Ramadan 2021 di Kendari
5 Amalan Sunah yang Baik Dikerjakan saat Buka Puasa, Berikut 2 Doa Batalkan Saum Sesuai Ajaran Nabi
Di bulan yang penuh berkah ini umat Islam menunaikan berbagai amalan sunah untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini amalan sunah saat batalkan saum serta doa berbuka puasa yang benar.
Kamis, 15 April 2021 menjadi hari ketiga umat Islam menjalani ibadah puasa bulan Ramadan.
Di bulan yang penuh berkah ini umat Islam menunaikan berbagai amalan sunah untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya.
Di antaranya amalan sunah yang dapat dikerjakan umat Islam adalah saat berbuka puasa.
Dilansir dari TribunStyle.com, berikut 5 amalan sunah saat berbuka puasa Ramadan
1. Menyegerakan berbuka
Menyegerakan berbuka ketika azan Magrib sudah berkumandang adalah amalan sunah yang dianjurkan.
Meski seseorang dapat bertahan tanpa makan dan menunda berbuka, maka sejatinya ia akan kehilangan keberkahan pahala dari mengawalkan waktu berbuka puasa.
Sunah menyegerakan berbuka sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Sahl bin Sa‘ad, bahwa Nabi Muhammad bersabda,
"Orang akan selalu baik (sehat) apabila ia menyegerakan berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)
2. Berbuka dengan yang manis
Nabi Muhammad SAW menyukai berbuka dengan kurma basah (ruthab).
"Driwayatkan Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan kurma basah (ruthab) sebelum menunaikan salat.
Jika tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering (tamr). Jika kurma basah dan kering tidak ada, Nabi berbuka dengan seteguk air." (HR. Abu Dawud).
Selain kurma, menu berbuka yang disunahkan lainnya adalah susu, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan makan dan minum selain susu.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Jika tidak ada kurma atau susu, makanan-makanan manis lainnya dapat menjadi pengganti.
Meskipun demikian, kandungan gula yang terdapat pada hidangan berbuka juga perlu diperhatikan.
3. Memanjatkan doa saat buka
Momen berbuka puasa adalah waktu doa yang mustajab.
Karenanya, disunahkan bagi seorang muslim untuk memanfaatkan waktu tersebut untuk berdoa baik untuk urusan dunianya maupun akhirat.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak. Pertama, pemimpin yang adil. Kedua, orang yang berpuasa ketika dia berbuka. Ketiga, doa orang yang terzalimi." (HR.Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
4. Tidak berlebihan
Puasa sendiri adalah menahan nafsu, untuk itu, saat berbuka juga perlu untuk tidak berlebih-lebihan.
Dalil larangan untuk makan terlalu kenyang didasari dari firman Allah SWT dalam surah Al Araf : 31,
"Makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sungguh Allah SWT tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
Makan berlebihan ketika berbuka bisa jadi menjadikan tubuh lemas, begah, susah berdiri sehingga memantik rasa malas untuk menegakkan salat Magrib, Isya, hingga Tarawih.
5. Memberi makan orang lain untuk berbuka
Momen buka puasa menjadi momen bahagia bagi seorang muslim, akan lebih bahagia lagi jika seorang muslim memberi buka untuk orang lain.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Betapa melimpahnya kebaikan seseorang yang didapatkan jika membagikan berbuka puasa kepada beberapa orang.
Simak berikut doa berbuka puasa sesuai dengan ajaran nabi Muhammad SAW.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan doa berbuka puasa yang dapat digunakan umat Islam sesuai dengan ajaran Nabi SAW.
Merujuk pada hadis yang disampaikan Abu Daud, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan doa berbuka puasa.
- Doa buka puasa pertama, merujuk pada pernyataan Abu Daud Nomor Hadis 2357
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"
Artinya :
"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."
- Doa buka puasa kedua, merujuk pada pernyataan Abu Daud Nomor Hadis 2358
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
"Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-i ‘Uruuqu wa Tsabata-i Ajru, Insya Allah"
Artinya :
"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)"
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika doa buka puasa pertama diperselisihkan oleh sebagian ulama, ada yang menilai hadis tersebut adalah hadis dhaif, ada juga yang menyatakan sahih.
Sedangkan doa buka puasa yang kedua adalah sahih dan tidak ada yang diperselisihkan.
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan untuk lebih mengutamakan doa puasa yang kedua, meski tidak menyalahkan doa buka puasa yang pertama.
Lantaran memang ada sandaran hadis meskipun statusnya lebih lemah dari doa buka puasa kedua. (*)