Tribun Corner HUT ke 190 Kendari
Hadapi Julidan Warga, Ini Tips Ala Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir, Jadikan Kritikan sebagai Obat
Berikut ini tips ala Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir hadapi julidan warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) di media sosial.
Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut ini tips ala Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir hadapi julidan warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) di media sosial.
Menjadi seorang pejabat publik tentunya tak akan lepas dari kritikan juga masukan masyarakat.
Sebagai seorang kepala daerah, hal ini juga dialami Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir.
Hadir dalam program Tribun Corner dengan tema Memberdayakan Potensi Daerah, Sambut HUT ke-190 Kendari, Sabtu (8/5/2021), ia mengungkapkan selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota Sultra ini, dirinya selalu mendapatkan kritikan dan masukan dari warganya.
"Yah ini pilihan hidup, jadi ASN, profesional, pekerja swasta. Termasuk kami yang dipejabat publik ini kan pilihan," ujarnya.
Kata dia, dengan memilih menjadi pejabat publik, maka harus siap mental, jangan menjadi pejabat publik jika tidak siap dikritik.
Jangan memikul tanggung jawab publik, bila tidak siap menerima masukan dan saran dari banyak pihak.
"Jadi kalau saya, bukan juga berarti mengatakan malaikat yah, nggak juga. Kita manusia biasa juga, punya perasaan. Kadang-kadang juga apa benar iya begitu, kadang-kadang ada fitnah, ada kritikan yang sangat tajam," jelasnya
Ia mengaku tidak anti dengan media sosial, tetapi dia memilih waktu yang tepat, yakni ketika mentalnya siap untuk membuka media sosial.
Baca juga: Lippo Plaza Kendari Ramai Dikunjungi Warga Empat Hari Menjelang Idulfitri 1442 Hijriah
Sulkarnain mengatakan dirinya akan membuka media sosial setelah menunaikan salat Subuh, sehingga, ia tetap berpikir positif saat mendapatkan kritikan karena melakukannya dalam kondisi fresh dan tenang.
"Ketika dapat kritik, 'oh jangan-jangan kritik ini benar'. Jadi saya periksa, ngecek dulu ke pihak terkait. Misal kritikannya tentang Covid-19, saya tanya ke dinas kesehatannya, saya bandingkan, benar atau tidak keluhan masyarakat ini," ujarnya.
Jika memang benar, maka pihaknya akan membenahi dan memperbaiki.
Sementara, jika kritikan tersebut tidak benar, pihaknya akan memberikan penjelasan.
Dengan harapan penjelasan tersebut bisa diterima masyarakat.
Kendati pun masyarakat tak bisa menerima, maka itu merupakan hak mereka dan tidak bisa disalahkan.
Sebab, masyarakat bebas beropini, dan bertanggung jawab dengan pernyataannya.
Ia mengaku pernah didatangi pengacara, untuk memperkarakan sebuah kritikan.
Namun, menurutnya hal tersebut tidak perlu untuk dituntut. Karena pemerintah dan masyarakat bukan untuk bermusuh-musuhan.
Baca juga: Lazim Diberikan Jelang Hari Raya, Hampers & Parsel Lebaran Apakah Termasuk Gratifikasi? Ini Kata KPK
Justru menjadikannya sebagai proses untuk menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari.
Sulkarnain menilai apa yang menjadi kritikan masyarakat memang perlu untuk dibenahi.
Ia bahkan mengakui bila pelayanan publik di Kota Kendari masih harus ditingkatkan.
"Memang banyak kok yang perlu kita benahi, pelayanan publik kita masih harus terus ditingkatkan lagi," jelasnya.
Meskipun telah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi, tetapi pelayanan publik masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, masukan dan kritikan dari masyarakat ia anggap sebagai obat, vitamin atau penguat.
"Memang saat telannya agak pahit, tapi insyaAllah menguatkan, mendewasakan, dan bermanfaat buat kita," ujarnya.
Sulkarnain mengatakan konsep pemerintahan zaman dulu berbeda dengan pemerintahan saat ini.
Sehingga, apapun kritikan dan masukan bahkan cacian dari masyarakat, pihaknya akan tetap bekerja dengan semaksimal dan sebaik mungkin melayani.
"Kita sudah memilih konsep demokrasi, jadi pemerintah itu melayani. Makanya butuh kesiapan mental," tambahnya. (*)