Idul Adha 2021

Curhat Keluarga Korban Covid-19 di Kendari saat Ziarah di Makam Usai Salat Idul Adha

Suasana haru dirasakan peziarah saat mengunjungi makam keluarga mereka yang meninggal akibat Covid-19. 

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Laode Ari
Risno Mawandili/TribunnewsSultra.com
Tiga penziarah di pemakaman khusus korban Covid-19 sedang membaca kitap suci Al Quraan, di TPU Punggolaka, Kota Kendari, Selasa (20/7/2021). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Berikut curhat keluarga korban Covid-19 di Kota Kendari saat berziarah makam seusai perayaan Salat Idul Adha 2021.

Suasana haru dirasakan peziarah saat mengunjungi makam keluarga mereka yang meninggal akibat Covid-19. 

Selasa (20/7/2021) sore, Ucok (44) mengunjungi makam ibu di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Punggolaka, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). 

Ia berziarah besama istri dan seorang putrinya. 

Warga Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sultra itu, silatuhrahmi kepada ibu tercinta, mengenang momen Lebaran Idul Adha. 

Baca juga: Detik-detik Tangis Keluarga Pecah saat Kremasi 1 Jenazah Covid-19 Peserta Munas Kadin di Kendari

Ucok mengatakan, rumah sepi saat merayakan Lebaran Idul Adha 2021. 

"Agak terasa berbeda. Iya, dua-dua orangtua sudah tidak ada, rumah sepi. Waktu yang lalu setidaknya masih dengan mama, masih bisa ngumpul. Sekarang sudah tidak," ujarnya ditemui seusai berziarah di Tempat Pemakaman Umum khusus korban Covid-19. 

Ibu Ucok bernama Moriasa Dongge (68)

Terkonfirmasi positif Covid-19 saat dirawat karena sakit lambung di Rumah Sakit Bahteramas, Kota Kendari. 

Moriasa meninggal dunia setelah dua hari dirawat. 

"Memang sudah ada tanda-tanda sebelum meninggal hampir tiap hari ziarah makam bapak," tutur Ucok. 

Ia menjelaskan, ayah telah kembali kepada Tuhan 8 bulan sebelum ibu meninggal, karena asma dan sakit lambung. 

"Jadi bapak itu lambung karena kuat minum kopi tapi kurang nafsu makan," jelasnya. 

Kesedihan juga dirasakan puluhan penziarah lainnya. 

Salah satunya, Yusuf (40), warga Kelurahan Mandonga, Kota Kendari. 

Ia tak menyangka saudaranya bakal meninggal dunia karena Covid-19. 

"Memang semua orang pasti meninggal, tapi cuma tidak terpikir saja kalau mau meninggal cepat," ujarnya. 

Baca juga: Tangis Pelayat Pecah di RSUD Bahteramas Kendari, Istri Gubernur Sultra Agista Ariany Meninggal Dunia

Ratusan Korban

Sedikitnya ratusan orang korban Covid-19 telah makamkan di TPU Punggolaka. 

Korban dikuburkan di pemakaman khusus Covid-19 kian meningkat pada Juni-Juli 2021.

Salah satu petugas pemakaman di TPU Punggolaka, Kota Kendari, Iwan, mengatakan, dalam sehari mencapai 10 korban Covid-19 di makamkan.

"Dua hari lalu, Sabtu (18/7/2021), ada 15 orang dimakamkan. 10 orang itu dimakamkan dengan protokol Covid-19 di pemakaman khusus Covid-19," benarnya. 

Ketika tribunnewssultra.com berada di pemakaman khusus Covid-19, tepat pada hari Lebaran Idul Adha 1442 Hijriah, ratusan warga berziarah di TPU Punggolaka. 

Puluhan diantaranya mengunjungi pemakaman khusus korban Covid-19.

Baca juga: 89 Jenazah Covid-19 Dimakamkan TPU Punggolaka Kendari, Lonjakan Terjadi Juni 2021

Sementara itu, Iwan dan tiga kawannya sedang menggali liang. 

Ada 3 warga di Kota Kendari yang meninggal dunia karena Covid-19. 

"Hari ini ada tiga meninggal dunia karena Covid-19. Satu dari Rumah Sakit Abunawas sudah dimakamkan jam 12 tadi, sementara satu dari Rumah Sakit Bahteramas dan satu lagi saya tidak sempat pertanyakan. Mungkin malam baru dimakamkan," jelasnya. 

Sempat Tak Percaya

Ada warga yang tak percaya dengan pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Hal serupa sempat dipikirkan Rahma (30) selaku buruh di TPU Punggolaka, Kota Kendari. 

Ia mengatakan, baru percaya ancaman Covid-19 setelah menyaksikan pemakaman Agista Ariany Bombay istri Gubernur Sultra Ali Mazi. 

"Kalau memang tidak ada Covid-19, itu (menunjuk makam Agista Ariany)," ujarnya. 

Ibu satu anak itu membeberkan, saat ini seorang saudaranya yang bekerja disalahkan satu bank swasta di Kota Kendari juga tertular Covid-19. 

"Dia isolasi di rumah sakit, gejalanya itu batuk dan demam," imbuhnya.

Tak percaya ancaman Covid-19 juga sempat dipikirkan Iwan.

Namun anggapannya berubah setelah melihat ratusan jenazah dikuburkan. 

"Tapi pas melihat orang-orang yang kaya meninggal juga, makanya percaya," imbuhnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili) 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved