Kecelakaan Maut Mahasiswa UHO

Buntut Kecelakaan Maut Mahasiswa UHO di Bombana, Keluarga Korban Pertanyakan Profesionalisme Kampus

Keluarga korban mempertanyakan profesionalisme Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dalam merencanakan perjalanan jauh bagi mahasiswanya.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Sitti Nurmalasari
Direktur Program Vokasi UHO, Arman Faslih 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Buntut kecelakaan maut yang menimpa sembilan mahasiswa Pendidikan Vokasi (D3) Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari membuat keluarga korban mempertanyakan profesionalisme perguruan tinggi tersebut.

Kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 6 mahasiswa dan 3 lainnya luka-luka terjadi di pertigaaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (7/6/2021), sekira pukul 17.00 wita.

Peristiwa naas ini terjadi, ketika rombongan mahasiswa tersebut pulang dari lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) di salah satu perusahaan industri gula di Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Mobil yang dikendarai kesembilan mahasiswa tersebut, sempat mengalami bocor ban. Kemudian diganti dengan ban serep.

Namun ban serep yang disediakan pun tidak normal. Hal inilah yang diduga memicu terjadinya kecelakaan. 

Kolase foto Mobil rombongan mahasiswa yang ringsek seusai menabrak pohon dan kondisi para korban yang saat usai kejadian naas tersebut.
Kolase foto Mobil rombongan mahasiswa yang ringsek seusai menabrak pohon dan kondisi para korban yang saat usai kejadian naas tersebut. (handover)

Menurut Muhammad (25), peristiwa tersebut terjadi karena pihak kampus tidak hati-hati dalam merencanakan perjalanan jarak jauh bagi mahasiswanya.

Selaku keluarga Zakaria Ramadhan, korban yang tengah dirawat di Rumah Sakit Bahteramas Kendari ini menduga sopir yang yang disediakan kampus untuk perjalanan PKL ini adalah seorang mahasiswa.

Baca juga: DPRD Kota Kendari Kunjungi Sejumlah Sekolah, Pantau Penerapan Prokes Jelang Belajar Tatap Muka

Baca juga: Kecelakaan Maut di Konawe Selatan, Wanita Berseragam SMP Tewas Terlindas Pikap

Muhammad, menilai sopir tersebut belum profesional untuk perjalanan jarak jauh karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

"Mengapa kampus tidak menyiapkan sopir profesional, malah membiarkan mahasiswa yang belum memiliki SIM mengendarai mobil untuk perjalanan jauh," ujar Muhammad lewat panggilan telepon, Selasa (8/6/2021).

Muhammad mengatakan, kampus seharusnya punya fasilitas bus dengan sopir yang profesional untuk mengantar mahasiswa.

Jika memang tidak ada, bisa menyewa bus atau supir profesional untuk mengendarai mobil sewaan.

"Semestinya jika itu kegiatan kampus harusnya menggunakan bus kampus. Atau pihak kampus menyediakan sopir profesional karena ini perjalanan jauh menuju Bombana," tegasnya.

Muhammad meminta pertanggungjawaban dari peristiwa naas tersebut. Ia meminta kepolisian menyelidiki kasus ini hingga tuntas.

Baca juga: Mahasiswanya Terlibat Kecelakaan Maut, Rektor UHO Prof Zamrun Merasa Sangat Kehilangan

Baca juga: Ringkus Pemuda yang Hendak Edarkan Narkoba di Kendari, Polisi Amankan 63,84 Gram Paket Sabu

Bahkan jika perlu penyedia kendaraan diselidiki karena menyediakan kendaraan yang tidak aman.

"Mobil sewaan itu sudah rusak dari awal, kenapa tidak dijelaskan jika ban serep itu rusak dan bahaya jika digunakan untuk perjalanan jauh," imbuhnya.

Berikut kronologis kecelakaan maut 9 mahasiswa UHO Kendari di Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 5 tewas, 4 terluka.
Berikut kronologis kecelakaan maut 9 mahasiswa UHO Kendari di Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 5 tewas, 4 terluka. (handover)
Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved