Apa Itu Gajah Mina, Disebut Bangkai Monster Laut Terdampar di Perairan Natuna? Ini Fakta Sebenarnya
Apa itu Gajah Mina, disebut bangkai monster laut terdampar di Perairan Natuna? Ini fakta sebenarnya.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Apa itu Gajah Mina, disebut bangkai monster laut terdampar di Perairan Natuna? Ini fakta sebenarnya.
Warganet sebelumnya dihebohkan video viral bangkai hewan misterius mengapung di lautan yang disebut-sebut mirip hewan mitologi Gajah Mina.
Video viral tersebut beredar sejak akhir pekan lalu.
Lantas apa itu Gajah Mina yang disebut-sebut bangkai monster laut pada video yang viral tersebut?
Gajah Mina adalah cryptid laut yang banyak ditemukan di kepulauan Indonesia.
Namun, terkait kemunculan bangkai hewan misterius yang mengapung di Laut Natuna tersebut, peneliti mengungkap fakta sebenarnya.
Peneliti mamalia laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), menyebut hewan tersebut bukan Gajah Mina melainkan seekor paus baleen (Mysticety).
Sebelumnya, warga setempat menduga bangkai monster laut yang mengapung di Perairan Natuna tersebut adalah Gajah Mina.
Monster laut mirip gajah sepanjang 12 meter tersebut ditemukan di Perairan Laut Natuna Utara, Riau.
Dikutip dari www.tribunnewswiki.com, peneliti mamalia laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), memastikan mahluk tersebut seekor paus baleen.
Paus baleen memiliki rahang bawah terpisah dan berbentuk dua bagian menyerupai gading pada gajah.
Fakta sebenarnya, bangkai monster laut yang mengapung di Laut Natuna tersebut adalah paus baleen bukan hewan mitologi Gajah Mina.

Mitologi Gajah Mina
Gajah Mina adalah cryptid laut yang banyak ditemukan di kepulauan Indonesia.
Tubuh Gajah Mina merupakan perpaduan antara gajah dan ikan.
Cryptid dikenal luas oleh pelaut Melayu dan orang Indonesia.
Namanya berarti “ikan gajah”, dan jangan disamakan dengan Gajah Laut, yang berarti “anjing laut”.
Dalam budaya Hindu Bali, Gajah Mina merupakan salah satu dari 7 hewan mitologi (Makara).
Bentuk ikan berkepala gajah sering dilukis atau diukir menjadi candi (candi) sebagai ornamen.
Karena banyaknya candi purbakala yang memiliki ornamen Gajah Mina di dalamnya, tampaknya Gajah Mina sudah dikenal sejak jaman dahulu.
Terkait sosok hewan Gajah Mina dijelaskan lebih lanjut dalam Lontar Yama Tattwa oleh Wangsa Wesia yakni salah satu naskah tradisional Bali yang berisikan tentang upacara agama Hindu dalam hal ini adalah ngaben.
Gajah Mina adalah salah satu dari tujuh makhluk mitologi dalam kepercayaan umat Hindu yang dikenal dengan sebutan 'makara'.
Makhluk ini kerap muncul dalam ukiran candi atau arsiteksur pura.
Palinggih Gajah Mina adalah simbol kekuatan yang luar biasa dan mahadahsyat dari Raja Lautan yakni Dewa Baruna.
Makhluk ini dikatikan dengan cerita penyelamatan dunia oleh Matsya atau Avatara Wisnu dengan wujud ikan berkepala gajah.
Deskripsi Gajah Mina berasal dari sesepuh desa pesisir.
Para tetua mengatakan bahwa makhluk itu berukuran sebesar ikan paus, memiliki belalai seperti gajah, bulu di tubuhnya, sepasang gading, dan dalam beberapa kasus, telinga yang lebar.
Jika seekor Gajah Mina ditemukan mati di pantai, biasanya penduduk desa datang untuk mengambil bagian tubuhnya, seperti bongkahan bulu, gading, atau tulangnya.
Gajah Mina dipercaya hidup di perairan dalam, sehingga penampakannya terbilang langka.
Kepala Museum Sri Serindit Natuna Zaharudin mengatakan panjang Gajah Mina bisa mencapai 20 meter.
Disebut “gajah” (gajah) karena memiliki gading dan belalai.
Dikatakannya, Gajah Mina adalah hewan bergading, dengan kulit yang tidak seperti ikan.
Kulitnya memiliki bulu yang lembut, jadi bukan ikan paus.
Zaharudin juga mengatakan, para nelayan takut bertemu makhluk ini di laut.
Banyak nelayan yang mengaitkan Gajah Mina dengan nasib buruk.
Tentang Paus Baleen
Peneliti mamalia laut dari LIPI Sekar Mira mengatakan, sebenarnya bangkai hewan yang ada dalam video itu merupakan bangkai paus baleen.
"Sebenarnya yang di video itu adalah jenis paus baleen, yaitu golongan mysticety, paus yang tidak bergigi," kata Mira saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2021).
Menurutnya, paus baleen adalah satwa yang umum dijumpai di perairan Indonesia, apalagi di daerah-daerah yang bersisian dengan laut dalam.
Dia menyebut, salah satu ciri khas dari paus baleen adalah pada pertulangan rahang bawahnya, yakni tidak ada tulang penyambung antara rahang kanan dan kiri.
"Memang pertulangan rahang bawahnya tidak memiliki tulang penyambung antara rahang kanan dan kiri. Sehingga ketika terekspose, akan terlihat seperti sepasang gading," kata Mira.
Mengutip Smithsonian Magazine, 1 September 2017, baleen adalah organ yang diandalkan jenis paus tanpa gigi ini untuk menyaring makanan dari laut.
Baleen adalah ratusan pelat fleksibel, yang terbuat dari protein struktural keratin, dan tumbuh ke bawah dari rahang atas paus, serta berbaris seperti tirai.
Para peneliti memperkirakan, struktur mulut yang unik itu berevolusi secara bertahap sekitar 30 juta tahun yang lalu, ketika lautan penuh dengan paus bergigi yang bersaing untuk mendapatkan makanan yang terbatas.
Mengutip Kartu Identifikasi Cetacea untuk Samudera Hindia yang diterbitkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), jenis paus baleen terdiri dari beberapa spesies, yaitu:
Paus kanan selatan (Eubalaena australis)
Paus kanan pygmy (Caperea marginata)
Paus biru (Balaenoptera musculus)
Paus sirip (Balaenoptera physalus)
Paus sei (Balaenoptera borealis)
Paus bryde (Balaenoptera edeni/brydei complex)
Paus omura (Balaenoptera omurai)
Paus minke (Balaenoptera acutorostrata)
Paus minke antartika (Balaenoptera bonaerensis)
Paus bungkuk (Megaptera novaeangliae).(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dan Kompas.com
Ikuti Berita hewan Gajah Mina di TribunnewsSultra.com