Pernikahan Viral

Viral Mahar Kekinian, Bitcoin Rp1,6 Miliar, 3 Keping Logam Mulia, 1 Stel Emas, Wanita Sulsel Dilamar

Lagi viral mahar kekinian bitcoin Rp1,6 miliar, 3 keping Logam Mulia, dan 1 stel emas wanita asal Sulsel.

Editor: Aqsa
handover
Lagi viral mahar kekinian, bitcoin Rp1,6 miliar, 3 keping logam mulia, dan 1 stel emas, wanita Sulsel dilamar. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Lagi viral mahar kekinian bitcoin Rp1,6 miliar, 3 keping Logam Mulia, dan 1 stel emas wanita asal Sulsel dilamar.

Wanita asal Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yang dilamar dengan mata uang kripto senilai Rp1,6 miliar tersebut sedang menjadi perbincangan di media sosial.

Bitcoin adalah mata uang digital cryptocurrency global yang dikenal juga dengan uang virtual ataupun aset Kripto dan belakangan ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Harga bitcoin pada pukul 10.00 WIB hari ini berada di harga 60.373 dolar AS atau sekitar Rp 875,40 juta (kurs Rp 14.500).

Proses lamaran gadis Bulukumba dengan uang panaik bitcoin tersebut diunggah akun Facebook Mismaya Alkhaerat pada 6 April 2021 lalu.

Mismaya menjadi MC dalam acara lamaran tersebut.

"Nge MC ...
Acara Mappetu Ada ..
Uang panik 2 Bitcoin senilai 1,6 miliar
mahar 3 keping logam mulia dan 1 stel Emas dan seperangkat alat sholat ..
Inimi kayax ... Uang panaik kekinian .. saat bit Coin mencuat btw .. mauta mi juga
Note; mempelai perempuan dari Bulukumba
Lokasi ; Dapur Mama jl. Bonto mene," tulisnya.

Lagi viral mahar kekinian bitcoin Rp1,6 miliar, 3 keping Logam Mulia, dan 1 stel emas wanita asal Sulsel dilamar, yang diunggah akun Facebook Mismaya Alkhaerat.
Lagi viral mahar kekinian bitcoin Rp1,6 miliar, 3 keping Logam Mulia, dan 1 stel emas wanita asal Sulsel dilamar, yang diunggah akun Facebook Mismaya Alkhaerat. (Akun Facebook Mismaya Alkhaerat)

Harga Bitcoin

Mata uang digital Bitcoin belakangan ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Banyak yang tertarik untuk memilikinya.

Namun banyak juga yang belum mengerti apa itu bitcoin.

Semakin banyak orang yang tertarik untuk mengetahui dan mendapatkan Bitcoin, karena nilai tukarnya yang dikabarkan semakin tinggi.

Harga bitcoin hari ini, Minggu (11/4/2021), dikutip dari Kompas.com, kembali menyentuh level 60.000 dollar AS per keping.

Dikutip dari CoinDesk, harga bitcoin pada pukul 10.00 WIB berada di harga 60.373 dolar AS atau sekitar Rp 875,40 juta (kurs Rp 14.500).

Harga mata uang kripto tersebut menguat 2,31 persen bila dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.

Bahkan dalam 24 jam terakhir, bitcoin kembali menyentuh level 61.065 dollar AS per keping atau Rp 885,44 juta.

Sejak awal tahun, harga bitcoin telah menguat hingga 107,26 persen.

Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga bitcoin telah menguat lebih dari 700 persen.

Menguatnya harga bitcoin salah satunya didorong oleh faktor kian banyak investor institusi yang menggunakan aset kripto sebagai pilihan investasi.

Di sisi lain, banyak pula perusahaan global yang meneripa mata uang kripto tersebut sebagai alat pembayaran.

Perusahaan produsen kendaraan elektronik, Tesla, telah lebih dahulu melakukan investasi mata uang kripto sebesar 1 miliar dollar AS dalam bentuk bitcoin.

Perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk tersebut juga mulai menerima bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran untuk membeli mobil yang mereka produksi.

Selain itu, Morgan Stanley juga mulai mengizinkan beberapa klien terkaya mereka untuk menambahkan token kripto dalam portofolio investasi mereka.

Di sisi lain, beberapa perusahaan penyedia jasa pembayaran seperti Mastercard dan PayPal mulai mengambil langkah untuk menggunakan bitcoin dalam ekosistem pembayaran mereka.

Apa itu Bitcoin?

Melansir BBC, Jumat (5/2/2021), Bitcoin, sering kali digambarkan sebagai cryptocurrency, mata uang virtual atau mata uang digital, dan merupakan jenis uang yang sepenuhnya virtual.

Secara sederhana, Bitcoin bisa dibayangkan seperti versi digital dari uang tunai. Pemilik Bitcoin dapat menggunakan mata uang digital itu sebagai alat pembayaran untuk membeli produk atau membayar jasa.

Penemu Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto, yang diketahui meluncurkan mata uang digital tersebut pertama kali ke internet pada 2009.

Akan tetapi, identitas asli Nakamoto masih belum dapat dipastikan karena nama tersebut ternyata merupakan nama alias. Ada beberapa orang yang mengklaim sebagai pemilik nama samaran itu.

Sejauh ini, sudah ada beberapa layanan yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran, salah satunya PayPal. Bitcoin bahkan juga bisa digunakan untuk membeli mobil buatan Tesla Inc.

Bitcoin menjadi berharga karena orang-orang bersedia menukarnya dengan barang atau jasa nyata, dan bahkan rela menukarnya dengan uang tunai.

Cara Kerja Bitcoin

Setiap 'keping' Bitcoin pada dasarnya adalah file komputer yang disimpan dalam aplikasi 'dompet digital' di smartphone atau komputer.

Para pemilik Bitcoin bertransaksi dengan cara mengirimkan (satu atau sebagian) uang digital tersebut melalui dompet digital.

Lalu, setiap transaksi Bitcoin dicatat dalam daftar publik yang disebut blockchain.

Hal ini memungkinkan pelacakan riwayat Bitcoin, sehingga mencegah seseorang membelanjakan koin yang tidak mereka miliki, membuat salinan (copy) Bitcoin, atau membatalkan transaksi.

Ada tiga cara utama, yang bisa dilakukan seseorang untuk mendapatkan Bitcoin, yaitu:

Membeli Bitcoin menggunakan uang 'nyata'.

Menjual barang dan menerima pembayaran dengan Bitcoin.

Menambang Bitcoin dengan menggunakan komputer.

Menambang Bitcoin

Istilah 'menambang' erat kaitannya dengan cara seseorang mendapatkan Bitcoin.

Pada dasarnya, kegiatan ini hanyalah gambaran sederhana dari proses komputer untuk mendapatkan Bitcoin, yang diibaratkan seperti menambang emas.

Agar sistem Bitcoin berfungsi, orang-orang dapat memerintahkan komputer mereka untuk memproses transaksi bagi semua orang.

Komputer diatur sedemikian rupa, agar dapat melakukan proses perhitungan yang sangat rumit.

Dari situ, pemilik komputer mendapat imbalan berupa Bitcoin.

Karena proses perhitungan tersebut sangat rumit, maka dibutuhkan komputer yang kuat untuk mendapatkan Bitcoin.

Hal inilah yang kemudian disebut sebagai 'menambang'.

Akan tetapi, sistem Bitcoin telah diatur sedemikian rupa, sehingga proses perhitungan yang diperlukan untuk mendapatkan Bitcoin menjadi semakin sulit seiring berjalannya waktu.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terlalu banyak Bitcoin yang dihasilkan, dan akhirnya beredar.

Jika seseorang mulai menambang sekarang, mungkin butuh bertahun-tahun sebelum akhirnya mendapatkan satu keping Bitcoin.

Di sisi lain, dibutuhkan banyak uang untuk membayar listrik dan merakit komputer yang cukup kuat agar bisa digunakan untuk menambang Bitcoin.

Tren Bitcoin di Indonesia

Pemerhati keamanan siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang mengatakan, tren menambang Bitcoin sebetulnya sudah berkembang di kalangan pemerhati teknologi Indonesia, sejak medio 2011-2012.

"Tapi sudah pada dijualin jaman dulu, karena waktu itu udah seneng bisa dijual di harga-harga sebiji Rp 100 ribu," kata Yerry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Yerry mengatakan, dari segi keamanan, penambangan Bitcoin tidak ada masalah. Menurut dia, masalah yang harus dihadapi saat akan menambang Bitcoin adalah harus memiliki modal finansial yang kuat.

"Karena kalau sekarang nambang BTC (Bitcoin) enggak bisa pakai komputer lagi atau GPU (Graphics Processing Unit) tapi mesti mesin sendiri yang namanya ASIC (application-specific integrated circuit) yang umumnya dibuat di China," ujar Yerry.

Akan tetapi, dia menyebut, masyarakat awam saat ini kemungkinan hanya bisa membeli Bitcoin dan tidak akan bisa menambang.

Saat ini, tingkat kesulitan menambang Bitcoin sudah sangat tinggi, terlebih alat dan listrik yang dipakai untuk menambang juga sangat mahal.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com.

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved