Jualan Buatan Ibunya Dulu Ditendang Anggota TNI, Ini Profil Dudung Abdurachman Kini Jadi Pangkostrad

Inilah sosok Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Panglima Kodam Jaya yang kini jabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/ Pangkostrad.

Tangkapan Layar
Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Panglima Kodam Jaya yang kini jabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/ Pangkostrad. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Inilah sosok Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Panglima Kodam Jaya yang kini jabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/ Pangkostrad.

Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman ditunjukkan menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/ Pangkostrad, Rabu (26/5/2021).

Dudung menggantikan Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono yang sebelumnya menjabat posisi tersebut.

Dengan diangkatnya Dudung Abdurachman, maka Jenderal bintang dua yang menjabat Pangdam Jaya sejak 27 Juli 2020 ini akan naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dengan tiga bintang di pundaknya.

Tanggung jawab baru

Memiliki tanggung jawab baru, Dudung Abdurachman kini membawahi tiga Divisi Infanteri (Divif).

Dua di antaranya bermarkas di Pulau Jawa, sedangkan satu lagi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Divisi Infanteri 1 Kostrad/Prakasa Vira Gupti, terletak di Cilodong, Jawa Barat.

Satuan tempur ini memiliki 14 satuan setingkat batalyon, tiga satuan setingkat detasemen, satu satuan setingkat kompi, dan satu satuan bantuan administrasi berupa Ajudan Jenderal.

Divisi Infanteri 2 Kostrad/Vira Cakti Yudha, bermarkas di Singosari, Malang, Jawa Timur.

Satuan tempur ini memiliki 17 satuan setingkat batalyon, tiga satuan setingkat detasemen, satu satuan setingkat kompi, dan satu satuan satuan bantuan administrasi berupa Ajudan Jenderal.

Divisi Infanteri 3 Kostrad/Darpa Cakti Yudha, bermarkas di Kabupaten Gowa, Selawesi Selatan.

Divisi yang baru dibentuk pada tahun 2018 lalu ini baru memiliki tujuh satuan setingkat batalyon.

Untuk ke depannya, TNI Angkatan Darat berencana menambah personel dan alutsista untuk satuan tempur Divif 3.

Keras terhadap FPI

Pada akhir 2020 lalu, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini sempat ramai menjadi perbincangan publik.

Ketika itu, ia bersikap keras terhadap Front Pembela Islam (FPI), karena spanduk Rizieq Shihab dan FPI bertebaran di penjuru ibu kota.

Dudung secara terang-terangan menginstruksikan prajuritnya mencopot baliho organisasi FPI tersebut.

Ia memberikan instruksi, tak lama setelah Pimpinan FPI Rizieq Shihab kembali dari Arab Saudi pada November 2020.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, kata dia, TNI turun tangan.

Selain soal spanduk, kepulangan Rizieq Shihab saat itu juga sempat menimbulkan kerumunan massa pendukungnya.

Padahal, kerumunan massa dilarang di masa pandemi Covid-19. Dudung pun sempat mengusulkan agar organisasi FPI dibubarkan saja.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri," kata Dudung.

Ia juga mengingatkan FPI untuk tidak mengganggu keharmonisan masyarakat Jakarta.

"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," ujar Dudung.

Tumpas premanisme debt collector

Dudung Abdurachman beberapa waktu lalu juga menegaskan akan menumpas perilaku premanisme debt collector yang berulah di wilayah Jabodetabek.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran untuk tidak memberikan toleransi terhadap aksi premanisme debt collector.

"Tidak ada karena kekuasaan tertentu memanfaatkan pihak-pihak tertentu. Sehingga menggunakan premanisme termasuk premanisme yang lain seperti geng motor dan sebagainya, rencana kita akan tumpas," kata Dudung saat ditemui di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).

Hal itu disampaikan Dudung Abdurachman merespon ulah para debt collector yang hendak merampas mobil yang dikendarai anggota TNI ketika hendak mengantar orang sakit.

Dudung Abdurachman mengatakan, tidak ada lagi kegiatan premanisme yang membuat masyarakat resah.

Dudung meminta agar semua pihak menciptakan wilayah Jabodetabek yang tentram, damai, dan masyarakat bisa bebas melaksanakan kegiatan tanpa rasa takut.

Ia juga meminta masyarakat untuk segera melapor kepada TNI-Polri apabila terjadi tindak premanisme.

"Laporkan ke TNI-Polri, maka kami akan bantu secepat mungkin untuk membantu masyarakat," kata dia.

Dudung juga mengimbau kepada pihak kreditur untuk memberikan toleransi dan tidak lagi melakukan aksi premanisme saat melakukan penagihan.

Pasalnya, pemerintah sudah memberikan restrukturisasi kredit untuk meringankan beban debitur di tengah pandemi Covid-19.

"Dari OJK ini sudah resmi memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Kebijakan ini diharapkan meringankan debitur di masa pandemi Covid-19," kata Dudung

Berangkat dari nol hingga jadi Perwira TNI AD

Mayjen TNI Dudung Abdurachman merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1988 dari kecabangan infanteri.

Tak semulus yang orang bayangkan, perjalanan Mayjen TNI Dudung hingga akhirnya menjadi seorang perwira dimulai dari nol.

Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, dirinya mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.

Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi meninggal dunia saat Mayjen TNI Dudung Abdurachman menginjak SMP.

"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.

Dirinya pun juga berkewajiban untuk membantu sang ibu, hingga mencari kebutuhan yang dibutuhkan rumah.

"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah, dan keliling di asrama jualan," tuturnya.

Tanpa rasa malu, Dudung juga menceritakan pernah menjadi loper koran saat dirinya duduk di bangku SMA.

"Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling senang tajuk rencana Kompas," katanya.

Dudung bercerita sehabis rutinitasnya mengantar koran selesai, ia kemudian mengedarkan berbagai dagangan buatan ibundanya.

Lantas, kejadian unik pun terjadi di mana dagangan buatan ibunya yang ia jajakan pernah ditendang oleh seorang anggota TNI.

Hingga akhirnya oknum tamtama itu mendapat teguran karena telah berlaku buruk terhadap dirinya.

Namun kejadian tersebut justru menjadi motivasi serta semangat bagi dirinya, hingga dirinya mengaku mulai bangkit dan semangat.

"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti," ujar Dudung.

Rupanya motivasi tersebut terealisasi bahkan hingga saat ini dirinya suskes menjadi seorang Perwira TNI AD.

Harta kekayaan 

Sebagai seorang jenderal TNI yang aktif, menjadi kewajiban Dudung Abdurachman melaporkan harta kekayaannya kepada KPK.

Dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, Dudung Abdurachman telah dua kali melaporkan harta kekayaannya.

Pertama, saat ia menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer (Akmil) pada 2020, kemudian saat menjabat sebagai Pangdam Jaya.

Dari LHKPN itu diketahui, harta kekayaan Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak terlalu naik secara signifikan.

Saat menjabat sebagai Gubernur Akmil, Dudung Abdurachman memiliki harta sebesar Rp610.000.000.

Setelah bergeser menjadi Pangdam Jaya, harta Dudung Abdurachman naik sekitar Rp475 juta menjadi Rp 1.085.464.275.

Dari jumlah itu, Dudung Abdurachman hanya memiliki dua bidang tanah dan bangunan, tiga unit kendaraan, serta kas dan setara kas.

Ia juga memiliki utang sehingga mengurangi jumlah asetnya.

Selengkapnya, berikut daftar harta kekayaan Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang dipromosikan menjadi Pangkostrad

  • Tanah dan Bangunan senilai Rp640.000.000

2. Tanah dan Bangunan seluas 144 m2/108 m2 di Bandung, hasil sendiri Rp240.000.000

  • Alat Transportasi dan Mesin senilai Rp737.000.000

2. Motor Honda PCX (2020), hasil sendiri senilai Rp32.000.000

3. Mobil Toyota Fortuner 2.4 VRZ (2020) hasil sendiri senilai Rp525.000.000

  • Kas dan Setara Kas senilai Rp110.870.275

Secara total harta kekayaan Dudung Abdurachman senilai Rp1.487.870.275. Sementara utangnya senilai Rp402.406.000.

Sehingga, harta kekayaan Dudung Abdurachman setelah dikurang dengan utangnya saat ini senilai Rp1.085.464.275.

Riwayat jabatan

Mayjen TNI Dudung Abdurachman adalah seorang mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) Mayjen TNI AD.

Adapun riwayat jabatan lainnya adalah sebagai berikut ini : 

- Dandim 0406/Musi Rawas.

- Dandim 0418/Palembang.

- Aspers Kasdam VII/Wirabuana, dari tahun 2010 hingga 2011.

- Danrindam II/Sriwijaya pada tahun 2011.

- Dandenma Mabes TNI

- Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga tahun 2016.

- Staf Khusus Kasad pada tahun 2016 hingga tahun 2017.

- Waaster Kasad pada tahun 2017 hingga 2018.

- Gubernur Akmil pada tahun 2018 hingga 2020.

- Pangdam Jaya, dilantik pada tahun 2020.

- Pangkostrad TNI AD (*)

Artikel ini tayang di Kompas TV dan Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved