Berita Kolaka Utara

Sosok Aipda Ismail Tamrin, Polisi di Kolaka Utara, Ajar Tahanan Baca Alquran di Balik Jeruji Besi

Berikut sosokAipda Ismail Tamrin, personel Kepolisian Resor Kolaka Utara (Polres Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Personel Kepolisian Resor Kolaka Utara (Polres Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Aipda Ismail Tamrin mengajar tahanan membaca Alquran di balik jeruji besi Rutan Polres Kolut. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut sosok Aipda Ismail Tamrin, personel Kepolisian Resor Kolaka Utara (Polres Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Aipda Ismail Tamrin sempat viral di media sosial dan banjir pujian dari para netizen, menyusul video dirinya mengajar tahanan membaca Alquran di balik jeruji besi Rutan Polres Kolut.

Aipda Ismail Tamrin merupakan personel Satuan Pembinaan Masyarakat atau Binmas Polres Kolut.

Ia adalah lulusan Bintara Polri tahun 2002 di Polres Kolaka, Provinsi Sultra setelah sebelumnya sempat gagal pada tahun 2000.

Pria kelahiran Kecamatan Lasusua, Kolaka Utara, 10 Mei 1981 silam ini, bertugas pertama kali sebagai pasukan Pengendali Massa di Polres Kolaka.

Personel Kepolisian Resor Kolaka Utara (Polres Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Aipda Ismail Tamrin mengajar tahanan membaca Alquran di balik jeruji besi Rutan Polres Kolut.
Personel Kepolisian Resor Kolaka Utara (Polres Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Aipda Ismail Tamrin mengajar tahanan membaca Alquran di balik jeruji besi Rutan Polres Kolut. (Istimewa)

Butuh Kesabaran

Ayah tiga anak ini mengaku, mengajar tahanan Polres Kolut ini karena ingin menyalurkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki.

Suami Hj Zakia ini berpedoman pada salah satu hadis Nabi Muhammad SAW sehingga terpacu mengajar membaca Alquran.

"Pada hari kiamat nanti di Padang Mahsyar, manusia akan ditanya bahwa ilmu itu diajarkan atau tidak. Di situ saya termotivasi," kata Aipda Ismail Tamrin saat dihubungi TribunnewsSultra.com, Jumat (3/9/2021).

Aipda Ismail Tamrin mulai mengajar sembilan tahanan kasus narkoba, rudapaksa, dan pencurian itu saat menjabat di Satbinmas Polres Kolut 2021.

Ia menerapkan metode dirosa kepada para tahanan ini, sebab sebagian besar mereka sama sekali buta baca Alquran.

Baca juga: Sosok IPDA Della Indah, Polwan Polda Sultra, Pasukan Perdamaian Dunia, Reserse Penangkap Bos Tambang

Mengajarkan aksara Arab kepada pelaku kriminal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi Aipda Ismail Tamrin.

"Ada yang sama sekali belum mengenal huruf susah dia sebut, harus diulang-ulang. Jadi butuh kesabaran," ujarnya.

Satu di antara tahanan yang sulit untuk memahami adalah kasus narkoba, lantaran bahasa Arab masih asing di matanya.

"Yang (tahanan) narkoba itu dari nol baru kali ini belajar. Jadi sama dia harus diulang-ulangi terus, kalau tidak susah dimengerti," ucap Aipda Ismail Tamrin.

Aipda Ismail Tamrin mengajar para tahanan dua kali dalam seminggu setelah apel pagi dan sore hari.

Selain mengajar mengaji, Aipda Ismail Tamrin tak lupa mengajari mereka salat beserta lafaz dan doanya.

Baca juga: Sosok AKBP Hj Nursiah N, Kepala Bidang Keuangan di Polda Sultra, Dulu Bercita-cita Menjadi Bankir

Tak hanya mengajar tahanan, Aipda Ismail Tamrin juga menyalurkan ilmu dirosanya kepada 14 calon siswa atau casis Polri di Kolaka Utara.

2 Tahun Belajar Dirosa

Sebelum diajarkan ke tahanan, Aipda Ismail Tamrin belajar metode dirosa di majelis Wahdah Kolaka Utara dua tahun lalu.

Pertama kali belajar metode dirosa di Pesantren Wahdah Kolaka Utara, di Masjid Rumah Sakit Djafar Harun, Masjid Polsek Lasusua, dan Mako Polres Kolaka Utara.

"Dari pesantren Wahdah yang ajarkan, ada majelis 10 orang, belajar malam setelah isya," katanya.

Aipda Ismail Tamrin tak punya latar belakang pendidikan di sekolah pesantren, namun pernah tinggal di lingkungan Pesantren Ummushabri Kendari saat berkuliah pada tahun 2000.

Baca juga: Sosok Amir Mahmud Sejak Kuliah Aktif Berorganisasi, Dipercaya Jabat Rektor Muhammadiyah Kendari

"Tapi kebanyakan pengalaman, pelajaran yang saya dapat saat jadi polisi," ujarnya.

Ilmu yang dimiliki itupun memantik dirinya untuk membagikan kepada para tahanan. Alquran yang dipakai untuk mengajar dibeli di Pesantren Wahdah Kolaka Utara. (*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved