Anak Usir Ibu di Buteng
Anak Usir Ibu Kandung di Buton Tengah, Ketua MUI: Murka Allah Sebab Murka Orangtua
Nabi menjelaskan dalam sabdanya, bahwa ridhonya Allah tergantung redhohnya orangtua, dan murka Allah disebabkan murkanya orangtua.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Seorang anak mengusir ibu kandung, di Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Peristiwa itu terjadi di Lingkungan Pasar Baru, Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka, Buteng, Sultra.
Diketahui setelah kisah viral di Facebook, kisah itu diabadikan lewat video yang diunggah oleh akun bernama Jiydun Jidun pada 3 Agustus 2021.
Baca juga: Kronologi Nenek Diusir Anak Kandung di Buton Tengah, Diduga Gegara Sakit Hati
Baca juga: Viral TKW Asal Kendari Ngaku Dijual di Arab Saudi, Dipaksa Kerja Tanpa Gaji, Mohon Pertolongan
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tenggara, Drs KH Mursyidin M HI, dalam hukum islam perbuatan anak mengusir ibu kandung dari rumah itu, tidak terpuji.
"Dalam Alquran menjelaskan, perkataan yang sifatnya membangkan sadah dianggap berdosa, apalagi mengusir, notabene dengan kata-kata kasar," jelasnya lewat pesan Whatsapp Messenger, Minggu (8/8/2021).
Ia mengatakan, seseorang yang berdosa kepada orangtua akan mendapat balasan dalam waktu dekat.
Satu-satunya jalan bagi orang tersebut agar tidak dilaknat Allah, yakni meminta maaf secepatnya.
"Dosa kepada orangtua akan mendapat balasan dalam waktu dekat, kecuali secepatnya meminta maaf," jelasnya lagi.
KH Mursyidin menegaskan, ridanya orangtua setara dengan rida dari Tuhan.
"Nabi menjelaskan dalam sabdanya, bahwa ridhonya Allah tergantung redhohnya orangtua, dan murka Allah disebabkan murka orangtua," tegasnya.
Vilar di Facebook
Berikut kisah viral seorang nenek tua renta di Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), diusir oleh anaknya.
Kisah ibu diusir anaknya dari rumah ini diketahui lewat video viral di Facebook.
Video viral itu dibagikan oleh akun Facebook bernama Jiydun Jidun, pada 3 Agustus 2021.
Hingga, Minggu (8/8/2021), unggahanJiydun Jidun telah ditanggapi 116 kali, dikomentari 42 kali, dan dibagikan sebanyak 168 kali.
Baca juga: Kompak, Warga di Buton Tengah Gotong-Royong Bangun Rumah untuk Nenek Diusir Anak Kandung
Jiydun Jidun membagikan sedikitnya 8 video pendek di Facebook.
Video yang telah viral itu memperlihatkan warga gotong-royong membangun rumah untuk seorang ibu yang diusir anaknya.
"Seorang ibu tua renta diusir oleh anak kandungnya sendiri. Alhamdulillah tetangga mau bahu-membahu membuatkan rumah untuk ibu ini," tulis Jiydun Jidun di di beranda Facebook.
"Semoga kita dijauhkan dari sifat dendam kepada sesama apalagi org tua sendiri. Surga ditelapak kaki ibu," Jiydun Jidun menambahkan.
Kepala Dusun Lingkungan Pasar Baru, Kelurahan Watolo, Kacamatan Mawasangka, Buteng, Sultra, Muhammad Amin, membenarkan peristiwa dalam video viral di Facebook.
"Iya benar, seorang ibu diusir dari rumah anaknya. Lalu kami dari pihak kelurahan, kecamatan, bersama warga gotong-royong buatkan rumah untuk ibu itu," ujarnya di telepon.
Amin menjelaskna, Wa Binta berusia 79 tahun dan sudah lumpuh.
Karena itu, Wa Binta sudah tak bisa menafkahi dirinya sendiri.
Amin mengatakan, warga Lingkungan Pasar Baru, Kelurahan Watolo, bersepakat merawat Wa Binta.
"Jadi tiap hari itu ada yang bawakan makanan, ganti-gantian warga kampung," jelasnya.
Terpisah, seorang warga Lingkungan Pasar Baru, Azzahrah, mengatakan, di dalam rumah barunya Wa Binta hanya bisa merangkak untuk pindah dari sudut ke sudut.
Ia mengatakan, agar tidak kesepian anak-anak tetangga menemani Wa Binta kala tidur malam hari.
"Jadi kalau malam itu bergantian orang, anak muda, siswa SD dan SMP, tidur di rumah menemani (Wa Bunta)," jelasnya.
Wa Bunta sebelumnya tinggal di Desa Balo Bone, Kecamatan Mawasangka, selama kurang lebih tiga tahun.
Ia terpaksa pindah di Kelurahan Watolo karena rumahnya di Balo Bone dijual.
Namun harapan tak sesuai realita, anaknya yang tinggal di Kelurahan Watolo malah mengusir Wa Binta.
"Jadi itu dua orang anaknya, sama-sama perempuan. Satunya tinggal di Watolo ini, satunya lagi tinggal di Tapi-Tapi, Kabupaten Muna Barat," imbuh Azzahrah . (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)