Rumah Kakek Tanggo di Konawe Tak Kunjung Diperbaiki, Pemerintah Sebut Belum Punya Anggaran
Kondisi kakek Tanggo (65) yang hidup bersama istrinya, Jeni (20) di rumah tak layak huni tidak mendapat perhatian serius pemerintah setempat.
Penulis: Arman Tosepu | Editor: Laode Ari
Sementara dibagian dapur rumah yang berukuran 5x5 meter itu kondisinya juga lebih memperihatinkan.
Karena hampir semua dinding papan rumah telah jatuh karena lapuk.
Untuk makan sehari-hari, Tanggo mengandalkan hasil panen sawahnya yang berukuran 20 are atau 2 ribu meter persegi.
Hasil mengolah sawah, hanya cukup untuk makan sehari-hari bersama istrinya.
Tanggo mengaku, hingga saat ini rumahnya belum pernah tersentuh bantuan pemerintah.
Di usia senja, Tanggo kerap mengalami sakit perut, untungnya ada Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi istrinya belum memiliki kartu semacam itu.
Bantuan Dari Desa Lain
Tanggo menuturkan, baru menerima bantuan sosial tunai senilai Rp300 ribu pada 2021 ini.
"Tiga ratus, diterima di kantor pos," katanya.
Bantuan itu pun, diperoleh atas usulan pemerintah Kelurahan Palarahi, Kecamatan Wawotobi, tetangga Desa Ulu Lamokuni.
Desa Ulu Lamokuni adalah sebuah desa di Kecamatan Anggotoa yang belum bisa menerima kucuran alokasi dana desa (ADD).
Pasalnya, Desa Ulu Lamokuni hingga saat ini belum memiliki nomor registrasi dari pemerintah pusat.
Idap Sindrom Autisme
Istri Tanggo, Jeni mengidap sindrom autisme, membuat sulit untuk berkomunikasi.
Tanggo sendiri mengaku, perkawinannya dengan Jeni merupakan yang ketiga kalinya.
Istri pertamanya, ia dikaruniai dua orang anak.
Seorang putranya bekerja di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Putrinya ikut suami di Kelurahan Hopa-Hopa, Kecamatan Wawotobi.
Tanggo berharap, rumahnya tersentuh bantuan bedah rumah agar tidak basah saat hujan turun.(*)
Laporan wartawan TribunnewsSultra.com : Arman Tosepu