Perpeloncoan Mahasiswa UHO
KLARIFIKASI Panitia Aksi Perpeloncoan Mahasiswa UHO, Sudah ke Polisi, Akui Lalai Karena Siang Hari
Perpeloncoan itu dilakukan di Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Minggu (28/2/2021).
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Fadli Aksar
Melalui kegiatan LDK, Ilon berharap para mahasiswa bisa mempunyai mental, karakter dan hubungan emosional yang kuat.
"Bukan seperti yang beredar di publik yang menghakimi kegiatan kami sebagai kegiatan anarkis dan penuh kekerasan," ucapnya.
Sebelumnya, aksi perpeloncoan diduga dilakukan puluhan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) viral di media sosial.
Aksi dugaan kekerasan terhadap mahasiswa angkatan 2020, Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO dilakukan di Pantai Nambo, Kota Kendari.
Dalam video berdurasi 1 menit 48 detik yang beredar, tampak sejumlah mahasiswa berbaring di atas pasir di bawah terik matahari sambil dipukuli suatu benda.
Sejumlah mahasiswa tanpa busana, dari rekaman video terdengar rintihan kesakitan diiringi pukulan benda dari sejumlah orang.
Bahkan, warga yang diperkirakan orangtua dari mahasiswa, pun terdengar memprotes aksi dugaan penyiksaan tersebut.
"Kalau dia pingsan anakku saya bunuh kalian," katanya.
Sejumlah pengunjung pantai kesal dengan peristiwa itu.
Respon Rektorat
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UHO, Nur Arafah membenarkan peristiwa itu.
Nur Arafah mengatakan, kegiatan merupakan agenda mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Ekonomi.
Namun, pihak universitas tidak pernah mengeluarkan izin tertulis terhadap kegiatan seperti itu.
"Itu inisiatif mahasiswa sendiri, kami tidak membernarkan kegiatan perpeloncoan," kata Warek IIi di gedung Rektorat UHO, Selasa (2/3/2021).

Nur Arafah menegaskan, kegiatan perpeloncoan itu bukan bagian dari aktivitas akademik.