Berita Sulawesi Tenggara
Lomba Orasi Unjuk Rasa, BEM Unsultra Minta Kapolri Usut Tuntas Kematian Novia Widyasari Rahayu
BEM Unsultra bersama mahasiswa Unsultra berkomitmen mengawal dan meminta Kapolri mengusut tuntas kasus Kekerasan kepada Novia Widyasari Rahayu
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Lomba orasi unjuk rasa tingkat nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sulawesi Tenggara atau BEM Unsultra minta Kapolri usut tuntas kasus kematian Novia Widyasari Rahayu.
BEM Unsultra bersama mahasiswa Unsultra berkomitmen mengawal dan meminta Kapolri mengusut tuntas kasus Kekerasan kepada Novia Widyasari Rahayu oleh diduga oknum Kepolisian.
Tuntutan sejumlah mahasiswa ini disampaikan melaui Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri 2021 yang bakal diselenggarakan 10 Desember mendatang.
Kegiatan itu sekaligus dalam rangka momentum peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-dunia.
Baca juga: Hendak Belanja ke Pasar, Nenek 70 Tahun Tewas Tertabrak KRL di Jakarta Barat
Untuk itu, selaras dengan kabar Mahasiswi asal Universitas Brawijaya Malang bernama Novia Widyasari Rahayu alias NWR atas dugaan bunuh diri karena depresi.
Lomba orasi unjuk rasa tingkat nasional, BEM Unsultra meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo maupun Propam harus mengusut dan menghukum pelaku seberat-beratnya secara kelembagaan dan akan terus mengawal kasus tersebut.
Diketahui, Mahasiswi bernama Novia Widyasari Rahayu tengah menjadi sorotan.
Baca juga: Donasi Rumah Gala Dapat Rp 1,8 Miliar, Fuji dan Fadly: Banyak dari Saudara Kak Vanessa dan Uda Bibi
Pasalnya, NWR ditemukan tewas di makam ayahnya.
Diduga kuat, NWR nekat bunuh diri karena berbagai masalah yang dialaminya.
Di antara masalah yang melibatkan mantan pacarnya, Bripda Randy Bagus.
Kini Bripda Randy Bagus terancam hukuman 5 tahun penjara.
Bripda Randy Bagus ditetapkan sebagai tersangka, setelah pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terkait tewasnya mahasiswi asal Mojokerto, Jawa Timur, di pusara ayahnya tersebut.
Baca juga: Aza Elisabeth Simon Siswi SMAN 1 Baubau Masuk 10 Besar Nominator Video Opini Hari Anti Korupsi 2021
Ketua BEM Unsultra, Hasir mengatakan kabar geger itu tidak boleh ditoleransi mengingat kasus ini telah diketahui seluruh masyarakat indonesia.
"Sebagai insan cendekia kami menganggap kekerasan dan kejahatan seksual terhadap perempuan mesti di usut tuntas oleh penegak hukum," katanya, Minggu (5/12/2021).
Kata dia, di era digital seringnya mencuat berita korban kekerasan seksual yang laporannya kepada polisi justru diabaikan dan tidak diteruskan hingga mentah sampai diatas meja apabila yang melakukan adalah oknum sesamanya.
Ia menambahkan, sebagai lembaga representatif tertinggi di kampus, kasus NWR sangat tidak bisa diterima terlebih polisi harusnya menjadi penegak hukum yang mengayomi dan melayani masyarakat.
“Maka dari itu kami berharap Pak Kapolri memberi perhatian tegas atas isu laporan kekerasan seksual ini,” tutupnya.
(TribunnewsSultra.com/Husni Husein)