikan pada 2021 lalu, kilang GRR Tuban sudah melibatkan lebih dari 300 pekerja.

Yang mana 98 persen di antaranya merupakan warga sekitar proyek.

"Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap satu hingga tiga telah melibatkan lebih dari 600 warga dari sekitar lokasi proyek," ujar Kadek, Selasa (25/1/2022), dini hari seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Surya.co.id.

Kadek mengatakan bahwa perekrutan tenaga kerja dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan ketenagakerjaan, serta ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Baca juga: Belum Genap Setahun Dapat Rejeki Nomplok, Warga Kampung Miliarder di Tuban Menyesal hingga Demo

PRPP dan Pertamina Project GRR memiliki komitmen untuk merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan kompetensi yang diperlukan.

Sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan dan didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC).

"Penunjukkan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan, independen dan bebas dari intervensi manapun," tandasnya.

5 Tuntutan Warga Kampung Miliarder

Aksi unjuk rasa warga enam desa di kilang pertamina GRR Tuban, Senin (24/1/2022). Simak kabar terbaru tentang kampung miliarder Tuban yang baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik.
Aksi unjuk rasa warga enam desa di kilang pertamina GRR Tuban, Senin (24/1/2022). Simak kabar terbaru tentang kampung miliarder Tuban yang baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik. (Surya.co.id/M Sudarsono)

Diwartakan sebelumyna, aliansi warga dari 6 Desa yakni Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Tuban, melakukan unjuk rasa di kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR), Senin (24/1/2022).

Sekira 100 massa yang melibatkan karang taruna 6 desa di wilayah ring perusahaan itu, mempermasalahkan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tak kooperatif.

Baca juga: Belasan Mobil Warga Kampung Miliarder di Tuban Alami Tabrakan: Pemilik Disebut Belum Mahir Nyetir

Dalam aksi unjuk rasa tersebut warga menuntut 5 hal kepada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia itu.

Suwarno selaku Korlap aksi unjuk rasa membeberkan 5 tuntutan tersebut.

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red). terdampak.

Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Baca juga: Dapat Uang Rp 9,7 Miliar, Warga Tuban Pengunggah Video Kampung Miliarder Pilih Tak Beli Mobil

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidakterbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," kata Suwarno, seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Surya.co.id.

Adapun aksi demo tersebut dipicu oleh rasa menyesal warga yang berada di ring proyek perusahaan Pertamina-Rosneft itu.

Warga Kampung Miliarder Menyesal

Sales dari berbagai macam perusahaan tawarkan produknya di Kampung Miliarder Tuban
Sales dari berbagai macam perusahaan tawarkan produknya di Kampung Miliarder Tuban (Tribunjatim.com/M Sudarsono)

Sebelumya sejumlah warga di Desa Sumurgeneng itu sempat viral karena mendadak jadi miliarder dan beli mobil ramai-ramai pada bulan Februari 2021 lalu.

Video viral tersebut memperlihatkan belasan mobil datang secara bersamaan di jalan desa setempat.

Baca juga: Tak Seperti Lainnya Jadi Miliarder, Warga Tuban yang Tanahnya Laku Rp 4 Miliar Malah Merasa Tekor

Warga di desa itu menerima rejeki nomplok dari hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft.

Hingga akhirnya, setelah hampir setahun berlalu, warga desa miliarder itu pun mengaku menyesal akan keputusannya dahulu.

Termasuk Musanam (60), warga Desa Wadung, yang menyesal sudah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kakek itu sudah tak lagi berpenghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Musanam terpaksa menjual sapi ternaknya.

"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ungkap Musanam saat aksi unjuk rasa.

Baca juga: Respons PT Pertamina Soal Blokade Jalan Kendari - Toronipa, Klaim Stok Aman, Masyarakat yang Rugi

Selain itu, terdapat juga Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Mugi mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen setelah menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah itu.

Biasanya Mugi mendapat Rp 40 juta ketika panen, tetapi kini ia tidak lagi bisa mendapat hasil tersebut.

"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," terang Mugi.

Mugi juga mengatakan bahwa lahan miliknya dijual sekitar Rp 2,5 miliar.

Uang tersebut digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.

"Dulu saya didatangi pihak pertamina agar mau jual lahan, janji diberi pekerjaan anak-anak saya tapi tidak ada sampai sekarang," beber Mugi.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/Putra Dewangga Candra)

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "TERBARU KAMPUNG MILIARDER TUBAN, Jawaban Pertamina dan Nasib Warga yang Menyesal Telah Jual Tanah" dan "Ingat Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng Tuban? Kini Banyak Warga di Sana yang Menyesal"

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved